Chapter 5 : Sial ❌

1.8K 9 1
                                    

[ Yang di atas itu jadi penyemangat kalian aja, biar bacanya sambil membayangkan ditatap senyum oleh Mark ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Yang di atas itu jadi penyemangat kalian aja, biar bacanya sambil membayangkan ditatap senyum oleh Mark ]

***

"Bukan selera gue!" Batin mark tersenyum miring ketika ia berhasil meloloskan diri dari mbak-mbak receptionist itu.

Mengendarai motornya dengan santai menyusuri jalan raya yang di penuhi berbagai kenderaan lainnya, mark melihat sekeliling menarik nafas panjang "Gini banget hidup gue!bosen!" Kembali mengatur tarikan gas yang akan ia tempuh.

Kriiinggg..kringgg..kringgs handpone di saku celananya berdenging kencang membuat mark memelankan motornya mengambil hp untuk melihat manusia siapa yang menelfonnya.

"Ni orang tua kok tumben banget nelfon!" terkejut melihat nama Mom di layar handponenya yang tengah memanggil dan menunggu jawaban.

"Apaaa???" Sahut mark malas.

"Mark, Sorry mom just told you now."

"Jan sok english deh kagak paham gue!"

"Sorry, Mom cuma wants to tell your little brother is going to Indonesia besok."

"Ya ileeh, di rusia jadi budeg apa ni orang tua, gue udah bilang jan sok english !" Mark mengeluarkan suara serak malasnya dengan sedikit keras.

"Riqey akan ke indonesia besok, you remember your little brother riqey right?"

"Ok!" Titt Mark memutuskan panggilan itu lalu beberapa saat senyum lebar dengan mata berbinar-binar muncul di wajah mark.

Mark sesaat kembali mengenang masa kecil bersama adiknya yang sangat ia sayangi, mereka selalu bermain playstation saat kedua orangtuanya beradu mulut, terkadang mereka kabur bersama pergi menaiki bukit yang berjarak cukup jauh dari rumah agar menghindari suara teriakan dari kedua orangtuannya, yang lebih parah mereka sempat kabur selama 10 hari pergi ke tempat penampungan anak.

Kringg..kringgs Suara dering hp yang sedari tadi sudah di tangan mark, memecahkan lamunan masa kecilnya.
"Hallo, apa fab?"

"Sudah deketkan beybii ku? Aku sudah nunggu dari tadi loh."

"Ho.ooh" mark lebih sumringah karna baru saja menerima telfon dari fabiola yang tentunya fabiola wanita yang sangup membuatnya menelan ludah mengingat jepitan V*gina itu.

***

Baru saja masuk kedalam kamar, fabiola menyambut kedatangan mark dengan melompat kedalam pelukan dada atletis itu, tentunya mark menghargai sambutan itu dengan sedikit kecupan di put*ing payudara fabiola.

The ReaL FucKBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang