Chapter 2 : Home 🏘

2.2K 18 9
                                    

Mark memutuskan duduk di kursi meja belajar untuk mengecek jadwal perfromnya disela-sela  menunggu Odi, ia belum lama ini menyetujui kontrak untuk menyanyi di sebuah caffe bernama -TheLights- dan mendapat bayaran 1,2juta setiap perfrom.

"Wah besok hari minggu jadwal manggung gue ni, lumayan deh biar bisa gait cewek lagi!" Gumam mark sembari melepas catatan kecil berisi jadwal perform yang selalu ia bawah agar menolak lupa.

"Njirrr lama banget si odi, gue udah haredang pengen ngerokok!" Pekik mark gelisah, lalu memutuskan untuk menyalahkan televisi miliknya yang berukuran sedang dan mencari siaran bernuansa Anime.

***

Tok-tokk-tokk "Lama banget si, buka pintu doang! pegel ni tangan gue ngetok!" Ucap odi ketika mark dengan tampang yang terlihat berantakan muncul di depan pintu.

"Bacod, mana cepett korekkk gue?!" Membalikan telapak tangan kirinya di depan wajah odi.

"Nyahhh"

Clak suara korek yang renyah itu di ikuti dengan api yang membakar ujung rokok milik mark.

Fuuuuhhhhh "Akhirnyaaa." Mark mengembuskan gumpalan asap itu di depan wajah odi yang bahkan belum ia berikan ruang untuk masuk.

"Gue boleh masuk kagak ni?!"

"Hoh, masukk, anggep aja rumah gue, Ok?!"

"Jiiihh ngelawak, haha kagak lucu bangsat!"

"Bagi 1 batang dong!" Lanjut Odi ketika ia berhasil melirik rokok milik mark di atas meja belajarnya.

"Hoh, 1 aja ya!" Mark memastikan karna odi suka membawa rokoknya yang berharga 200ribu perbungkus itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoh, 1 aja ya!" Mark memastikan karna odi suka membawa rokoknya yang berharga 200ribu perbungkus itu.

"Yaelah, Parliament doang! Songong lu!"

"Punya lu apa?"

"Gue dong, Gudang Garam! Hahaha !"

***

"Senin kita ada ujian matematika ni, ahh gue sebel banget pelajaran itu!" Gerutu Odi ketika ia berhasil menyalahkan sebatang rokok milik mark dan duduk di tempat tidurnya.

"Lahh bodoamat, gue mah yang penting lulus aja soal nilai mah mau jelek ngak apa-apa mau bagus juga syukur, yang terpenting gue Ganteng!" Jawab mark bersandar di dinding sambil terus menghisap rokoknya.

"Laaahh iya lu mah bisa aja jadi penyanyi terkenal atau model, nah gue? Haha  muka gue pas-pasan njirrr!"

"Yailee, lu ganteng tau, lu aja yang goblok kagak bisa pergunakan kegantengan lu, kayak gue dong, haha." Mark tertawa terbahak-bahak mengobrol dengan teman karibnya itu membuat ia seperti tidak memiliki beban pikiran.

The ReaL FucKBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang