Memory

4.4K 531 63
                                    

"Zhan!"

Wanita dengan aura keibuan itu memandang cemas pada putra tertuanya, hidungnya telah di hiasi cairan merah kental yang keluar dari sana. Wanita itu tak lain adalah ibu Xiao Zhan sendiri.

"Apa kepala mu sakit lagi sayang?" Suara itu begitu lembut, Xiao Zhan muda hanya mengangguk lemah, tidak ingin menyembunyikan apapun yang malah akan membuat ibunya semakin khawatir.

"Kita masuk saja yah? Yibo akan pulang sebentar lagi kau bisa menunggunya di dalam."

Xiao Zhan muda hanya mengangguk dengan senyuman lemahnya, mengikuti sang ibu yang menuntunnya masuk ke dalam rumah.

Yibo, adik kecilnya belum pulang dari sekolah dasar, dia begitu khawatir jika memikirkan anak pemalu itu, apakah adiknya akan baik-baik saja di sekolah? Beberapa hari sebelumnya dia menemukan beberapa plaster luka pada pipi dan juga lutut sang adik, dia mengenal betul adiknya bukanlah anak yang ceroboh hingga membuat luka itu sendiri, tapi tubuhnya yang lemah malah membuatnya tidak mampu melindunginya sebagai kakak.

.
.
.
.
.
.

Yibo kecil sedang menemani sang kakak di kamar rawat nya, kali ini entah kesekian kalinya Xiao Zhan masuk ke rumah sakit sebagai pasien, dan kali ini dia tinggal lebih lama dari sebelumnya.

Xiao Zhan hanya duduk bersandar di atas kasurnya dan adiknya sedang memainkan sebuah biola untuknya.

"Kau akan masuk Sekolah menengah pertama kan Yibo? Apa ada sekolah yang ingin kau tuju?"

Yibo menghentikan permainannya, meletakkan biola pemberian sang kakak di atas sebuah meja laci.

Yibo mendudukkan dirinya di sisi kasur Xiao Zhan dan menunduk, sedikit ragu sebelum akhirnya membuka suaranya. "Aku memikirkan akan home schooling seperti Gege."

Mendengar itu Xiao Zhan lantas terkejut, "kenapa? Sekolah normal lebih menyenangkan kau akan punya banyak sekali teman. Aku juga, jika keluar dari rumah sakit akan meminta di masukkan sekolah biasa."

Wajah Yibo sedikit mendung, dia tidak suka sekolah, terlalu bising, terlalu banyak orang-orang yang akan mengganggunya, mereka tidak akan mengerti ketidak nyamanannya, dia hanya ingin berada di sisi Gegenya. Tapi dia sama sekali tidak mengatakan apapun dan hanya terdiam.

"Apa sekolah tidak menyenangkan untukmu?"

Hening lagi, Yibo semakin menundukkan kepalanya. Xiao Zhan mengerti, adiknya sedikit tertutup, dia hanya akan berbicara jika ingin dan melakukan sesuatu jika mau, bersyukur dia begitu mendengarkan dirinya sebagai kakak dan tidak terlalu bersikap dingin, bahkan terkadang terlihat lucu dan manis.

"Baiklah aku mengerti jika ti-" Perkataan Xiao Zhan terhenti, dia tersedak dan batuk dengan cukup keras hingga rasanya terdengar menyakitkan.

Yibo tentu saja panik, anak itu langsung menekan tombol darurat di sisi tempat tidur memanggil para dokter.

Xiao Zhan terus terbatuk dengan darah yang keluar dari mulut, rasa pening dan pusing itu langsung melandanya, hal terakhir yang dia lihat sebelum pandangannya menggelap adalah Yibo yang panik dengan para dokter yang perlahan masuk ke dalam kamar rawat nya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Xiao Zhan dan Yibo duduk di atas kasur mereka di dalam kamar, keduanya saling memeluk satu sama lain berusaha melindungi diri dari suara tak mengenakkan yang terdengar dari balik pintu kamar malam itu.

"Apa kau mengerti yang kau lakukan itu gila?! Mereka tidak akan melepaskanmu!" Suara ayah mereka terdengar keras dan begitu marah.

My Fucking Sexy Brother [YIZHAN Vers]{TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang