Thunder

5.3K 582 91
                                    

Xiao Zhan menghela napas lelahnya, meregangkan otot bahunya yang kamu karena terlalu lama di depan komputernya.

Di liriknya jam tangan rolex di tangan kirinya dan nampaknya sudah waktunya dia pulang ke rumah.

Dan benar saja, Huaisang masuk kedalam ruangannya beberapa saat kemudian, dan mereka keluar dari gedung kantor itu bersama.

"Tumben kau tenang sekali hari ini, ada apa?" Huaisang bertanya sambil meminum segelas coffie latte dingin miliknya, mereka berada di cafe sekitar kantor menunggu jemputan masing-masing.

Hujan tiba-tiba saja turun dan Huaisang berinisiatif mengajak Xiao Zhan berteduh sambil 'mengintrogasi' sahabatnya itu.

Sedangkan yang di tanya hanya menggeleng singkat dengan senyum yang berusaha di angkatnya.

"Tidak, aku Baik."

Mendengar itu lantas Huaisang menatap Xiao Zhan penuh selidik, "kita berteman bukan sehari dua hari Zhan, aku mengenalmu seperti buku yang terbuka. Jadi, katakan saja apa yang mengganggumu."

Xiao Zhan tau, pada akhirnya sahabatnya itu akan menanyakan keadaannya, padahal dia sudah berusaha tidak terlihat sedih atau pun stress karena masalah ini, namun nampaknya, segala usahanya terlihat 'baik-baik' saja itu percuma saja.

Dengan helaan napas berat Xiao Zhan mulai menceritakan yang terjadi beberapa hari lalu.

.
.
.
.
.
.
.

Flashback

.
.
.
.
.

Xiao Zhan menatap heran pada sang adik yang nampak gelisah dalam tidurnya.

Sejak kepulangan mereka dari berlibur adiknya mengalami mimpi buruk dan sepertinya mimpi itu semakin memburuk setiap harinya.

Namun yang membuat Xiao Zhan cemas adalah tubuh Yibo akan berkeringat sangat banyak namun suhu tubuhnya cukup dingin dalam tidurnya dan dia akan sedikit meracau dengan meremas selimut atau bahkan bantal yang berhasil dia jangkau.

Awalnya Xiao Zhan mengira itu hanyalah sebuah mimpi buruk belaka, namun melihat dampak yang adiknya dapatkan membuatnya khawatir.

Yibo akan selalu terbangun dalam keadaan terkejut seolah-olah baru saja keluar dari dasar danau dalam, pandangannya akan sangat kosong dan dingin benar-benar tidak dapat Xiao Zhan kenali sama sekali.

Dan ketika dia bertanya pun Yibo tidak menjawab dan pergi entah kemana padahal waktu menunjukan pukul 3 dini hari.

Xiao Zhan awal mulanya berusaha memahami karakter baru adiknya, dia memang merasa telah dekat dengan Yibo jika itu urusan ranjang, namun jika menyangkut pribadi, Xiao Zhan sama sekali tidak lagi mengenali sosok Yibo.

Dan puncak masalah itu terjadi saat Yibo tiba-tiba saja datang dan menyatakan perasaannya dengan membabi buta kepada Xiao Zhan malam itu.

"Tenangkan dirimu!" Xiao Zhan membentak Yibo setelah berhasil melepaskan terkaman maut adiknya itu, ciuman tadi bukanlah ciuman yang dapat dia nikmati, dia tidak suka.

Yibo hanya terdiam dengan bahu dan juga dada yang naik turun karena menarik napas terlalu cepat.

Keheningan itu menyeruak, Xiao Zhan mendadak merasa canggung dan juga gugup, apalagi di pandang dengan tatapan yang sulit di artikan oleh adik tampannya.

Dan tak lama setelah itu suara kekehan Yibo terdengar mengundang kernyitan bingung di wajah Xiao Zhan.

"Lagi dan lagi, aku tau kau hanya akan seperti itu lagi dan lagi Zhan."

My Fucking Sexy Brother [YIZHAN Vers]{TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang