Rafina | 1

80.7K 770 0
                                    

Hai, cerita ini tidak begitu panjang. Hanya ada 16 bab. Meski begitu, semoga kamu suka dengan tulisan saya yang sederhana ini.

Oh iya, jangan lupa terus support saya dengan vote dan follow yaa!

--

Rafi dan Fina duduk bersandar di sofa. Di ruang tengah rumah Fina. Keduanya sedang serius menyaksikan film bergenre romansa.

"Ganteng banget, ya?" Fina tetap serius memandangi layar televisinya.

"Gantengan gue." Balas Rafi dengan percaya dirinya.

"Ceweknya juga cantik." Kata Fina lagi.

"Cantikan calon istri gue." Balas Rafi yang juga masih memandangi layar televisinya.

Keduanya memang sering sekali menghabiskan waktu bersama. Entah sudah berapa kali keduanya menghabiskan waktu sore di rumah Fina, dan entah berapa film yang sudah mereka tonton berdua di sana.

Hingga sampailah pada adegan ciuman. Adegan yang selalu saja menciptakan keheningan. Keduanya terdiam, Fina sesekali melirik Rafi. Ia mendapati Rafi menunduk, seolah tidak ingin melihat adegan itu. Namun Fina diam saja sampai film yang ia tonton selesai. Fina mematikan layar televisi dan juga laptopnya.

"Kenapa setiap ada adegan ciuman, lu kaya enggak mau liat, sih, Fi?"

Rafi sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Ah?"

"Tadi pas adegan ciuman, gue liat lu malah nunduk, madep bawah."

"Ya biarin, dari pada gue madep atas? Pegel."

"Ih serius, Fi!"

"Gapapa, emang enggak pengen liat aja."

"Kenapa emang?"

"Ya gapapa, aneh aja ngeliatin orang ciuman."

"Alah, biasanya laki-laki suka banget nontonin yang kaya gitu."

"Kata siapa lu? Sok tau banget!"

"Yeee, gue kan kenal laki-laki enggak cuma lu doang."

"Iya, emang laki-laki suka nontonin yang kaya gitu, tapi mungkin di rumahnya sendiri, di kamarnya. Kalo lagi nonton sama lu ya beda."

"Hahaha." Fina tertawa.

"Tapi tadi filmnya sedih, deh. Cowoknya ganteng banget, mau aja sama cewek yang hobinya gonta-ganti pacar."

"Iya, ceweknya gonta-ganti pacar mulu, padahal. Tapi kok cowoknya mau aja, ya?"

"Kalo lu, Fi. Misalnya nanti nikahnya sama cewek yang udah gonta-ganti pacar, gimana?"

"Enggak tau, deh."

"Kalo dia udah gonta-ganti pacar, terus ternyata dia pacarannya juga udah macem-macem. Gimana?"

"Coba lu dulu deh yang jawab, kalau misalnya nanti suami lu ternyata dulunya cowok nakal, gimana?"

"Ih kok malah nanya gue? Kan gue yang nanya duluan."

"Yaaa enggak tau, deh. Gue sih percaya kalau jodoh itu cerminan diri kita. Jadi karena gue enggak pernah pacaran, gue rasa gue bakal dapet istri ya yang kelakuannya enggak jauh-jauh dari gue."

"Ah tapi ada aja cowok atau cewek baik-baik yang nikah sama orang enggak bener."

"Iya sih, ada aja. Tapi yaudahlah. Kalo pertanyaannya kaya gitu, sih. Gue enggak maulah nikah sama cewek yang udah pernah macem-macem. Gue aja enggak pernah macem-macem, kan? Harus adil, dong?"

"Hahaha ah lu ngobrol sama cewek aja malu-malu, gimana mau pacaran dan macem-macem?" Fina meledek.

"Biarin. Gue kan emang enggak mau pacaran."

"Hahaha." Fina tertawa

"Hahaha." Rafi ikut tertawa.

"Sekarang cewek udah banyak, Fi. Yang macem-macem. Temen-temen gue aja banyak yang cerita ke gue tentang udah pernah ngapain aja sama pacarnya." Fina memperbaiki posisi duduknya, kini ia bicara lebih serius.

"Tapi cewek baik-baik kan banyak juga, Fin. Lagipula, kalau pun ternyata istri gue nakal waktu muda, gue juga enggak bakalan nyari tau, sih. Istri gue dulunya udah ngapain aja kan masa lalu dia, bukan urusan gue. Daripada gue nyari tau dan ujung-ujungnya bikin berantem, mendingan gue biarin aja. Untuk apa juga mempermasalahkan masalah yang enggak akan bisa diperbaiki?"

"Iyaa, Fi, bener. Tapi, bagaimanapun nanti, semoga lu dapetnya cewek baik-baik, ya, biar enggak nyesel kalau nikah."

"Aamiin." Rafi mengaminkan perkataan Fina. "Harus cewek baik-baik, lah, Fin. Di luaran sana laki-laki brengsek aja maunya nikah sama cewek yang baik-baik. Masa gue yang enggak pernah ngapa-ngapain dapetnya cewek yang bener? Hahaha. Semoga aja deh nanti jodohnya baik."

--

Jangan lupa Vote, Ya! :)

21+ | RAFINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang