Paw Patrol: Adventure in The Past

Awal mula terjadi (2/2) | Petualangan di Masa Lalu #2

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh!

Halo semuanya, kita kembali lagi, dan kita akan melanjutkan bagian "awal mula terjadi". Kalian mungkin bertanya-tanya, "apa hubungannya Alien Dee dir ini dengan anak Anjing Paw Patrol bisa bicara?" Insya-Allah setelah kalian membaca part ini pertanyaan itu akan terjawab. Baiklah mari kita mulai saja.

Oh iya, part ini di request oleh

Dio/DGNP25

Author and readers, we standing together
Bismillahirrohmaanirrohiim
Welcome to Adventure in The Past!

(2/2)

Berubah.
Setelah Sudara tiada, keturunannya yang menggantikan posisinya sebagai pemimpin para Dee dir. Mereka melakukan amanat dan berusaha melaksanakan tujuan awal mereka, mencari "Sang terpilih" diantara Manusia. Namun bukan tanpa batu halangan, para Dee dir malahan sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari penghuni Bumi, khususnya Manusia. Mereka diburu, dibunuh, bahkan dimakan, tak sedikit dari Manusia menganggap Dee dir adalah jelmaan Jinn dan Setan, sehingga keberadaan Dee dir dari Bumi harus dimusnahkan. Para Dee dir jadi semakin terpojok, mereka tercerai-berai dan terpisah kemana-mana.

Suatu ketika, seekor Dee dir betina dikejar-kejar oleh sekelompok penjuru. Dia berhasil berlari melewati Manusia namun anjing pemburu tetap mengejarnya, tetapi dia sudah lelah. Dengan tenaga tersisa, Dee dir betina itu melakukan "malih rupo" menjadi bentuk anjing, karena sangat memakan tenaga ia pun jatuh lemas, ternyata Dee dir yang kini berwujuf anjing tersebut adalah Askuza Zhasi, salah satu keturunan Wahuka Zhasi. Saat ditemukan oleh anjing pemburu, anjing itu merasa iba kepada Askuza, anjing itu pun membawa Askuza ke Manusia untuk dipulihkan. Setelah pulih, Askuza langsung pergi dari pemukiman manusia, dan tidak ada yang mengejarnya karena mereka mengira dia adalah anjing.

Askuza, lalu memberirahukan kepada para Dee dir yang ia temui bahwa untuk selamat dari Manusia, mereka bisa melakukan "malih rupo" menjadi mahkluk yang disukai manusia seperti anjing dan kucing. Awalnya para Ree dir ragu, karena konsekuensi "malih rupo" bisa jadi adalah nyawa. Namun, setelah diyakinkan, para Dee dir melakukan "malih rupo" berubah menjadi hewan yang mereka inginkan, meskipun mereka akan jatuh lemas untuk beberapa waktu.

Usaha mereka untuk menyamar menjadi hewan yang dikenal Manusia ternyata berhasil. Manusia sudah tidak mengganggu mereka lagi karena mengira para Dee dir ini adalah hewan biasa. Para Dee dir yang sudah bermalih rupo berjanji bahwa mereka hanya akan menikahi sesama Dee dir yang telah malih rupo juga, dan tidak boleh menikahi hewan dari Bumi terutama anjing, karena mereka tahu najisnya.

Kasih sayang.
Sekitar tahun 196 Masehi, sudah banyak Dee dir yang bermalih rupo menjadi berbagai macam hewan, seperti anjing, kucing, serigala, burung dan beberapa lainnya, namun yang paling banyak di belahan Bumi adalah anjing, mereka tersebar di seluruh Bumi. Ketika Dee dir yang berwujud anjing dilihat oleh Manusia, Manusia tentu mengira itu hanya anjing biasa, tak sedikit yang membawa anjing jelmaan Dee dir untuk dipelihara.

Para Manusia memperlakukan anjing jelmaan Dee dir itu seperti anjing biasanya, diberi makan, tempat tinggal dan perlakuan kasih sayang. Disinilah beberapa masalah bermula, para anjing jelmaan Dee dir yang mendapat kasih sayang dari Manusia akan merasa badannya lebih segar dan sehat, itu dikarenakan kondisi mereka yang dapat sangat terpengaruhi oleh rangsangan emosi, salah satunya adalah curahan kasih sayang dari Manusia.

Seiring berjalannya waktu, makin banyak hewan jelmaan Dee dir yang ingin dipelihara oleh Manusia karena manfaat dari kasih sayang yang diberikan Manusia. Anjing, Kucing dan hewan lainnya, sepertinya hampir tidak ada lagi Dee dir di Bumi yang belum bermalih rupo. Para Dee dir sangat senang dengan "sumber tenaga" baru mereka, mereka pun sangat lekat dengan Manusia, terutama yang berwujud Anjing dan Kucing. Untuk membuat Manusia semakin lekat pada mereka, para Dee dir pun melakukan yang diluar dari pada kebiasaannya, yaitu bicara.