3/25: Makan Siang

270 59 137
                                    

Setibanya di rumah, {y/n} langsung menuntun sepedanya ke dalam gudang yang ada di belakang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah, {y/n} langsung menuntun sepedanya ke dalam gudang yang ada di belakang rumahnya. Karena gudang dekat dengan dapur, gadis itu masuk ke rumahnya melalui pintu dapur setelah memasukkan sepedanya.

Mengira jika dapur sedang sepi, ternyata tidak. Ada ibunya sedang membuat minuman dan ibunya pun menyambutnya. "Gimana sekolahnya?"

"Ya, gitu deh Bu. Biasa-biasa aja" jawab {y/n} apa adanya.

"Masa sih? Nggak ada yang istimewa sedikit gitu?" tanya ibunya lagi seakan tak mempercayai jawaban {y/n}.

'Ada sih Bu, tapi aku malu buat ngasih taunya' gumam {y/n} dalam hati.


"Ya udah, kamu cepetan mandi sana. Terus makan, ibu udah masakin ayam goreng di meja." {Y/n} mengangguk paham.

🏐🏫🏐🏫🏐

Usai mandi dan makan, {y/n} beristirahat di kamarnya sampai malam dan menyiapkan buku pelajaran untuk besok hari. Keadaan meja belajarnya selalu berantakan, ia bukan malas merapikannya tapi hanya ingin meja belajarnya terlihat penuh oleh alat-alat tulis.

"Hinata senpai."

Tiba-tiba mulutnya menyebut nama seseorang. Bukan teman sekelasnya melainkan kakak kelasnya yang baru saja dikenalnya, pertemuan tak disengaja itu mendatangkan kesan tersendiri bagi {y/n}.

"Besok aku ketemu sama Hinata senpai lagi nggak ya?" pikir {y/n} sembari menepuk pulpennya ke jidatnya.

"Kak {y/n}!" panggil adik {y/n} yang asal membuka pintu kamarnya.

Merasa terpanggil, {y/n} menoleh ke samping dan mendapati adik laki-lakinya di ambang pintu. "Apaan?"

"Pinjem kamus dong."

"Punyamu mana?"

"Ketinggalan di laci meja kelas."

{Y/n} hanya bernafas gusar lalu meminjamkan adiknya kamus. "Nih, keluar sana."

🏐🏫🏐🏫🏐

Senja menjelang malam. Dua anggota voli Karasuno, Hinata dan Kageyama masih setengah perjalanan pulang. Hinata menuntun sepedanya agar bisa berjalan beriringan dengan Kageyama yang berangkat dan pulang sekolah hanya berjalan kaki.

"Kenapa kamu nggak pernah dekat sama anak cewek? Jangan bilang kalau kamu payah dalam berbaur sama cewek?" tanya Hinata sekaligus meledek Kageyama.

Kageyama menoleh sinis ke arah Hinata. "Berhenti ngoceh, oranye pendek!" Sahut Kageyama dengan kesabarannya yang sudah di ambang batas tapi tak membuat Hinata jera.

"Oke oke, aku bakal berhenti ngoceh."

Hinata bukannya menyerah, tapi mengingat saat ini mereka tengah berada di jalan yang sepi dan tak seharusnya mereka ribut. Hinata melirik ke arah Kageyama dan merasa ada yang aneh, bukan penampilan atau gaya jalannya.

Jeruk Boncel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang