3

458 54 21
                                    

"Kenapa aku setiap melihatmu, nyeri menyelimuti hatiku?".

Suho menatap Sehun kesal. Seakan Sehun menuduhnya yang membuat rasa nyeri itu menyerang Sehun.

"Aku tidak tahu. Mungkin kamu punya penyakit jantung" jawab Suho kesal.

Suho mendengus kesal dan mendorong Sehun pelan untuk menjauh darinya.

"Jangan terlalu dekat, aku tidak doyan cowok" kata Suho.

JEDAAR!

suara petir memekikkan telinga Suho. Ia mendongak ke langit yang sudah mulai gelap. Lalu, petir kembali muncul dan membuat Suho terlonjak kaget.

Suho langsung menarik Luhan untuk masuk ke dalam gedung,  dan menghindari petir. Ia langsung bersembunyi dibawah lemari, dan Luhan berdiri menatap Suho bingung.

Suho menutup kupingnya dan memejamkan matanya terlalu kuat. Dari sejak kecil, Suho memang sangat takut dengan petir, tapi ia tidak takut dengan hujan.

"Suho-ah, kau takut petir?" tanya Luhan sambil duduk jongkok didepannya.

Baru saja ia buka telinganya, petirnya kembali menggelegar ditelinga dan cahaya dimatanya. Membuat Suho kembali menutup matanya dan telinganya. Ia menganggukkan kepalanya didepan Luhan.

Namun, Sehun yang mengetahuinya, ikut duduk jongkok disamping Luhan.

"Kau terlihat menggemaskan seperti ini" goda Sehun.

Walaupun dengan wajah datarnya, ia berhasil membuat Suho membuka matanya. Matanya membulat menatap Sehun dengan kesal.

•••

Suho menerima kopi hangat yang diberikan oleh Luhan. Ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Luhan.

Terkadang, ia berterima kasih karena orang pertama yang ditemukannya adalah Luhan. Bagaimana kalau itu Sehun? Bisa sebulan ia bisa membuat bocah tengik itu percaya padanya.

"Jadi, kamu tinggal dimana?" tanya Luhan.

Suho terus menatap kopinya. Ia tersenyum cerah saat meminum kopinya. Suho jadi suka minuman yang diberikan oleh Luhan.

"Mansion lama. Sebenarnya itu tempat kumpulnya ksatria dulu itu. Sekarang yang jaga adalah Jung Ahjussi. Yang bekerja di tempat kemarin itu. Yang kemarin kamu antarkan itu" jawab Suho.

Luhan mengangguk mengerti. Lalu, Luhan menjelaskan bahwa ia akan menceritakan semuanya pada appanya, dan akan tinggal bersama Suho dimansion.

Sebuah ide yang langsung disetujui oleh Suho.

Puk!

Sebuah tepukan hangat dibahu Luhan, sehingga pria itu menoleh dan menatap seorang pria tinggi. Suho menatap pria itu dengan penasaran.

"Kalau dari lihat wajahnya. Kayaknya setipe dengan Sehun. Wajah cool dan menyebalkan" pikir Suho.

Pria tinggi itu menatap Suho. Namun, ia memegang dadanya, dan memasang sedikit memasang kesakitan di wajahnya. Suho mengernyitkan dahinya bingung.

Ia langsung teringat dengan apa yang dikatakan oleh Yunho tentang nyeri. Ia langsung membelalakan matanya menatap pria tinggi itu.

Suho langsung menarik Luhan dan pria tinggi itu bersamaan. Membuat pria tinggi itu menatapnya bingung.

Setelah merasa yakin tempatnya sepi. Suho memaksa pria tinggi itu memperlihatkan bahu telanjangnya. Awalnya pria tinggi itu ketakutan, karena nerasa Suho akan mencabulinya.

Luhan yang peka, meminta pria itu menurut saja. Pria tinggi itu juga kekeuh tidak mau dan menolaknya.

"Lagian kenapa kamu memaksa Kris untuk membuka bajunya?" tanya Luhan.

"Aku ingat dengan apa yang dikatakan Yunho ahjussi, Lu. Jika aku melihat seseorang yang menatap mataku, dan orang itu merasa nyeri didadanya, bisa jadi dia adalah penerus ksatria" jawab Suho.

"Kamu masih ingat, pertemuan kita kemarin? Kamu menatap mataku, dan merasakan nyeri didadamu, kan?" tanya Suho.

Luhan langsung teringat kembali dengan pertemuan kemarin. Ia langsung memaksa pria tinggi yang dikenal dengan nama Kris itu membuka bajunya.

Kris kembali bingung menatap keduanya. Namun, karena terus dipaksa. Kris membuka kancing bajunya setengah. Ia membalikkan badannya. Luhan dan Suho sibuk mencari lambang di bahu Kris.

Suho dan Luhan saling berpandangan.

"Kamu! Kamu orang yang kedua yang aku temukan!" kata Suho senang.

Kris menatap keduanya dengan bingung. Ia meminta penjelasan dari Luhan, sebenarnya apa yang terjadi.

Suho menceritakan semuanya secara lengkap. Sebenarnya, ia terlalu lelah untuk menceritakannya. Tapi, ia sangat bersemangat karena orang kedua tidak menjengkelkan seperti Sehun.

•••

Luhan berpamitan terlebih dulu, karena harus mengikuti kuliah tambahan, dan menitipkan Suho pada Kris.

Kris yang masih belum mengancingkan kemejanya. Duduk disamping Suho dengan canggung.

"Jadi, aku adalah penerus ksatria EXO Planet?'' tanya Kris.

"Hu'um. Apa appamu tidak menceritakan masalalumu?" tanya Suho.

Kris tertawa pahit dan menggelengkan kepalanya. "Bahkan aku tidak tahu dia dimana" jawabnya.

"Hah? Apa?" tanya Suho kaget.

"Dia menghilang sejak aku lahir. Bahkan, eomma tidak tahu atau memang tidak mau menjawab keberadaan appa" jawab Kris.

Suho menatap Kris miris dan merasa kasihan. Ia menepuk bahu Kris.

"Aku akan membantumu kalau begitu. Oh iya, kita belum berkenalan dengan baik aku Wu Yifan. Kamu bisa panggil aku Kris".

"Aku Suho" kata Suho sambil tersenyum.

TO BE CONTINUED

POWER | EXO (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang