16

326 41 3
                                    

Buk!

Semuanya mendarat tidak sukses di lapangan, bukan lebih tepatnya adalah ditengah pohon besar, rumput tinggi, ranting yang berserakan.

Baekhyun berdiri sambil memegang pinggungnya. Ia melihat Jaehyun, Taeyong dan Suho yang berdiri tegap, melihat 11 ksatria yang terjatuh ke tanah.

"Kalian tidak bisa mendaratkan kami di ranjang apa, biar tidak mencium tanah keras seperti ini" protes Baekhyun.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Suho khawatir.

"Kalau tidak apa-apa untuk apa aku protes, hah?".

Baekhyun mendelik kesal menatap Suho. Namun, Sehun menyentil jidat Baekhyun dengan pelan. Sehun menatap Suho, tersenyum dan mengangguk pada Suho.

"Kita berjalan sedikit lagi, didepan ada gerbang. Gerbang itu yang akan membawa kita ke istana. Kita akan melewati pasar. Saya harap, kalian tulikan saja telinganya" kata Jaehyun tajam.

Chen terperangah mendengarnya. Mereka mengikuti langkah Jaehyun dan Taeyong. Baekhyun berkali-kali memainkan cahayanya, untuk menerangi jalan mereka.

Jika dibumi malam hari, di EXO Planet masih sore hari. Walaupun masih terang, tapi daerah itu ditutupi oleh pohon-pohon besar,  sehingga menutupi cahaya matahari.

Sehun menggenggam tangan Suho dengan erat, sungkan untuk melepaskannya.

"Kamu deg-degan?" tanya Sehun pada Suho, berbisik.

"Hmm.. Tidak. Aku sudah terbiasa dengan ini" jawab Suho sambil menatap Sehun.

Kai berjalan sambil menundukkan kepalanya. Berkali-kali ia melirik Kyungsoo yang berdiri tidak jauh darinya.

"Sebelum perang itu terjadi, aku harus bilang kepadanya" katanya dalam hati.

Luhan menoleh kearah Kai, menatapnya sedih dan menghela nafasnya. Ia terlalu banyak mendengarkan isi pikiran teman-temannya. Ketakutan, pasrah, jatuh cinta dan masih banyak lagi.

Tapi hanya satu yang tidak bisa ia baca, isi pikiran dari Jaehyun. Seakan-akan, Jaehyun mengunci pikirannya dari Luhan. Sementara, temannya Taeyong. Luhan bisa membaca pikirannya. Isinya hanya tentang 'EXO Planet harus menang'.

''Selamat datang di Gerbang Istana Kerajaan EXO Planet, teman" kata Jaehyun.

Pria tinggi itu membuka pintu gerbang. Membuat cahaya yang menyilaukan dimata 11 ksatria.

Mereka terperangah dan dibuat kagum oleh pasar. Banyak rakyat yang sedang menikmati berbelanja.

Semua rakyat langsung menoleh. Mereka membungkuk sebagai tanda hormat untuk Suho. Namun, Suho meminta mereka untuk kembali melanjutkan aktivitas mereka.

"Wah, mereka sangat tampan"
"Apa benar mereka adalah Ksatria yang dibicarakan itu?"
"Ampun, anakku saja kalah ganteng sama mereka!".

Baekhyun dan Luhan yang mendengar pujian para penduduk, langsung berdiri tegak dan berjalan dengan gagahnya.

Mereka selalu muak mendengar pujian karena memiliki wajah cantik. Namun, mereka sangat langka mendengar pujian mereka tampan.

Chanyeol mendesis dan merangkul Yixing. "Abaikan orang gila itu".

Yixing tertawa renyah melihat Chanyeol yang kesal. Sehun melirik ke gerai aksesoris. Ia meminta Jaehyun untuk berhenti sejenak. Ia menarik lengan Suho dan menghampiri gerai Aksesoris itu.

"Selamat datang, P-pangeran" sapa paman tua itu.

Suho tersenyum dan menyapanya ramah. Sehun melihat gelang-gelang yang bagus dimatanya. Lalu, ia melihat sebuah gelang dengan bentuk lambang Angin, milik kekuatannya.

"Kamu pasti Ksatria yang memiliki kekuatan angin? Wah, Tuan Muda Oh! Aku senang melihat anda!" kata Paman Tua itu.

Sehun bisa melihat tatapan paman tua yang penuh harap pada Sehun. Ia tersenyum dan sedikit membungkuk pada paman itu.

"Tuan Besar Oh adalah Ksatria terkuat. Begitu juga dengan Raja Kim. EXO Planet membutuhkan kalian".

"Jangan memanggilku seperti itu. Panggil saja Sehun, paman" kata Sehun.

Lalu, Sehun mengambil sebuah gelang lambang Air. Kekuatan milik Suho. Lalu, ia membeli dua gelang itu. Namun, Paman tua itu menolak untuk dibayar.

"Ambillah. Sebagai gantinya. Aku mohon menangkan perang ini, Tuan Muda'' pinta Paman Tua itu.

Sehun terdiam. Namun, ia terpaksa menerima gelang itu secara gratis. Ia bersumpah akan memenangkan perang ini.

Lalu, ia berdiri berhadapan dengan Suho. Ia mengambil lengan Suho, dan memasangkan gelang dengan lambang Angin di pergelangan tangan Suho.

Dan Sehun juga memasangkan gelang Lambang Air di pergelangan tangannya sendiri. Membuat Suho tertegun. Namun, ia tersenyum lebar menatap Sehun.

Sehun kembali menautkan jari-jarinya di sela jari-jari milik Suho. Lalu, mereka kembali ke teman-temannya.

Jaehyun menatap Suho sedih. Sementara Luhan, merasa tertusuk saat melihat wajah ceria Sehun.

Bukan, bukan mereka cemburu. Ada sesuatu yang membuat Jaehyun dan Luhan tidak ingin kebahagiaan itu berakhir.

•••

Mereka berdiri didepan Istana yang megah. Baekhyun, Kai, Tao dan Chen tidak berhenti mengucapkan kekagumannya.

"Ini rumahmu, hyung?" tanya Sehun.

Suho menganggukkan kepalanya. Lalu, Suho meminta mereka untuk masuk bertemu dengan kedua orang tuanya.

Pintu yang terbuat dari emas itu, terbuka dengan sendirinya. Jaehyun langsung meminta kepada pelayan menyiapkan kamar untuk tamu istimewa ini.

"Raja ada diruang kerjanya. Saya akan mengantarkan kalian padanya" pada Taeyong.

Taeyong meminta Jaehyun untuk pergi ke dapur. 12 ksatria mengikuti langkah Taeyong yang berpisah dengan Jaehyun.

''Kamu telah pulang, anakku".

Suho langsung melepaskan tangan Sehun, dan memeluk Raja Kim dengan erat. Lalu, ia memeluk pemuda yang lebih muda darinya.

Raja Kim menyapa 11 ksatria, dan menyuruh Taeyong bisa meninggalkan tempat ini. Taeyong membungkukkan badannya, lalu pergi meninggalkan ruangan.

Luhan menatap pemuda yang lebih muda darinya dengan tajam. Entah apa yang didengar oleh Luhan, sehingga pria yang dijuluki rusa itu, sangat membenci pemuda itu.

"Dia adalah Kim Yuta. Adik dari Suho. Kalian pasti sangat lelah. Mari kita duduk dulu" kata Raja Kim.

"Yixing-ah. Pemuda itu... Yuta..."

TO BE CONTINUED

POWER | EXO (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang