"Kalo lo ragu, mending ikut gue aja."
"Lo mirip Aksa," gumam Kayshila tersenyum tulus.
Sementara itu Phaka hanya diam, ia ingin membicarakan perihal Aksa. Tapi Phaka merasa ini bukanlah saat yang tepat, mungkin dia akan membicarakan masalah ini lain hari.
"Ya udah, masuk gih. Disini dingin,"
Kayshila menaiki pagar rumahnya, membuat Phaka terbengong dibuatnya.
"Kenapa lo..."
"Gue kan kabur Phaka,"
Kayshila naik dengan hati - hati, pasalnya bagian atas pagar rumahnya sedikit meruncing.
"Thanks for everything, Phaka!" ujar Kayshila tulus, sebelum akhirnya melompat turun dengan aman.
Phaka tersenyum sendu, ia menatap pagar penghalang antara dirinya dan Kayshila dengan pandangan yang sulit dijabarkan. Menarik nafas panjang, Phaka kembali masuk kedalam mobil lalu melajukannya menjauh.
"Dari mana kamu?!"
Tubuh Kayshila menegang, terlihat Dika tengah berdiri di ambang pintu. Tangannya terlipat dibawah dada dengan wajah merah padam menahan amarah.
Susah payah Kayshila menelan salivanya sendiri, wajahnya tertunduk dalam.
"Kay habis makan diluar," kilahnya.
"Sama cowok tadi?"
Kayshila menggeleng "Nggak sengaja ketemu dijalan,"
"Masuk!"
Kayshila mengangguk penuh semangat, dia berlari menghampiri Dika yang sudah terlebih dahulu masuk. Setelah mengunci pintu, Kayshila mengekor dibelakang Dika dengan perasaan berbunga - bunga.
"Love you, papi," bisik Kayshila.
Kaki Dika berhenti tepat didepan kamar Kayshila, dia berbalik menghadap putri bungsunya yang juga tengah menatapnya.
"Kamu mengatakan sesuatu?"
Kayshila gelagapan, buru - buru dia menggeleng dengan pipi bersemu merah.
"Ka... Kay masuk dulu, good night." ucapnya sambil tersenyum manis.
Kayshil berlari cepat menuju nakas, diambilnya diary dari dalam sana dan mulai mendikte beberapa bait kata dari hatinya.
24 januari 2021
Selayaknya harapan
yang mendadak tiba
Amarah
Kebahagiaan
Kekecewaan
Serta keputus asaan
Menghampiriku begitu cepatSempat ingin menyerah
namun perlakuannya membuatku terpana
Haruskan aku tetap berjalan?
Atau justru berhenti agar tak terluka?Apakah yang aku lihat ini nyata?
Atau bayangan semu belaka?
Lalu, lngkah mana yang harus
aku ambil?Kayshila menutup bukunya kemudian memasukkannya kembali kedalam laci nakas.
"Ah..."
Kayshila meremas perutnya yang mendadak nyeri, tubuhnya juga terlalu sukar untuk digerakkan. Kayshila menopang berat tubuhnya pada nakas hingga dinding.
"Papi, sa... kit,"
Bruk
Belum sempat menyentuh kenop, tubuhnya jatuh dengan keras menghantam lantai.
"Pa... papi..."
"To... tolong, hiks"
Susah payah Kayshila merangkak untuk meraih kenop pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYSHILA (TAMAT)
Teen FictionSejujurnya aku hancur Topengku perlahan retak Aku lemah Semua kepura-puraan ini membunuhku Aku butuh bantuan Tapi apa mereka peduli? Mereka hanya menginginkan kematianku Keluarga? Mereka yang menghancurkanku Mengubur segala impian Bahkan mengambil s...