Hari mulai larut, Eliza dan Farhan sudah pulang ke kediaman mereka dengan sedikit paksaan tentunya. Dev berpamitan untuk pulang, membersihkan diri sebelum akhirnya kembali lagi.
Kini hanya ada Galih seorang diri, duduk termenung didepan ruang perawatan dokter Mark. Galih menatap kosong ponsel ditangannya Menunggu pesan maupun telepon dari pihak kepolisian soal keberadaan Kayshila.
Namun tidak ada satu pun pesan yang menghampiri ponselnya. Jenuh, Galih iseng-iseng mencari tau soal keluarga Prahasta di internet.
Gotcha!
Galih membaca dengan teliti, seluruh informasi yang tersaji disana. Hingga tibalah informasi terakhir, informasi soal Laskar.
"Hoo jadi ini, nama aslimu."
Nama : Laskar Aditya Prahasta
TTL : Jakarta, 16 Maret 1996
Profesi : Pengusaha
Gol. darah : O negatif
Tb : 182 cm
Bb : 70 kgGalih yang terlalu fokus membaca biodata Laskar, bahkan tidak menyadari kehadiran Raden disana.
Raden tediam, menatap Galih kemudian beralih pada tas disamping pria itu. Tas kecil milik Kayshila yang dipeluk erat oleh salah satu tangan Galih.
Karena Galih belum menyadari kehadirannya dan Raden yang penasaran dengan apa yang dibaca oleh Galih, akhirnya dia memberanikan diri untuk mengintip. Mata Raden membola, dirinya terkejut namun hanya sebentar.
Jadi dia ingin mencari tau, soal keluarga Prahasta. Batinnya.
Raden berdeham, berupaya merebut kesadaran Galih yang sedari tadi hanya tertuju pada benda pipih ditangannya.
Galih yang menyadari kehadiran Raden, langsung mematikan ponselnya. Dia tersenyum, mempersilakan Raden untuk duduk.
Raden mengangguk "Terima kasih,"
Galih tak menjawab, dia memasukkan ponselnya kedalam ransel Kayshila.
Raden memicing "Itu..." pancingnya, menunjuk pada tas hitam disamping Galih.
Galih langsung melirik tas didalam pelukannya, mendekapnya semakin erat.
"Punya Kayshila,"
"Tadi siang polisi kesini, bawa tas Kayshila karena tertinggal dimobil." sambungnya, membuat Raden hanya mengangguk paham.
Keadaan kembali hening, koridor didepan mereka pun sama. Waktu sudah menunjukan pukul 23.07, tak heran jika hanya ada mereka berdua saja disana.
"Sudah makan?"
Raden menoleh, kemudian mengangguk samar "Sudah, bagaimana denganmu?"
"Aku belum lapar."
Raden membuka mulutnya, bersiap untuk bicara.
"Makan lah," ucap seseorang, yang secara otomatis memutar kepala Raden dan Galih.
Dev sudah kembali, membawa paperbag yang langsung di sodorkan pada Raden. Setelahnya dia ikut duduk, meregangkan kaki jenjangnya yang berbalut sneaker hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYSHILA (TAMAT)
Ficção AdolescenteSejujurnya aku hancur Topengku perlahan retak Aku lemah Semua kepura-puraan ini membunuhku Aku butuh bantuan Tapi apa mereka peduli? Mereka hanya menginginkan kematianku Keluarga? Mereka yang menghancurkanku Mengubur segala impian Bahkan mengambil s...