Dengan gontai Kayshila menapaki pelataran rumahnya, sambil menggenggam sebuah amplop putih. Pandangannya kosong, bahkan beberapa kali dia hampir terjatuh. Entah karena menabrak sesuatu atau keseleo.
"Kay pulang," lirihnya
"Eh ini Kayshila ya?"
Kayshila mendongak, menatap anggota keluarganya dan tamu disana secara bergantian.
Kayshila mengernyit "Aksa?"
Phaka mengangguk pelan, senyum diwajahnya terukir indah namun terlihat janggal.
"La," balasnya singkat.
"Gabung Kay?" tawar wanita yang duduk disamping Phaka.
Kayshila mengangguk patuh, dia duduk disofa single. Satu - satunya tempat kosong dan secara kebetulan berada tepat didepan Phaka.
"Itu surat apa Kay?" tanya Glen.
Kayshila tergeragap, ia segera meremas suratnya dan memasukkannya kedalam slingbag.
"I... ini nggak penting om,"
Semua orang mengangguk, tidak berniat memperpanjang.
"Berhubung ada kamu disini, kami ingin memberi kabar bahagia." jelas Ratna.
"Kabar bahagia?" beo Kayshila penasaran.
"Jadi kedatangan kami kemari untuk menjodohkan Phaka,"
Tanpa alasan yang jelas kedua sudut bibir Kayshila terangkat, dia menatap penuh harap pada cowok di depannya. Hati Kayshila berdebar, segala kemungkinan baik mulai bersarang dalam otaknya.
"Kami berniat menjodohkan Phaka, dengan Keyshile,"
Deg
Mata Kayshila membulat, dia menatap Phaka tidak percaya. Namun yang ditatap justru seolah menghindari kontak mata dengannya. Entahlah, tapi ada sesuatu yang seolah hancur dalam dirinya.
Ratna tersenyum bahagia "Jadi kami sudah lama, membicarakan soal perjodohan ini."
"Hehe iya, bahkan dulu mba Ratna suka sekali membicarakan soal penyatuan kedua keluarga."
"Tapi akhirnya sekarang bisa terwujud. Karena Keyshile bersedia menerima perjodohan ini." lanjut Yuki.
Mata Kayshila mulai berkaca, kepalanya tertunduk dalam menyembunyikan wajah sendunya. Haruskah Kayshila bahagia karena kabar pejodohan ini? Atau sebaliknya?.
Kenapa Key lagi?
Mami, papi bahkan sekarang Phaka.
Apa gue emang nggak pantes bahagia?
Satu-satunya harapan hidup gue, diambil. Terus gue harus apa?. Kayshila membatin lemah.
Hati Kayshila sesak menahan sakit, ingin rasanya dia menangis sekeras mungkin. Tapi disisi lain dia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka.
"Untuk acara besok, kami akan mengusahakan untuk hadir. Selain refreshing melepas penat, kita juga bisa quality time bersama." jelas Glen panjang lebar disambut anggukan semua orang, kecuali Kayshila dan Phaka.
"Akhirnya dua model ini bisa bersatu," celetuk Dika disambut kekehan semua orang.
"Kalian semua ikut bukan?" tanya Ratna, Yuki yang hendak menjawab dicegah oleh kata - kata Kayshila.
"Hmm... maaf, tapi Kay nggak enak badan. Jadi Kay pamit ke kamar dulu," ucap Kayshila bangkit dari duduknya.
"Loh, kamu sakit Kay?" tanya Yuki khawatir, membuat hati Kayshila tercubit.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYSHILA (TAMAT)
Ficção AdolescenteSejujurnya aku hancur Topengku perlahan retak Aku lemah Semua kepura-puraan ini membunuhku Aku butuh bantuan Tapi apa mereka peduli? Mereka hanya menginginkan kematianku Keluarga? Mereka yang menghancurkanku Mengubur segala impian Bahkan mengambil s...