Tidak Waras

2 1 0
                                    


Daviee sibuk menyapu dedaunan yang berserakan di bawah pohon yang sangat rindang itu. Dengan wajah datar seperti biasa tanpa suara sedikit pun.

Sedangakan Aurel? Gadis itu malah sibuk memperhatikan Daviee yang sedang menyapu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Dav gue minta maaf yah"

"Gue bener bener gak bermaksud atau pun sengaja Dav"

"Dav jangan marah dong"

"Davieeee!!!"

Aurel terus berteriak meminta maaf entah sudah berapa ratus kali ia meminta maaf namun Daviee masih saja mengabaikan nya.

Tiba-tiba handphone Aurel berbunyi sehingga ia langsung merogoh saku seragam sekolah nya.

"Hallo"

"Ini gue Azka"

"Anjir lo Ka kutu Kupret kemana aja lo hah? Lo ninggalin gue dihukum sendirian kaya Cinderella"

"Ekhem"

"Eh berdua maksudnya" kekeh Aurel saat mendengar Daviee batuk.

"Sory Rel, gue tiba-tiba ada acara keluarga makanya izin sekolah" jelas Azka.

"Kok ga bilang?"

"Tadi pagi gue udah mau bilang eh lo malah matiin handphone nya"

"Yah...."

Tut tut tut

Daviee merebut handphone Aurel secara tiba-tiba dan mematikan nya tanpa izin dari sang pemilik. Otomatis Aurel menganga lebar dan mengepalkan tangan nya geram.

"Maksud lo Apasih?"

"Harusnya gue yang nanya dari tadi yang nyapu cuma gue sendiri lo ngapain hah?" Tanya Daviee.

"Yah habisnya lo gue ajak ngomong malah diem aja kek patung"

"Lo nyadar gak sih? Semenjak lo dateng hidup gue jadi kacau" ujar Daviee penuh penekanan.

"Ini semua gak akan terjadi kalau lo minjemin buku PR nya gak jadi ribet kaya gini kan?"

Daviee tertawa sinis "Lo sekolah buat belajar kan bukan buat nyontek"

"Tapi kan... Eh lo mau kemana?" Tanya Aurel saat Daviee hendak pergi.

"Pindah planet" jawab Daviee spontan.

Aurel hanya menatap bingung, kenapa Manusia didepan nya ini begitu blak blakan setiap kali menjawab pertanyaan nya. Dasar cowok gila pikir Aurel.

****

"Abi sama Arsy mana sih?" Tanya Aurel pada diri sendiri.

Dorrrr

Aurel tersentak kaget saat dikagetkan oleh dua manusia tak berotak ini. Dengan wajah murung karena ia sangat lelah sekali hari ini.

"Kalian kok lama sih" rutuk Aurel.

"Ya maap kita tadi piket kelas dulu"

Aurel mengangguk tak ikhlas dan segera bangkit ingin pulang karena mood nya sangat tidak bagus setelah mengalami hari yang melelahkan ini.

"Eh lo mau kemana Rel?" Tanya Abi.

"Ya pulang lah masa mangkal di pertigaan"

Abi dan Arsy terkekeh "Kita kesini mau bilang sama lo kalau kita mau kerja kelompok tuh udah di tunggin" Ujar Arsy sambil menunjuk dua orang teman sekelasnya.

Aurel melebarkan matanya "Lah gue pulang sama siapa dong?"

"Mamang taksi online" ledek Abi.

"Dadah Aurel hati-hati dijalan" diikuti Arsy seraya tertawa.

Aurel hanya mampu memutar bola matanya malas. Ini lah akibatnya kalau Azka tidak masuk sekolah ia pun tidak bisa menebeng dengan nya.

Tiba-tiba suara deruman motor sport berbunyi tak jauh dari arah Aurel berdiri. Karena begitu nyaring di dengar sontak dirinya menoleh dan matanya sedikit menyipit seperti mengenali orang di balik helm itu.

Sudut bibirnya tertarik sedikit saat telah menyadari bahwa itu Daviee yang akhir-akhir ini muncul di cerita hidupnya.

Ide gila pun keluar dari otak Aurel yang sudah lama tak dipakainya untuk berpikir dengan normal itu.

Saat Daviee ingin melintasi gerbang tiba-tiba Ia berdiri di depan motor Daviee hingga membuat suara decitan rem yang nyaring karena begitu mendadak.

Aurel yang tadinya menutup mata kini membuka matanya dengan perlahan kemudian terduduk lemah di aspal dengan ekspresi kesakitan dibuat-buat.

"Aduh kaki gue sakit" ringis Aurel.

Daviee yang geram pun melepas helmnya dan turun dari motor dengan amarah karena tau Aurel sedang membuat ulah.

"Lo bisa gak sih sehari aja gak usah ganggu hidup gue" ucap Daviee panjang lebar karena merasa geram.

"Aduuuuhh makin sakit" ringis Aurel makin menjadi-jadi.

Daviee pun berjongkok di depan Aurel "Lo gak bakat akting jadi orang otak dipakek"

Karena kesal dengan kata-kata Cowok di depanya ini Aurel segera bangkit dan berdecak pinggang dengan muka kesal.

Daviee yang ikut bangkit pun hanya tersenyum sinis sambil menaikan alisnya seolah bertanya "kenapa" dengan Songong menurut Aurel.

Tanpa Aba-aba lagi Aurel langsung berlari menuju motor Daviee dan naik di bangku penumpang dengan perasaan puas.

"Ayo jalan"

Seketika Daviee membulatkan matanya "Heh cewe stres gue bukan ojek"

"Bodo amat" timbal Aurel dengan tangan di depan dada.

"Turun"

"Gak mau.. wleee" Aurel menjulurkan lidahnya.

"Turun gak"

Aurel menggeleng kuat "Udahlah ayo jalan"

Akhirnya Daviee hanya bisa menghembuskan napas pasrah. Tak ada gunanya berdebat dengan cewek stres seperti orang didepan nya ini. Ia langsung memakai helm dan naik ke atas motor lalu mengendarai nya.

Ditengah perjalanan hanya ada kesunyian di antara mereka berdua. Daviee yang masih dongkol dan Aurel yang nampak berpikir entah apa yang di pikirkan nya.

"Rumah lo dimana?" Tanya Daviee seraya memelankan motornya agar bisa didengar Aurel.

"Gue gak mau pulang dirumah gak ada orang, Buna masih di luar kota" teriak Aurel.

"Terus mau kemana lo?"

"Ikut kemana pun lo pergi"

Daviee hanya menggeleng kan kepalanya karena tak habis pikir dengan cewek stres satu ini. Sepertinya ia benar-benar tidak waras. Karena tak mau berdebat Daviee kembali melajukan motornya dengan kencang hingga membuat Aurel memegang jaket milik Daviee.

****

Cuma mau bilang plis ya jadi leaders yang bisa bekerja sama gak susah kok cuma ngevote doang gak pakai tenaga:)

A DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang