Di tuduh mencuri

2 1 0
                                    

"Kenapa dia berbeda? Kenapa dia begitu dingin tak tersentuh? Kenapa dia begitu irit bicara dan tak peduli dengan keadaan sekitar? Kalau kalian bertanya seperti itu aku pun tidak tahu jawabannya, maka oleh itu aku akan berusaha menemukan jawabannya"
 
-Aurel-

"Duh ka ngapain sih harus ngendap-ngendap kaya gini ntar kalo ketauan senior gimana?" Tanya Abi setengah berbisik.

"Bola basket gue tadi di pijem terus gak di balikin eh malah di taruh di ruang olahraga" jelas Azka.

Arsy menepuk jidatnya geram "Bola basket doang? Lo kan bisa beli lagi"

Azka menggeleng kencang "Gak bisa itu hadiah dari Alm bokap gue sy"

"Yaudah gak usah debat mending kita buruan ambil mumpung ruang olahraga nya belum di kunci" lerai Aurel.

Mereka berempat pun segera masuk dengan cara mengendap-endap seraya jongok dengan perlahan-lahan takut ketahuan senior.

Sesampai nya di dalam mereka segera berdiri dan berpencar mencari bola basket milik Azka.

"Ada gak?" Tanya Arsy yang mengawasi dari luar.

"Gak ada nih, lo ketemu gak Ka?" Tanya Abi.

Azka yang sibuk mencari di keranjang bola basket pun akhir nya tersenyum penuh kemenangan "Ada nih" ujar nya bangga.

"Gawat ada yang dateng" ujar Asry panik.

Sontak mereka berempat panik dan segera mencari tempat persembunyian teraman, karena mau lari keluar pun tidak akan sempat lagi.

Derap langkah kaki semakin dekat masuk ke dalam ruang olahraga. Aurel berusaha mengintip dari balik keranjang basket tempat persembunyian nya.

Saat mendongak matanya menyipit mendapati Daviee dengan seorang senior laki-laki yang Aurel sendiri belum mengenal nya.

"Gue gak mau tau lo harus gantiin posisi gue sebagai kapten basket, karena entah kenapa gue suka dengan cara main lo" ujar senior itu.

"Harus gue banget kak? Tanya Daviee santai.

"Kenapa? Lo ga mau?"

"Bukan nya gitu tapi yah serah deh"

Iseng-iseng Daviee berjalan mengelilingi ruangan olahraga yang membuat jantung mereka berempat serasa ingin lepas saat itu juga.

Ga lucu dong masih SMA udah ada penyakit jantung aja. Apa kata masa depan nanti? Wkwk.

Namun sepertinya nasib buruk berpihak pada Aurel. Entah bagaimana bisa Daviee berhenti tepat di keranjang bola basket yang semampai dengan nya.

Aurel sudah panas dingin gemetar takut ketahuan oleh Daviee. Ia melantunkan sumpah serapah yang di ingat nya.

"Ngapain lo?"

Aurel yang memejamkan matanya dengan tangan memohon pun membuka matanya secara perlahan dan mendongak.

Dirinya hanya tersenyum kikuk saat Daviee menatapnya dengan mengangkat alis sebelah dan tangan di saku celana nya.

"Hehe kok lo..." ujar Aurel gugup sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal seraya berdiri.

"Lo siapa?" Tanya senior yang mendekat ke samping Daviee.

"Aku Aurel kak" ujarnya sesantai mungkin ke senior itu kala mengulurkan tangan.

Karena tak enak senior itu menyambut tangan Aurel "Dika"

"Gue nanya ngapain lo kesini?" Tanya Daviee dingin.

"Eeeee...."

Aurel bingung lalu mencuri pandang diam-diam ke ketiga teman nya. Aurel tak mau membawa nama mereka karena yang ketahuan hanya dia bukan ketiga temanya.

"Ee..anu..apa" jawabnya sambil berpikir keras untuk jawaban yang tepat agar masuk akal.

"Lo mau nyuri?" Tanya Dika.

"Enggak kok kak aku cuma...."

"Aurel gak sendiri kok kak dia kesini karena aku" tiba-tiba Azka muncul dari tempat persenyembunyian nya.

"Iya kak" sahut Arsy dan Abi yang ikut keluar.

Dika pun manggut-manggut "Oh jadi kalian sekongkol buat nyuri barang di ruang olahraga"

"Kita gak nyuri kak" timbal Abi.

Dika pun melirik bola yang ada di tangan Azka dan merenggut nya "terus ini?"

"Kak itu emang bola aku yang dipinjam tapi nggak di pulangin dan malah di taruh disini, yah aku ambil" jelas Azka.

Dika menggeleng sambil tersenyum sinis "Lo pikir gue percaya?"

"Tapi..."

"Keluar!" Bentak Dika.

"Kak itu beneran...."

"Keluar atau gue laporin kalian ke Kepsek!"

Mendengar ancaman Dika, Azka hanya diam mengepalkan kedua tangan nya tak terima dengan perlakuan senior nya yang satu ini.

Aurel yang menyadari nya pun segera menarik Azka keluar agar tak terjadi hal yang tidak di inginkan lalu dibuntuti Arsy dan Abi.

"Lepasin gue Rel!" bentak Azka dengan muka memerah.

"Ka tenang dulu"

"Lepasin gue!!!" Teriak nya keras.

"Ka tenang dulu gak gini caranya, nanti kita bisa kasih bukti lain kalo itu emang bener bola punya lo" ujar Arsy ikut menenangkan Azka.

"Arghhhhhhh" teriak Azka frustrasi lalu pergi meninggalkan mereka disusul oleh Arsy dan Abi, kecuali Aurel yang diam mematung.

Aurel tau mengapa Azka bersikap seperti itu. Karena itu adalah bola kesayangan miliknya, sebab alm bokapnya sendiri yang membelikan untuk dirinya.

Ia dan teman-teman nya pun tak di izinkan untuk menyentuhnya. Dan kemarin kebetulan bola itu di pinjam secara paksa dan malah tidak dikembalikan oleh para kakak tingkat nya.

Daviee dan Dika pun keluar dari ruang olahraga dan berpisah di depan Aurel karena Dika berbelok kesamping sedangkan Daviee lurus kedepan melewati Aurel dengan santai.

Karena geram, Aurel pun mengejar Davie dan menghadangnya dengan berdiri di depan nya sehingga membuat Daviee menghentikan langkahnya.

"Kenapa sih lo tu jahat banget?" Tanya Aurel dengan tangan di pinggang.

Davie pun hanya menatap Aurel datar dan melanjutkan langkahnya dengan santai melewati Aurel.

"Gue tanya kenapa lo jahat!!" Tanya Aurel setengah berteriak.

Teriakan Aurel sukses membuat Daviee menghentikan langkahnya lagi dan berbalik mendekati Aurel.

"Gue gak punya urusan sama lo" ujar Daviee dingin dengan menunduk karena Aurel lebih pendek darinya.

"Dasar gak punya hati..."

****

Kasihan dong Azka padahal Itukan bola kesayangan nya. Dan klian tahu kenapa Aurel menyalahkan Azka? Ya karena klau Azka tidak membuat Aurel ketahuan pasti bola itu sudah aman di tangan Azka

Yaudah lah ya wkwk pokoknya kalian jangan lupa vote dan komen

A DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang