Tak percaya

3 1 0
                                    

"Gak mama gak setuju kamu gak usah pakai acara balas dendam, mau gimana pun dia itu papa kamu nak dan soal istri muda nya itu kamu gak boleh nyakitin dia karena dia itu juga perempuan kaya mama kamu gak boleh nyakitin hati seorang perempun Daviee"

Daviee yang sedang berjongkok dihadapan mama nya yang sedang duduk disofa menggeleng kuat saat mendengar ucapan maya "Tapi mereka itu udah jahat sama mama"

"Iya mama tau tapi gak setiap kejahatan harus dibalas dengan kejahatan bukan" ujar Maya sambil memeluk Daviee dengan lembut. Daviee yang mendapat perlakuan seperti itu hanya mengangguk lemah dipelukan sang mama.

Itulah yang kadang membuat Daviee geram kepada Mayasari, ia selalu baik kepada semua orang bahkan kepada orang yang telah menyakiti nya.

"Kamu janji ya sayang"

"Iya Ma" jawab Daviee.

****

Dengan malasnya Azka melangkah ke kelas karena di sepanjang koridor ia hanya diam tak menghiraukan tatapan-tatapan kagum dari para murid wanita yang berlintasan dengan nya.

Di lain tempat Daviee berjalan dengan langkah yang lebar dan tatapan tajam tak lupa dengan muka datar sehingga membuat kesan keren pada diri nya.

Bruk

Dua orang insan manusia yang sudah menjadi musuh bebuyutan saling melemparkan tatapan tajam saat mereka bertabrakan beberapa detik yang lalu.

Setiap kali melihat wajah menjijikkan di depan nya ini Daviee hanya bisa mengepalkan tangan tak kuasa menahan amarah dan dendam yang sudah mengalir deras di tubuhnya.

Wajah sialan Azka dan wajah sedih Mayasari selalu memutari kepalanya saat melihat orang dihadapan nya ini.

Karena tak mau membuat keributan Azka melenggang pergi meninggalkan Daviee yang masih dengan tatapan penuh amarah "Pengecut" ujar Daviee.

Karena tak terima Azka membalikan tubuh lalu mendekat ke arah Daviee "Lo bilang apa?"

"Gue gak suka ngulang pembicaraan"

Azka sudah bersiap melayangkan tangan nya di udara untuk menonjok muka Daviee yang berdiri tegak dihadapan nya namun sayang tangan Azka sudah di tahan kuat oleh Daviee.

"Lo gak usah gunain tangan najis lo ini untuk nyentuh muka gue" ujar Daviee kemudian melenggang pergi dengan santai nya setelah menghempas kuat tangan Azka.

Setelah kepergian Daviee, Azka diam dengan perasaan dongkol dengan apa yang baru saja diucapkan berandal sialan itu.

"Pagi Azka" sapa Aurel.

Tatapan Azka pun berpaling ke sahabat yang berada di depan nya ini. Namun ia hanya menatap malas karena masih marah kepada Aurel.

"Lo masih marah yah? Yaaa kalau gue ada salah gue minta maaf, lo jangan diem kaya gitu dong ke gue sepi tau terus juga ongkos gue banyak keluar hehe" kekeh Aurel.

Azka hanya diam mendengarkan ocehan Aurel kemudian melenggang pergi tak mau ambil pusing. Aurel tak tinggal diam ia segara mengikuti Azka sambil terus mengoceh "Ka Maafin gue yayaya"

"Lo gak salah kenapa harus minta maaf" kini Azka membuka suara.

"Terus kenapa lo diem?" Tanya Aurel.

"Gue cuma lagi males ngomong"

"Aneh"

"Apanya?"

"Lo kok gendutan ka" ujar Aurel histeris sambil memperhatikan tubuh Azka dengan serius.

Seketika Azka membulatkan matanya "Demi apa rel?"

"Demi sayang ku padamu" canda Aurel kemudian tertawa terbahak-bahak.

Seperti barusanyang kalian ketahuan bahwa Azka sangat menjaga berat badan nya. Bukan karena apa ia hanya punya trauma pernah di bully saat masih kecil karena memiliki berat badan yang cukup besar.

Itu sebabnya hingga sekarang ia sangat pilih-pilih makanan dan anti dengan keramaian. Hal itu pun hanya diketahui oleh ketiga temannya yaitu Aurel, Abi dan Arsy. Hanya mereka lah yang bisa membuat Azka melupakan Traumanya itu dan menginspirasi nya untuk jadi lebih baik seperti sekarang.

Sudah jelas bukan penting nya peran sahabat sejati dalam kehidupan. Ia bukan sekedar tangan yang menggenggam tapi ia adalah tangan yang menompang kala badai menerjang hingga
memberi kekuatan yang begitu dahsyat.

***

"Dav lo kok bisa serius banget belajarnya"

"Sstt berisik"

Aurel hanya memanyunkan bibirnya bosan mendengar penjelasan dari guru bahasa di depan. Karena tak tau harus berbuat apa Aurel menyandarkan kepala nya di atas meja kemudian membiarkan matanya menutup perlahan tidak kuasa menahan kantuk.

Brak

Seakan mendengar suara yang begitu keras Aurel membuka matanya secara perlahan dan mengangkat kepalanya dengan nyawa yang masih separuh "enak banget yah kamu tidur?" Tanya seorang yang berada di depan meja Aurel.

Saat dirinya sudah sepenuhnya sadar ia melebarkan matanya nya lalu terkekeh beberapa menit setelah itu "Hehehe bu Sekar"

Dan disini lah sekarang Aurel berakhir didepan tiang bendera berdiri tegak dengan posisi hormat di bawah teriknya matahari. Dan yang masih membuat dirinya dongkol adalah 'Daviee' dia kan teman sebangku Aurel tapi kenapa tidak memberitahu saat bu Sekar mendekat ke arah nya.

"Dor" Aurel pun dikejutkan oleh tiga teman bangke nya ini. "Ngapain kalian kesini?" Tanya Aurel acuh.

"Elah kita itu setia kawan kali gak makasih nih?" Tanya Arsy. "Emang udah istirahat yah?" Aurel berbalik bertanya.

"Budek lo udah lama kali" jawab Azka spontan lalu duduk di depan Aurel membelakangi cahaya matahari. "Terus kenapa baru sekarang kalian kesini? Kemana aja?"

Mereka pun mengikuti Azka yang duduk di depan Aurel lalu terkekeh "Ya maklum kita juga manusia biasa yang butuh makan makanya ke kantin dulu" timbal Arsy.

Aurel hanya memutar bola matanya malas lalu menurunkan tangan nya karena merasa pegal "Tenang kok nih kita beliin"

"Nah gitu dong baru bff sejati" Aurel tersenyum senang.

"Aurel hukuman kamu sudah selesai sekarang kamu boleh istirahat" teriak bu Sekar dari kejauhan hingga membuat senyum Aurel semakin lebar.

Ia pun segera mengempeskan badannya dan terduduk lemas didepan ketiga temanya lalu langsung menyantap makanan dan minuman yang mereka bawakan.

"Kaya gak pernah makan aja lo rel" ledek Abi yang melihat iba cara makan Aurel yang begitu menyedihkan.

Arsy pun hanya menggelengkan kepalanya lalu menyikut Azka yang berada disamping nya "Denger denger ada yang lagi pdkt sama cewe ni"

"Siapa?" Tanya Aurel disela makan nya.

"Tu si kutu Kupret" tunjuk Abi dengan bibirnya ke arah Azka.

Uhukkk uhuuukk...

****

A DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang