bagian 5

305 16 0
                                    

Happy reading gaess hehe.

~~~~~~

Sudah sebulan Draina menjadi sekretaris Devanno dan dia tidak ambil pusing tenatang Devanno yang katanya sudah punya kekasih tapi belum juga nikah di umur 26tahun.

Draina tidak bisa membiarkan Devanno melihat Adraka, dia tidak mau Devanno mengambil anak nya dari dirinya.

"Draina keruangan saya"ucap Devanno dari telpon yang langsung kesembung ke ruangan Draina, dia hanya menjawab iya lalu berjalan keruangan Devanno.

Devanno juga tidak seagresif pas pertama kali mekra bertemu sebulan lalu dia jadi orang yang cuek dan dingin. Driana tidak beduli soal itu.

Selama anak nya aman dan Devanno tidak mau terlalu tahu soal itu draina benar-benar tidak peduli.

Sesampainya dia diruang Devanno dia hanya diminta bantu untuk menyiapkan berkas berkas untuk meeting satu jam lagi.

"Hai Dev"ucap seseorang yang masuk tanpa mengetuk pintu secara tiba-tiba.

"Oh kau rupanya Monika"ucap Devanno lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.

"Tatap lah aku Devanno!"ucap Monika dengan nada bicara yang manja.

"Disini ada sekertaris ku"ucap Devanno sembari melirik Draina.

Dan Monika menata Draina dengan tidak suka, tatapan sinis seperti ingin membunuh orang.

'dia pikir dia siapa memberi ku tatapan seperti itu!'-ucap Draina didalam hati nya.

"Semuanya sudah selesai pak apa saya boleh keluar?"tanya Draina dengan sopannya.

"Kamu boleh keluar"ucap Devanno acuh.

"Permisi pak Bu"ucap Draina dan berlalu keluar dari ruangan Devanno.

Setelah keluar dari ruangan Devanno Draina kembali ke ruangannya sendiri.

"Dasar menyebalkan memang nya dia siapa berani memberiku tatapan seperti itu!"ucap Draina sendiri didalam ruangannya.

"Awas saja sampai cowok berengsek itu berani bertemu dengan anak ku!"ucapnya lagi sembari mengerjakan berkas berkas yang belum selesai.

Meeting sudah selesai dari lima menit yang lalu tetapi Devanno dan Draina masih saja belum keluar dari ruangan meeting tersebut.

"Gimana kekasih ku cantik tidak?"tanya Devanno.

"Cantik pak cocok dengan anda yang brengsek"ucap Draina berlalu pergi dari hadapan Devanno. Lembih baik dia mengisi perutnya dengan makanan dari pada dia emosi mendengarkan ucapan Devanno yang bikin kesel itu.

Suara anaknya keluar dari handphone nya itu tanda ada yang menelpon nya.

"Halo mamah" sapa adraka di sebrang telpon.

"Hah sayang ada apa?"tanya Draina.

"Apakah mamah nya Adraka sudah makan?" Tanya Adraka.

"Ini malah lagi makan siapamg Adra sudah makan?"tanya Draina.

"Sudah mam" ucap Adraka.

"Sudah dulu yah sayang mamah mau kerja lagi"ucap Draina dan pamit kepada anak nya lalu mematikan sambungan telpon anaknya.

~~~~~

Setelah semua pekerjaannya selesai Draina pulang kerumah.

Pas sampai dirumah anak nya dan baby sitter nya tidur dengan pulasnya padahal sekarang baru jam 20:30 tumbenan sekali pikirnya.

Draina langsung membersihkan dirinya lalu ikut tidur dengan anaknya dan juga Beby sitter anaknya.

Pagi tiba Draina menyiapkan makanan untuk dirinya anaknya dan Cici. Cici sudah mulai sibuk dengan kuliahnya dan adraka juga sudah mulai sekolah sejak beberapa Minggu lalu dan dia dititipkan kepada orang tua Draina, lebih tepatnya bundanya.

"Cici kamu hari ini kulih masuka pagi atau siang?"tanya Draina.

"Pagi bak tapi nganterin Adraka dulu kerumah ibu baru saya berangkat"ucapnya menjelaskan.

"Tidak udah biar adra saya saja yang antar kerumah bunda kamu langsung berangkat kuliah saja"ucap Draina.

"Ah tidak mbak biar Cici aja yang antar"ucap Cici tidak enak.

"Sudah tidak apa apa"ucap Draina.

"Baik mbak"ucap Cici dengan terpaksa.

Selesai sarapan Draina langsung pergi mengantar Adraka lalu ia berangkat kekantor.

~~~~~~

Sesampai nya dikantor ia malah mendengar gosip yang tidak sehat untuk hatinya.

"Beneran pak Devan akan tunangan dengan kekasihnya yang kemarin datang itu?"tanya seorang resepsionis kepada resepsionis lainya.

"Iya bener aku tuh"ucap resepsionis itu.

"Ekhem pagi"sapa Draina kepada dua resepsionis yang bergosip itu

"Eh pagi bu Draina"ucap dua resepsionis tersebut kaget.

Setelahnya Draina berlalu begitu saja dengan senyum yang sangat terpaksa kala ada karyawan yang menegornya.

Sesampainya didalam ruangan nya Draina langsung melepar tas kerjanya dengan muka yang sudah kelewat kesal.

Harusnya ia tidak kesal dengan yang ia lihat harusnya ia bisa terima itu.

Harusnya ini semua tidak terjadi jika kejatidan yang hampir lima tahun silam tidak terjadi tapi apa boleh buat  Adraka sudah ada di dunia Draina hanya bisa menerima nya saja.

Bunyi telpon dari telpon yang ada di meja berbunyi dan ternyata Devanno yang memanggilnya untuk menanyakan apa ia ada kegiatan atau tidak.

"Hari ini jadwal bapak free tidak ada meeting untuk hari ini dan lusa"ucap Draina secara profesional nya.

Bersambung.

_______________

Hargai author Yangs sudah berbaik hati menulis tidak udah divote cukup komen saja. Sekian terimakasih.

ADRAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang