Candice’s POV
Aku masuk ke pub melewati pintu belakang. Aku mencoba mengatur nafasku dan aku tidak mau bertengkar dengan Mom, tapi itu hampir mustahil. Aku akui, kami berdua sama-sama tidak bisa menahan volume suara kami.
Aku berjalan menuju tempat Mom bersiap-siap untuk pertunjukannya. “Hi Kevin.” Sapaku pada lelaki yang selalu menunggu di depan pintu ‘ruangan kerja’ Mom. Tugas Kevin adalah memberi tahu jadwal kerja semua orang di dalam sini. Kevin membukakan pintu untukku dan saat aku masuk, seluruh mata langsung tertuju padaku. Aku tidak pernah suka ruangan ini, terlalu kecil untuk 7 orang wanita yang sedang berdandan, terlalu apek untuk 7 wanita yang memakai banyak wewangian ditubuhnya.
“Mom,” panggilku sambil berjalan mendekatinya.
“Hi Candice,” sapa Zoe sambil tersenyum padaku. Dia yang paling muda disini. Beberapa teman Mom ikut menyapaku juga.
“Why are you here?” tanya Mom mendempul bedak di pipinya.
Aku memutar bola mataku, “you sure know why I’m here.” Kataku tapi Mom malah memakai mascara tanpa menjawabku. “You took my money!” kataku keras dan Mom langsung menatapku dengan mata lebar. Aku bisa merasakan beberapa pasang mata memperhatikan kami berdua dengan penasaran.
“Lets talk outside.” Kata Mom sambil memegang tanganku dengan kencang, terlalu kencang. Dia berdiri dan mendorongku sedikit agar keluar dari ruangan.
“Put your clothes on, Mom! For heaven’s sake!” kataku saat kami berdua sudah berada di luar pub, tepatnya di gang yang sepi.
“I am wearing clothes, honey!” kata Mom mengangkat tangannya tidak percaya.
“I can’t believe-“ aku bahkan tidak bisa melanjutkan kata-kataku. Dia sebut itu baju? Ayolah! Aku menarik rambutku frustasi. When will she learn to be a normal Mom?! Aku menggelengkan kepala saat Mom sudah membuka mulutnya, siap membela ‘baju’ konyol itu, namun aku teringat alasanku disini. Aku datang kemari bukan untuk membahas baju apa yang dipakainya. “you took my money, don’t you?” kataku dan Mom menggerang kesal.
“If that money was for your college than I’ll pay it back, okay?” kata Mom keras.
“No! It’s not for my college, Dad haven’t give it to me yet. I start my college next year, you remember?” kataku datar pada Mom.
“Of course!” kata Mom dengan muka sok meyakinkan. Aku mendengus pelan, of course? Of course you forgot.
“I need that money for my new phone,” kataku kembali ke topik.
“A phone? Then I don’t even need to pay it back, right?” kata Mom semangat.
“No way! My phone is in damage and I need a new phone, okay?! You can’t take my money!” kataku sudah capek menghadapi Mom.
“It’s not your money, sweetheart.” Kata Mom menghela nafas.
“It’s not your money either! And flash news, Dad gave it to me so basically it’s my money!” kataku dengan keras dan tegas. “You can’t keep taking away my rights, Mom! It’s not fair!” lanjutku masih dengan suara besar. Aku berharap tidak ada orang yang akan memarahi kami berdua.
“Your rights? I only take a few of your money and you talking about rights!” kata Mom sambil tertawa mengejek.
Of course I’m talking about my rights! Dia banyak mengambil hakku sebagai seorang anak, bukan hanya mengambil hak kepemilikan atas uang yang diberikan Dad.. Seperti, hak untuk memiliki Mom yang seharusnya membuatkanku sarapan setiap pagi. Kau tahu? Those kind of rights. I want my right to have a proper Mom.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape
Fanfiction(Read before start reading: this story using indonesian language but english conversation - Harry Styles fanfiction) ❝ I breathe you in again, just to feel you underneath my skin, holding onto, the sweet escape is always laced with a familiar taste...