3. Thoughts and Ah, A Naked Man!

310 24 2
                                        

Truk di depan mobil Harry berbelok ke kanan dan ada ketegangan yang mengalir di sekujur tubuhku. Ini jalan menuju danau. YA TUHAN. Ternyata rumah Harry tepat berada di pinggir danau dan disekitar hutan dan danau! Aku hampir berteriak saat melihat pagar rumah Harry yang berwarna putih. Kuulangi lagi, rumah Harry benar-benar berada di sebelah danau! Danau yang begitu berarti bagiku. Apa danau ini juga berarti bagi Harry? there’s a lof memories here, did he do this on purpose?

Truk berhenti di luar pagar karena tidak ada lahan yang cukup besar untuk memarkirkan truk besar itu. Aku turun di depan pagar, masih belum percaya kalau aku akan tinggal disini. Sementara Harry memasukan mobilnya ke dalam garasi lalu memberi intruksi ke para pekerja. Aku berjalan masuk ke halaman depan dan, ya Tuhan lagi, rumah ini amat sangat indah dilihat dari depan. Di halaman depan, sekitar pintu masuk banyak bunga-bunga kuning cerah yang ditata dengan sangat rapih. Para pekerja mulai memasukan kardus ke dalam rumah dan aku melanjutkan observasiku. Rumah ini berwarna putih seluruhnya di luar, tapi di dalam ternyata dindingnya terbuat dari kayu, juga lantainya. Bila Harry yang memilih dekorasi rumahnya ini, aku benar-benar suka pilihannya.

Saat pertama masuk, ada ruang tamu yang dipojok ruangannya ada beberapa alat musik seperti gitar dan bahkan grand piano (ini ruangan yang cukup luas), ada tv datar yang besar sampai menutup sebagian dinding dan dibawahnya ada dvd player yang juga berukuran besar. Disebelah tv, tepatnya menempel di dinding, ada rak yang berisi dvd dan dibawahnya banyak album dari berbagai penyanyi. Di depan tv ada kursi empuk berwarna putih-krem dan dua lainnya di setiap sisinya. Bila Harry tidak memberiku kamar, aku akan senang untuk tidur di sofa itu. Dan masih banyak dekorasi aneh dan unik lainnya, seperti gambar kapal layar dari abad pertengahan lengkap dengan gambar kompas besar diebelahnya.

Ada satu tangga kayu untuk pergi ke lantai dua, dan satu pintu yang bertuliskan toilet di sebelah kiri tangga, dan ada juga jalur ke dapur di sebelah kanan. Sementara dinding sebelah kiri tidak terbuat dari kayu, tapi kaca tembus pandang. Aku meggeser pintu kaca itu dan ternyata disana ada kolam renang yang lumayan besar dan berbentuk persegi panjang. Ada banyak tanaman merambat yang meggantung di sekitar papan yang menutupi kolam renang ini dari dunia luar. Bahkan ada dua shower dan kursi untuk berjemur di pinggir kolam. Aku jadi penasaran berapa banyak uang yang Harry keluarkan untuk membangun rumah ini.

Aku naik ke atas dan ternyata disana ada 3 kamar dengan satu kamar mandi di setiap kamarnya. Aku sebenernya ingin melihat taman belakang rumah ini tapi Harry keburu menyuruhku untuk membereskan barang-barang agar disusun di kamarku yang berada di ujung. Mungkin aku tidak akan tidur di sofa nyaman di bawah.

•••

Aku selesai menata kamarku sampai larut malam, begitu juga Harry. Untung saja furniture di rumah Harry sudah tertata jadi tidak perlu waktu lebih dari sehari untuk membereskannya. Walaupun sudah malam, aku tetap mandi dengan air hangat karena badanku lumayan berdebu dan berkeringat. Dua zat yang akan membuatku tidur dengan mimpi buruk.

Setelah selesai mandi aku turun kebawah dan aku tidak melihat Harry dimana-mana sampai akhirnya aku mendengar suara gerangan Harry yang terdengar familiar. Aku mengintip ke dapur dan ternyata dia ada disana, sedang berkutat dengan sesuatu di depannya. Oh. Ternyata sesuatu di depannya itu adalah kulkas yang sangat besar.

“What are you doing?” tanyaku sambil berjalan mendekat ke arah Harry yang masih membungkukan badannya. Harry tidak menjawab jadi aku mengintip melalui bahunya. Kulkas bagian bawah berisi banyak makanan, dari buah-buahan sampai susu segar. Orang berduit memang bisa melakukan apa saja. Aku makin mendekat ke punggung Harry dan akhirnya aku bisa melihat dia sedang mengelap suatu bagian dalam kulkas yang tertumpah susu. “ahh, so you’re-“

Belum selesai aku ngomong, Harry menegakkan tubuhnya yang tinggi, dan aku yang berdiri tepat dibelakangnya langsung terdorong sedikit kebelakang. Punggung Harry menyentuh hidungku dengan cukup keras. Harry memutar badannya sementara aku mengelus hidungku yang sakit.

Sweet EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang