Tay menggandeng tangan New saat memasuki restaurant. Mereka disambut dengan formal sebelum kemudian diantarkan ke meja yang sudah dipesan.
Tay tampak akrab dengan kepala restaurant yang tadi menyambut mereka didepan pintu masuk. New dapat menebak dari bahasa yang di gunakan, orang itu berasal dari Prancis. New sedikit kagum saat Tay tersenyum dan berbicara dengan bahasa Prancis dengan kepala restaurant itu. Ternyata meskipun Tay orang Thailand asli, dia menguasai berbagai macam bahasa asing dengan baik. Sedetik kemudian New cepat-cepat mengalihkan pikiran atas keterkagumannya pada Tay dan beranggapan kalau itu bukan urusannya.
Ketika kepala restaurant itu pergi, Tay menarikkan kursi untuk New duduk, setelah itu dia duduk didepan Kursi yang ada didepan New.
"Tempat ini milik ibuku," Celetuk Tay, "Orang tadi bernama Vicenzo, asisten kebanggaan ibuku sejak restaurant ini berdiri. Dia sangat mencintai tempat ini seperti mencintai hidupnya sendiri." New terdiam menatap Tay. New tahu orang tua Tay sudah lama meninggal, tapi hanya itu yang New ketahui karena untuk mendapatkan informasi lebih tentang orang tua Tay sangat sulit.
Seorang pelayan datang menghidangkan makanan yang tampak asing di mata New. Sebuah hidangan tampak seperti filet salmon dengan crème di atasnya. Penyajiannya begitu indah dengan toping potongan jeruk citrus dan daun mint.
Setelah pelayan itu pergi, mereka mulai menyantap makanan itu. New mendesah saat menyantap makanan itu untuk pertama kalinya, merasakan crème itu meleleh dengan lembut dimulutnya, menciptakan cita rasa yang bercampur antara rasa manis, asin, juga asam. Benar-benar kelembutan yang sangat nikmat, hingga tidak disadari kalau sejak tadi Tay selalu memandangnya dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Tay luar biasa buruk malam ini. Merasa benar-benar frustasi karena hasratnya yang tidak tersampaikan saat tadi mandi di kamar New.
"Kau menyukainya?" dengan cahaya lampu temaram, Tay tampak lembut. Wajah kejamnya menghilang, membuatnya tampak lebih santai.
New ingin membantah pertanyaan Tay, tetapi segera diurungkannya karena tidak ingin merusak suasana indah ini. Yah, terkurung berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu membuatnya sangat frustasi, dan entah ada angin apa malam ini Tay sedang berbaik hati membawanya keluar. Meskipun masih dengan pengawalan ketat pastinya.
New menganggukan kepalanya. Dia memang sangat menikmati semua ini. Bahkan bukan hanya makanannya, tetapi New senang karena pemandangan di restaurant ini sangat indah. Tidak seperti kamarnya yang sepanjang mata memandang hanya ada warna putih.
"Good," Ucap Tay, tersenyum puas. "Aku ingin menawarkan sebuah kerja sama."
"Kerja sama?" Tanya New sedikit waspada.
"Ya. Aku akan memperlakukanmu dengan baik, bukan sebagai tawanan melainkan menjadi kekasihku. Menurutku kita bisa menjalin hubungan kerja sama yang baik. Bagaimana?"
New sedikit tergoda dengan tawaran itu. Bukan tergoda menjadi kekasih Tay tentunya, tetapi tergoda dengan janji Tay yang mengatakan tidak akan memperlakukkan dirinya sebagai tawanan. Itu berarti Tay akan melonggarkan keamanan ketat yang selama ini mengekangnya. Dan jika itu terjadi, berarti dirinya dapat melarikan diri sewaktu-waktu.
Tay sepertinya dapat membaca pikiran New dari raut wajah lelaki cantik itu yang berubah-ubah. Bibir Tay mengkerut marah, kemudian menggeram.
"Lupakan!" Dengan marah Tay melempar serbetnya, lalu berdiri, "Off!"
Dengan cepat Off menyiapkan mobil Tay, dan New mendapati dirinya ditarik pergi meninggalkan restaurant.
*****
Dalam kegelapan sosok itu mengawasi, kabel rem mobil sudah dipotong serapi mungkin, sampai-sampai tidak akan ada seorang pun yang menyadari ada kerusakan saat mobil itu diperiksa. Cukup susah memang saat melakukannya, mengingat bodyguard Tay selalu siaga. Tetapi jangan panggil dia Jackal si pembunuh bayaran yang paling ahli, kalau hanya melakukan itu saja tidak bisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/232063479-288-k22563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge (TAYNEW VER)
FanfictionNew dengan sifat keras kepalanya dan Tay dengan seluruh kekuasaannya. "Kau adalah kelemahanku." -Tawan Vihokratana. Remake dari novel Shanty Agatha, Sleep With The Devil.