New tersentak, wajahnya tampak sedih saat membalas tatapan Tay yang berapi-api.
"Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti orang lain. Aku juga punya perasaan, aku punya kehidupan sendiri, dan aku lelah dengan semua ini."
Kemarahan Tay yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan New. Kenapa Tay tidak pernah menyadari perasaannya? Yang diinginkan New hanyalah pengakuan bahwa dirinya bukanlah pengganti Pluem. Hanya itu. Dan Tay terlalu bodoh karena selama ini tidak pernah menyadarinya.
'Baiklah. Kalau itu yang New inginkan, aku akan mengabulkannya..'
"Ikut aku." Tay menarik tangan New dan membawanya keluar kamar. New bingung mau di bawa kemana dirinya. Tay menariknya menuruni tangga, berjalan menuju sayap samping rumah, tepatnya di kebun mawar yang terdapat kamar dengan pintu berlapis emas di mana lukisan Pluem terpasang.
Para pelayan yang khawatir dan penasaran dengan keadaan majikannya mencuri dengar keributan itu. Bahkan Off juga sampai berdiri waspada di depan pintu, tetapi kemudian mundur beberapa langkah ketika menyadari bahwa Tay membawa New ke sayap rumah itu.
Tay berhenti menyeret New ketika mereka sudah berada di depan pintu kamar emas itu, "Kau ingin jawaban apa dariku?" Tay melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan Pluem yang semula tergantung di dinding.
Tay melangkah cepat keluar kamar, dan dengan segera New mengikutinya, penasaran ingin tahu apa yang akan dilakukan Tay kepada lukisan itu. Tay melangkah menuju halaman belakang rumah, membanting lukisan itu ke tanah hingga kaca yang melapisinya pecah berantakan. Dan ketika New menyadari apa yang akan dilakukan suaminya, semuanya sudah terlambat.
"Jangan!"
Terlambat. Tay sudah melempar api ke lukisan yang tadi sempat diguyur minyak tanah itu. Dalam sekejap api itu sudah membakar kanvas yang memang sudah rapuh termakan usia. Seluruh lukisan Pluem yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis dilahap api yang membara, dan menjadi abu yang bertebaran tertiup angin malam.
New berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Tay dengan bingung, "Kenapa kau melakukan itu?"
"Kenapa? Kau bertanya kenapa?" Tay tiba-tiba meraih New dan merengkuh istri cantiknya itu ke dalam pelukannya, kemudian menciumnya kasar, mendamba, dan penuh gairah. Tay melahap bibir New seolah-olah akan mati kalau tidak melakukannya. Lidah Tay menjelajah dengan penuh gairah, mencicipi seluruh rasa manis di dalam rongga New yang sudah lama tidak di rasakannya. Tay seakan ingin memuaskan kerinduannya, melampiaskan amarahya, dan rasa frustasinya, melalui ciuman itu. Ciuman yang panas menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.
Ketika Tay melepas ciumannya yang membara itu, tubuh New lemas seketika, sehingga Tay harus menopangnya. Dengan gerakan tegas, lelaki itu mengangkat dagu New dan menghadapkan ke arahnya.
"Kau ingin tahu alasan kenapa aku melakukannya bukan?" Pertanyaan itu dijawab anggukan ringan oleh New, "Dengarkan baik-baik apa yang akan aku katakan, New Thitipoom!" Lanjut Tay, menatap ke dalam manik caramel istrinya, "Aku melakukannya karena aku, Tawan Vihokratana sungguh sangat mencintaimu. Hanya kau, sebagai New yang menjengkelkan dan keras kepala, yang selalu menentangku." Tay kembali melumat bibir New yang menganga takjub, dengan penuh gairah.
"Kau selalu tersimpan di hatiku," Dengan lembut Tay membawa tangan New ke dadanya, "Hati ini sudah aku buang jauh-jauh ke dasar lembah kegelapan, tapi kau membawanya kembali dan menempatinya sampai aku tidak mampu untuk mengeluarkanmu dari sana." Tay menatap lukisan yang sudah menjadi serpihan abu itu, "Dulu aku pernah mencintai Pluem. Tetapi sekarang, dia hanyalah sebuah kenangan yang harus aku jaga. Hanya itu, tidak lebih, karena cintaku kepadanya sudah terhapus dengan berjalannya waktu. Dan sekarang aku tegaskan Tuan New Thitipoom, aku memperistrimu bukan karena aku ingin menjadikan kau sebagai pengganti siapapun. Aku memperistrimu karena aku memang mencintaimu. Dan soal ternyata kita sangat cocok di ranjang.., itu merupakan bonus."
![](https://img.wattpad.com/cover/232063479-288-k22563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge (TAYNEW VER)
FanficNew dengan sifat keras kepalanya dan Tay dengan seluruh kekuasaannya. "Kau adalah kelemahanku." -Tawan Vihokratana. Remake dari novel Shanty Agatha, Sleep With The Devil.