Delapan Belas

6.7K 520 21
                                    

"Tidak!" Seru New, seketika wajahnya memucat, dan tangannya langsung melindungi perutnya yang masih rata.

New tidak tahu bagaimana rasanya mengandung seorang anak, terlebih lagi dia adalah seorang lelaki yang tidak mempunyai pengalaman sama sekali. Tetapi begitu dia sadar bahwa ada janin tumbuh dan berkembang di dalam tubuhnya yang ternyata mempunyai rahim layaknya seorang wanita, New langsung tahu ada ikatan yang tidak nampak diantara mereka, layaknya seorang ibu yang akan dengan sigap melindungi anaknya.

"Kau harus membunuhku dulu jika kau berniat melaksanakan niatmu itu, Tay Tawan! Aku tidak tahu kegilaan apa yang ada di dalam otakmu, tapi seharusnya kau sadar kalau anak yang saat ini aku kandung dan ingin kau bunuh, adalah darah dagingmu sendiri."

Tay menatap New dengan pandangan yang memancarkan suatu kesakitan yang mendalam, "Aku tidak bisa New! Aku tidak bisa kalau kau harus hamil." Lelaki yang saat ini sedang berdiri menyeberangi ruangan itu mengacak rambutnya, frustasi. "Pluem.. dia sempat hamil, kau pasti tahu itu.. dia keguguran."

New tercekat ketika kisah itu akhirnya diceritakan oleh Tay. Nama Pluem seakan terdengar tabu untuk diucapkan ketika New masuk ke rumah Tay dan menyandang gelar Tuan Vihokratana. Dan sekarang, Tay sendirilah yang mengangkat topik itu ke permukaan.

"Tapi kau tahu, kondisiku dan Pluem sangat jauh berbeda. Aku sangat sehat."

"Yang tidak orang lain ketahui adalah, sebelum Pluem meninggal dia kembali hamil." Mata Tay menyalang, ingatannya kembali ke masa lalu, seakan tidak menyadari ada New juga di ruangan itu, "Aku tidak tahu bagaimana caranya dia membuatku lengah dan hamil kembali. Demi Tuhan, aku sudah berusaha agar dia tidak hamil kembali, aku bahkan sudah berkonsultasi pada Dokter untuk menjalankan operasi vasektomi. Tapi Pluem tetap saja hamil lagi dan dia dengan keras kepala menyimpan rahasia itu dariku dan semua orang." Nafas Tay tercekat di tenggorokan, "Ketika dia meninggal di dalam tidurnya, saat itu dokter baru mengetahui dan mengatakan padaku bahwa Pluem telah mengandung tiga bulan. Tragisnya, kehamilan itulah yang mengakibatkan kondisinya memburuk dan semakin melemah.. Yah, kehamilan itulah yang telah membunuh Pluem!"

"Tapi Tay, aku tidak sama dengan Pluem." New menyela, berusaha mengembalikan ingatan Tay ke masa kini, "Aku sehat dan aku yakin bayi yang sedang tumbuh di rahimku ini tidak akan membebaniku."

"Aku tidak mau kau sakit karena kehamilanmu, New!" Tay menyela marah, dan ketika menyadari wajah New memucat karena suaranya yang meninggi, Tay memperlembut suaranya, tepatnya memohon, "Aku minta padamu New, gugurkan bayi itu. Tidak akan pernah ada bayi di rumah ini, tidak akan pernah ada bayi di pernikahan kita. Karena aku sama sekai tidak menginginkannya."

*****

Dada New bergemuruh oleh perasaannya sendiri yang bercampur aduk. Teganya Tay dan betapa egoisnya dia! Betapa pun Tay merasakan trauma dan ketidak sukaannya yang mendalam atas kehamilan Pluem, seharusnya lelaki itu sadar kalau yang ada di rahim New saat ini adalah darah dagingnya, anak kandungnya sendiri. Sebegitu tidak berhargakah New di mata Tay sehingga dia harus mengorbankan janin tidak bersalah yang saat ini dikandungnya, hanya atas nama kenangan Tay kepada Pluem?

"Tidak Tay!" New menegakan dagunya, menahan sakit hati yang meluap-luap, "Aku tidak akan pernah membunuh bayi ini apapun alasannya, meskipun kau hanya menganggap dia sampah." New menatap Tay dengan tatapan terluka yang teramat dalam, "Meskipun kau melupakan fakta bahwa dia ada karena dirimu juga.. Dia adalah anakku. Anak kita yang saat ini tumbuh di dalam diriku. Seperti yang aku katakan padamu tadi, kalau kau memaksakan kehendakmu kepadaku, atau kalau aku sampai kehilangan anak ini karena kesengajaanmu, maka yang kau dapatkan adalah kematianku!"

Tay tertegun mendengar ancaman New, dia menatap istrinya dan menyadari kalau lelaki cantiknya itu saat ini tengah terluka karena dirinya. Mungkin Tay terlalu terburu-buru menyampaikan isi hatinya, dan itu melukai perasaan New. Dengan frustasi diacaknya rambutnya setengah marah,

The Revenge (TAYNEW VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang