Hari ini, Alisa mulai masuk ke sekolah seperti hari biasa. Dan pastinya, banyak dari siswa-siswi yang membicarakan Alisa, mengenai kejadian yang menimpanya kemarin. Namun, ia tak peduli. Ia malas meladeni orang-orang yang sulit diajak kompromi.Alisa terus berjalan hingga ia telah sampai di depan kelasnya. Ia menarik nafasnya perlahan, lalu ia embuskan. Setelah itu ia masuk ke kelas, dengan wajah juteknya. Toh, bukankah sudah dibilang, bahwa Alisa tak peduli dengan sekitar.
Saat ia masuk ke kelas, teman-teman satu kelasnya memperhatikan kedatangan Alisa. Lebih tepatnya mengintimidasi. Membuat Alisa tak nyaman diperhatikan seperti itu.
Karena merasa risih dibuatnya, Alisa pun menegur mereka."Kenapa? Ada yang salah?" tegurnya,
Saat Alisa bertanya seperti itu, semua siswa-siswi yang memperhatikannya, langsung kembali mengerjakan kegiatan masing-masing seperti semula. Seakan mereka tidak melakukan apapun pada Alisa, tadi.
"Ck, aneh." lirih Alisa, sambil mendudukkan dirinya di kursi kelas.
Ia mengambil ponselnya, lalu mencoba untuk menghubungi Kanita.
"Nit, lo dimana sih? Tumbenan banget belum dateng," tanya Alisa, saat sambungan telfon sudah terhubung.
"Aduhh, gue masih di jalan nih. Mang Moji juga tumbenan banget, lelet nyupirnya,"
"Yaudah, jangan lama-lama," jawab Alisa dengan mendengus.
"Gimana nggak mau lama? Ini jalannya padet banget! Kejebak macet nih,"
"Udah, tabrak aja mobil lainnya. Biar lo nggak kena macet," balas Alisa, sambil terkekeh
"Gila! Udah ah, pusing gue. Ntar lagi ya, bye."
"Iya-iya, bye." jawab Alisa, dan ia langsung memutuskan sambungannya.
Alisa mencoba memainkan ponselnya kembali. Masuk ke aplikasi Instagram, lalu ia keluarkan lagi. Masuk aplikasi Watsapp, ia keluarkan juga. Ia mencoba membuka-buka aplikasi lainnya, untuk mengurangi kejenuhannya.
"Gabut banget sih, gue. Ck, Kanita lama banget lagi," rutuk dirinya, sambil memanyunkan bibir.
Sampai akhirnya sepuluh menit berlalu, bel sekolah mulai berdering. Alisa terheran, Kanita belum datang dan pelajaran pastinya akan segera dimulai. Sudah di pastikan cewek itu akan telat.
Namun, baru saja Alisa memikirkan hal itu, Kanita muncul dari pintu dan berteriak hingga ruang kelas bergema, dibuatnya.
"ASSALAMUALAIKUM! ALHAMDULILLAH GUE KAGA TELAT COY!!! GILEEEE! GUE TADI KEJAR-KEJARAN SAMA BU SANTI! ANJAY NGGAK TUH?!" teriak Kanita sambil merentangkan kedua tangannya.
Otomatis, semua mata yang ada di kelas, memperhatikan Kanita dengan pandangan yang tak suka. Mereka semua menganggap bahwa Kanita terlalu alay dan lebay. Kanita yang menyadari hal itu, langsung memelototkan matanya dan mencondongkan kepalanya ke depan.
"Apa lo liat-liat?! Sirik aja, lo!" ketusnya sambil mengibas rambut coklatnya.
Alisa yang melihat kejadian demi kejadian itu, dibuat tercengang oleh Kanita. Maaf, ini Kanita yang feminim dan alay kan?
Kanita yang biasanya bergaya feminim, walaupun suka berteriak-teriak tak jelas, kini bisa menjadi judes dan ketus. Wow, Alisa dibuat terkejut dengan hal itu.
"Aaannnjjjjaayyy, ini siapa, deh?? Yakin Kanitanya, gue?" tanya Alisa, sambil mencolek dagu Kanita saat sudah berada di meja yang sama.
"Muak gue, sama orang-orang di kelas ini. Mukanya dobel semua," jawab Kanita dengan memutar bola matanya, malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINOLIS [Hiatus]
Novela JuvenilBagaimana jika kalian menjadi sesosok Alisa? Selalu dibandingkan, diacuhkan, diremehkan, bahkan dibully karena hal yang tidak ia ketahui. Perlahan-lahan permasalahan, penghianatan, pengorbanan, dan kenyataan yang sesungguhnya datang dan melukai diri...