Mulmed : Alisa Starla Purnama
*
*"Pahhh, Mahh, Alisa pulang" teriak Alisa saat memasuki rumahnya
Alisa yang baru datang pun, disambut oleh kedua orang tuanya yang sedang bermesraan di sofa ruang TV.
Mereka tertawa, saling merangkul, saling menatap, seperti anak-anak remaja yang baru merasakan apa itu Cinta.
"Cih, Papah sama Mamah kebiasaan deh, gak ngerti tempat banget sih" lirih Alisa sambil memutarkan bola matanya malas
Ardi dan Reina pun belum menyadari kehadiran Alisa. Mereka masih bergurau ria di sofa tersebut.
Lalu saat Ardi ingin mengecup kening Reina, Alisa pun menggagalkan gerakan itu dengan celetukannya
"Aduhhh, yang masih kaya anak ABG.." ujar Alisa dengan nada sedikit menyindir
"Pacarannya di Kamar dong mas, mbak. Ada anak kecil nih, disini" ujar Alisa lagi sambil menunjuk dirinya sendiri
Ardi yang mendengar celetukan Alisa pun, menghentikan gerakannya tadi. Lalu secara bersamaan Ia menoleh ke sumber suara bersama Reina.
Setelahnya, Ardi dan Reina saling berhadapan ,menatap wajah mereka satu sama lain. Dan mereka terbahak bersama
"Wah ternyata anak Papah udah dateng. Kita jadi ketawan lagi mesra-mesraan deh Mah" ujar Ardi sambil menggoda Reina
Reina pun merespon dengan memukul pelan lengan Ardi, dan Alisa hanya mendenguskan nafas
"Ish! Papah tuh yaa. Cari tempat yang sepi dong Pah. Anaknya jadi liat nih" ujar Alisa sambil cemberut
"Makanya cari pacar dong" balas Ardi
Alisa yang diberi ejekan seperti itu pun hanya bisa melongo. Sebentar, jadi maksud Papahnya itu, dirinya tidak laku? Makanya disuruh cari Pacar?
Oh ya ampun, ingin rasanya Alisa salto seribu kali menanggapi ejekan dari Papahnya itu.
"Ayo Mah, kita ke taman belakang. Lanjutin yang tadi" ajak Ardi dengan kekehan
"Ish! Dasar kamu" balas Reina kepada Ardi
"Oh iya, sayang. Mamah tadi bawain Kamu cake chocolate. Mamah taruh di kulkas. Gih dimakan" ujar Reina memberi tahu
"Iya Mah.." jawab Alisa lesu, lalu segera naik tangga menuju kamarnya
Setelah berganti pakaian, Alisa segera menuju ke dapur dan membuka kulkas. Lalu dengan wajah berbinar, ia mengambil cake chocolate kesukaannya sedari dulu.
Tanpa pikir panjang. Ia segera mengambil pisau kue, dan memotong cakenya. Potongan pertama, sengaja ia potong agak besar, lalu melahapnya dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINOLIS [Hiatus]
Fiksi RemajaBagaimana jika kalian menjadi sesosok Alisa? Selalu dibandingkan, diacuhkan, diremehkan, bahkan dibully karena hal yang tidak ia ketahui. Perlahan-lahan permasalahan, penghianatan, pengorbanan, dan kenyataan yang sesungguhnya datang dan melukai diri...