9

470 63 23
                                    

Baekhyun menarik napas lega saat memasuki rumah mungilnya yang sejuk dan tenang. Sekarang, saat dia tidak perlu memasang wajah tabah untuk Alice, lebih banyak lagi tekanan yang mencair, dan sebenarnya dia agak murung—tidak sepenuhnya tenang, karena masih ada amarah terpendam karena Joy menamparnya. Dan bukannya membalas tamparan wanita jalang itu, dia harus menerimanya. Namun, dia cukup tenang untuk menerima peristiwa yang sudah berlalu itu, dan dia menghadapinya sebaik mungkin, meskipun cara terbaik bukan cara yang paling memuaskan.

Meskipun begitu, tekanan membuatnya lelah. Dia merasa letih hingga ke tulang, dan bayangan tentang berada di rumah malam ini tanpa melakukan apa pun selain beberapa tugas ringan terasa bagaikan surga sesaat. Dia melepaskan celana pantalon dan kemeja yang dia kenakan hari itu, mengumpulkan cucian, dan memasukkan semuanya ke mesin cuci. Kemudian, dia mengganti seprai tempat tidurnya, membawa seprai lama ke ruang cuci untuk dimasukkan ke mesin nanti. Setelah itu, tidak ada yang harus dia lakukan lagi selain mandi dan mengenakan piyama.

Saat berada di pancuran, dia mendengar telepon berdering, tetapi tidak melompat keluar dan berlari untuk menjawabnya. Setelah hari berat yang dia lalui, siapa pun bisa menunggu. Dia bahkan menyempatkan diri mencuci rambut. Setelah mengeringkannya, membubukan baby oil ke tubuh—jangan tanya mengapa dirinya lebih memilih baby oil dibandingkan produk kecantikan lainnya, dan memakai piyama, dia memeriksa pesan telepon, tetapi tidak ada apa-apa. Jadi, dia memeriksa Caller ID.

Ternyata ayahnya, dia mengerutkan kening. Biasanya Bryant meninggalkan pesan jika menelepon, bahkan meskipun hanya, “Hai nak, sudah lama tidak mengobrol denganmu.” Baekhyun mengenal ayahnya—fakta bahwa Bryant tidak meninggalkan pesan berarti sang ayah ingin membicarakan sesuatu dengannya, dan mungkin sang ayah butuh bantuan. Hubungan antara Baekhyun dan Bryant hanya mengalami sedikit perubahan setelah ayahnya mengetahui perihal orientasi anak lelakinya itu, tapi kehangatan yang dipancarkan ayahnya tidak berubah. Dia dan Baekhyun masih sering berkomunikasi. Mungkin rasa kecewa masih menaungi seorang Bryant, tapi dia dengan baik dapat memendamnya sampai ke dasar.

Baekhyun tidak tahu apa yang ayahnya inginkan. Apa pun mungkin terjadi jika berkaitan dengan Bryant. Baekhyun menekan nomor telepon ayahnya dan sang ayah menjawab sebelum dering pertama berhenti berbunyi. “Hai, sayang,” Bryant menyapa dengan ceria. “Apa kabar anak lelakiku?”

“Lelah. Pekerjaan hari ini menyulitkan. Aku sedang mandi saat Dad menelepon. Ada apa?”

“Mengapa kau selalu bertanya ‘ada apa’? Memangnya aku tidak boleh menelepon hanya untuk berbicara denganmu?”

Setitik nada bersalah sekaligus pembelaan diri dalam suara ayahnya membuat Baekhyun menyeringai. Sebenarnya Bryant bersifat baik, selalu memeriahkan pesta, menyayangi Baekhyun dengan tulus, memesona setengah mati, dan luar biasa tidak bertanggung jawab. Baekhyun tidak meragukan Bryant menyayanginya. Pada awalnya Baekhyun lah yang membuat luka diantara dirinya dan ayahnya. Tetapi, Baekhyun tidak pernah meragukan bahwa jika Bryant harus memilih antara menyelamatkan nyawanya saat tenggelam atau nyawa sendiri, Bryant pasti akan meneteskan air mata besar-besar saat pemakamannya.

“Boleh,” Baekhyun menjawab, “tapi biasanya tidak. Jadi, ada apa?”

“Yah... aku butuh sedikit bantuan.”

Sedikit bantuan itu biasanya berupa uang, karena Bryant terus-menerus berkantung kosong. Bagi Bryant, membeli sebotol sampanye mahal untuk merayakan apa pun lebih penting daripada membayar tagihan bulanan. Baekhyun lebih sering menolak, tetapi kadang dia memberikan uang, jika jumlahnya tidak banyak dan alasan Bryant membuatnya tersenyum. Sekali waktu, Bryant meminta seratus dolar untuk membeli beberapa bebek plastik kecil untuk perlombaan bebek karet dalam rangka penggalangan dana sumbangan, dan Baekhyun sangat menyukai ide itu sehingga dia membeli bebek-bebek plastik kecil senilai dua ratus dolar bersama ayahnya, dan mereka menghadari perlombaan itu bersama. Bebek-bebek mereka tidak menang, tetapi mereka mengalami saat yang sangat menyenangkan.

VEIL OF NIGHT ㅡ CHANBAEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang