12

504 62 6
                                    

CHANYEOL sangat lelah sehingga nyaris merasa sedang menyeret bokongnya di trotoar saat melangkah gontai ke Departemen Kepolisian Hopewell. Bukan hanya karena hari yang panjang, dia pun belum cukup tidur semalam. Alasannya tidak cukup tidur semalam adalah alasan yang bagus, tetapi kurang tidur tetaplah kurang tidur. Dia memiliki satu ton bukti dan laporan yang harus dikerjakan sebelum bisa pulang, jadi dia ragu bisa melihat tempat tidurnya selama beberapa jam ke depan, setidaknya.

Keluarga korban telah diberitahu. Itu selalu merupakan bagian terberat. Dalam kasus ini, karena ayah tunangannya adalah senator negara bagian, dia dan Kris melakukan dua kunjungan yang menyulitkan. Orangtua korban luar biasa terkejut. Mereka tidak tenggelam dalam banjir air mata dan pertanyaan, tetapi tampak bagaikan dihantam, karena alasan mereka untuk hidup tiba-tiba terenggut.

Sang tunangan, Sean Dennison, nyaris pingsan karena kaget. “Tapi, aku bicara dengannya,” dia terus berkata. “Tak mungkin Joy.” Mereka sudah tahu bahwa dia menelepon korban karena telah memeriksa telepon seluler korban. Dia sedang bekerja saat menelepon Joy, katanya, sesuatu yang bisa dipastikan dengan mudah pagi itu. Jadi, jika tidak benar, itu kebohongan yang bodoh. Bukan berarti Chanyeol menganggapnya tolol. Dia berhadapan dengan hal ini setiap hari. Para pelaku kriminal, pada umumnya bukan orang-orang dengan keterbelakangan mental.

Chanyeol sudah kembali ke Departemen Kepolisian Hopewell untuk mencatat bukti-bukti sebelum kembali untuk menanyai Baekhyun, dan sekarang dia harus berurusan dengan pakaian basah Baekhyun. Chanyeol membawa formulir ketersediaan yang telah Baekhyun tanda tangani, laporan-laporan untuk ditulis—ya ampun, memang ada bedanya jika dia memutuskan melempar sekaleng oli kepada si perampok, bukan menembaknya? Jika tadi pagi senjatanya ditembakkan, dia pasti masih menyusun laporan. Namun, dia bebas untuk mengerjakan kasus... dan tetap harus menyusun laporan. dia tidak mungkin lolos dari dokumen-dokumen dan laporan-laporan sialan.

Chanyeol mengurus pencatatan bukti dan mengantarkannya untuk dites. Meskipun begitu, dalam kasus pakaian Baekhyun, dia cukup yakin ini bukan cara untuk membuktikan Baekhyun bersalah, malah menyingkirkan Baekhyun dari kemungkinan tersangka. Seperti yang Kris katakan, Baekhyun tidak memiliki jiwa pembunuh, tidak memancing kecurigaan apa pun. Namun, mereka tidak dapat memasukkan firasat sebagai bukti di pengadilan, jadi sebelum Baekhyun benar-benar bersih, dia harus ekstra hati-hati melakukan tindakan apa pun yang berkaitan dengan Baekhyun.

Bukan hanya perlu menyelidiki secara sangat dalam, Chanyeol pun harus mengawasi Baekhyun lebih lama dan lebih teliti daripada seharusnya, hanya untuk menghilangkan perasaan tertekan akibat diperlakukan seperti itu.

Chanyeol bahkan tidak bisa meneleponnya untuk berkata, “Hei, kupikir kau bukan pembunuhnya, tapi aku terpaksa melakukan ini dan memperlakukan dirimu seperti tersangka lain.” Tetapi, itu pun terdengar berlebihan.

Situasi tidak seperti yang dia inginkan, tetapi memang harus begini. Setelah kasus ini ditutup, dia akan mencoba mendekati Baekhyun lagi. Mungkin Baekhyun bukan tipe orang yang menyimpan dendam. Mungkin Baekhyun berpikir logis dan sama sekali tidak menganggap drama ini serius. Lagi pula, sepertinya Baekhyun bukan seseorang yang dramatis. Dia cukup tenang dan terkendali. Ini memberikan Chanyeol harapan. Ini juga membuatnya terdorong untuk membereskan kekacauan ini secepat kemampuannya.

Hanya berdasarkan rasa penasaran, dia melakukan pencarian tentang penusuk kebab di internet. Ada yang terbuat dari bambu, stainless steel, penusuk berhias, serta yang polos. Ini hal-hal yang diminati kaum perempuan, karena tidak ada lelaki berpikiran waras yang peduli tentang memasak potongan daging dan sayuran yang tertusuk tongkat. Oke, mungkin koki profesional begitu, tetapi menurut pendapat Chanyeol, itu luar biasa konyol.

VEIL OF NIGHT ㅡ CHANBAEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang