Part 2

3.6K 200 0
                                    

Ccciiiiiiitt .... Suara decitan ban terdengar ditengah derasnya hujan, dengan gemetar seorang lelaki bertubuh tinggi dan tampak gagah dengan pakaian dinas kantornya keluar dari mobil menerobos hujan untuk memeriksa apakah Dia menabrak seseorang yang dengan santainya berjalan di tengah jalan raya tanpa memikirkan keselamatannya.

"Hampir saja," batinnya setelah melihat seorang wanita yang tergelatak di tengah jalan raya.

Alzhea yang merasa kepalanya begitu pusing mendongak ke arah seorang pria yang menghampirinya.

"Kamu gak apa-apa?" tanya pria itu yang juga sudah basah kuyup karena menerobos hujan.

"Iya gak apa, cuman sedikit pusing aja."

"Kalau begitu Saya akan membawa kamu ke rumah sakit," ucap Nalendra yang masih tegang.

Alzhea hanya menganggukkan kepalanya karena dirinya benar-benar sudah tidak kuat lagi, badannya sudah menggigil dan lemah.

Nalendra mengangkat tubuh Alzhea masuk ke dalam mobilnya dan mendudukkan tubuh Alzhea yang lemah di kursi penumpang di samping kursinya.

"Pejalan kaki itu jalannya di trotoar, bukan di tengah jalan, mana hujan deras gini, emang mau cari mati ya?" ucapnya kesal karena hampir saja membuat jantungnya copot.

"Maaf," hanya satu kata itu yang terlontar dari bibir Alzhea yang sudah membiru akibat kedinginan.

Belum juga Nalendra menyalakan mesin mobilnya, suara ponselnya berdering, Nalendra meraih benda pipih tersebut dan menggeser icon hijaunya.

"Halo," jawabnya.

"Iya aku akan akan segera ke kantor."

Nalendra memutuskan sambungan teleponnya dan beralih menatap Alzhea yang sudah memejamkan matanya.

"Rumah sakit sangat jauh dari sini, sementara Saya harus segera ke kantor ada sesuatu hal yang penting yang harus Saya kerjakan, berikan alamat rumah kamu. Saya akan mengantarmu pulang," ucap Nalendra.

Perlaham Alzhea membuka matanya dan berkata, "maaf, rumah Saya juga sangat jauh dari sini, Saya turun saja nanti Saya naik taksi pulang ke rumah."

Namun Nalendra tidak tega melihat wanita di sampingnya ini yang sudah lemah dan pulang sendirian ke rumahnya, takutnya supir taksi akan memanfaatkan keadaannya yang lemah.

"Mmm ... kalau kamu tidak keberatan rumah Saya dekat dari sini hanya 300 meter, bagaimana kalau kamu istirahat dulu di rumahku? nanti sepulang dari kantor Aku membawamu ke rumah sakit dan mengantarmu pulang."

Karena Alzhea sudah tidak berdaya lagi, Dia pun hanya menganggukkan kepalanya, "semoga saja orang ini baik dan ikhlas menolongnya," batinnya.

"Baiklah," ucap Alzhea singkat.

Nalendra kembali memutar balik dan melajukan mobilnya menuju ke rumahnya sementara hujan pun mulai reda.

Tidak butuh waktu lama mobil Nalendra sudah berada di depan rumah miliknya yang berada dipemukiman yang sederhana.

"Kita sudah sampai, Kamu bisa jalan nggak masuk ke dalam rumah?" tanyanya.

"Iya," jawab Alzhea singkat, meski dirinya sudah tidak bisa menopang lagi badannya, Alzhea perlahan keluar dari mobil tersebut dan melangkahkan kaki lemahnya, hampir saja Dia terjatuh seandainya Nalendra tidak langsung membantunya, tanpa mereka sadari ada warga lingkungan yang memperhatikan mereka dan menatap mereka curiga karena sekilas nampak Nalendra dan Alzhea jalan berpelukan masuk ke dalam rumah.

"Ini kamar Aku, kamar sebelah masih kotor dan Aku jadikan ruang kerja jadi Kamu istirahat saja dulu di sini," ucap Nalendra sambil membuka lemari pakaiannya untuk mencarikan Alzhea baju kaos yang cocok untuknya dan juga mengambil pakaian ganti untuk dirinya karena Dia akan kembali lagi ke kantor.

SUDDENLY MARRIED ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang