Part 5

3.6K 227 7
                                    

Seminggu berlalu setelah kedatangan Nalendra ke rumah Sea, kini Nalendra sudah mengambil keputusan untuk menceritakan semuanya kepada isteri dan kedua orang tuanya di Surabaya.

Tepatnya jum'at sore, Nalendra pun menancap gas mobilnya menuju ke bandara, selama menetap di Bandung ,ini pertama kalinya Nalendra ke Surabaya menggunakan pesawat, sebelumnya dia hanya menggunakan mobil.

Butuh waktu satu jam setengah perjalanan, akhirnya Nalendra tiba di rumahnya dan disambut oleh tangisan anak kecil yang beberapa bulan lagi memasuki usia empat tahun.

"Assalamu'alaikum anaknya Papa!" sapanya ke putrinya yang masih menangis.

Nalendra pun mengangkat putrinya kedalam gendongannya dan mengelus punggungnya untuk mendiamkannya.

"Bunda di mana sayang? kenapa kamu berada di sini?" tanyanya ke anaknya.

"Di dalam sama Oom," ujar putrinya.

"Oom????"

"Oom siapa, Sayang??"

"Oom, sepelti Papa suka cium-cium Bunda."

Deg ... deg ... deg ....

Rahang Nalendra kini mengeras menahan emosi namun sebisa mungkin Dia tidak memperlihatkannya kepada putrinya, seketika Nalendra membawa anaknya ke rumah tetangganya untuk dititipkan.

"Assalamu'alaikum, Bu Yani!" sapanya kepada tetangganya yang duduk di teras rumahnya.

"Wa'alaikummussalam, Eh ... Pak Alend, ada apa ya Pak? kok tumben, biasanya kan datangnya sabtu sore!" ujar Bu Yani tetangga depan rumahnya.

"Ini Bu, Saya mau minta tolong nitipin putri Saya sebentar, soalnya Saya mau keluar sebentar bersama Bundanya," ucap Nalendra berbohong.

"Ohh ... iya Pak, gak apa kok! biasanya juga Bu Sita nitipin Alula sama Saya jika mau keluar dengan sepupunya, Oomnya Alula," ucap buk Yani lagi.

"Apa? Sepupu?? Oom???, sejak kapan Arsita punya sepupu? kedua mertuaku saja anak tunggal dan lagian Sita gak ada keluarga di Bandung kecuali keluargaku," batinnya.

Nalendra dan Bu Yani pun terlibat obrolan yang serius, membuat Nalendra mengepalkan tangannya menahan rasa emosi yang bergejolak.

"Ooh ... iya Bu, kalau begitu Saya pamit dulu! terima kasih infonya dan maaf sudah merepotkan."

"Iya Pak, gak apa kok! lagian Alulanya juga anteng."

Nalendra pun segera bergegas kembali ke rumahnya dengan hati-hati agar suara langkahnya tidak terdengar, karena Dia ingin memastikan sesuatu sebelum bertindak, karena bisa saja Dia hanya salah paham.

Perlahan namun pasti, Dia pun sudah tiba di ruang tengah rumah tersebut dengan TV yang masih menyala namun gak ada yang menonton.

Dan kedua sejoli yang sedang memadu kasih di sofa ruang tengah tidak menyadari kehadiran Nalendra yang sudah mengepalkan tangannya menahan amarah.

Arsita, istri dari Nalendra sedang duduk di pangkuan seorang laki-laki yang jauh lebih muda dari suaminya, mereka terlihat saling berpagutan dan berciuman di depan mata suaminya sendiri tanpa mereka sadari.

Nalendra tidak tinggal diam, tangannya merogoh saku celananya meraih ponselnya dan diam-diam Dia merekam perbutan Zina istrinya, karena terbuai dan terlena oleh sentuhan lelaki itu, Arsita tidak menyadari keberadaan suaminya yang sudah di depan matanya bahkan merekam perbuatannya untuk dijadikan bukti suatu saat nanti jika diperlukan.

"Jadi ini yang membuat Kamu bertahan tinggal di Surabaya dengan berbagai macam alasan?" ujar Nalendra, sebisa mungkin Dia menahan amarahnya yang sudah meluap ke ubun-ubun.

SUDDENLY MARRIED ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang