When making an agreement, there is no gain or loss here. There is only a bond to other difficulties.
.
.
"Apa yang dapat ku bantu untuk mu disaat meeting nanti, Aeri?" tanya Kyung-Hu melihat Aeri sedang berkaca dan mengagumi dirinya sendiri.
"Apa aku sudah pantas memakai pakaian seperti ini? Sudah terlihat layaknya sebagai CEO?" Aeri seperti ber monolog di depan cermin sambil memutarkan badannya. "Ayo ke ruangan meeting."
"Meeting akan dimulai 1 jam lagi, Nona. Apa yang Nona perlukan? Biar aku mencarinya," ulang Kyung-Hu dengan sopan.
"Hm, aku sudah mengenal tukang kamera." Aeri mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu "Bisa carikan biografi Jimin itu? Tampan tidak?"
Kyung-Hu tersenyum menatap Aeri, sudah pasti pertanyaan itu yang muncul di pikiran gadis se-usianya.
"Sangat tampan," balas Kyung-Hu dan mengedipkan sebelah matanya seraya mengulas senyum untuk mengganggu Aeri.
"Jangan jahil, Kyung! Dia tetap ahjussi di mata ku."
"Ah masa? Kau yakin tidak akan jatuh cinta setelah melihat ini?" Kyung-Hu menyodorkan iPad nya kepada Aeri yang diterima dengan baik oleh gadis itu.
Aeri benar-benar memeragakan wajah kaget saat melihat foto Jimin. "Ada lagi kah?"
Kyung-Hu mengambil kembali iPad ditangan Aeri.
Sembari menunggu Kyung-Hu mencari foto Jimin, Aeri berbicara lagi. "Tapi Kyung-Hu, pria di belakangnya sangat juga tampan. Aku membutuhkan biografinya."
Kyung-Hu terkekeh "Fokus mu bukan hanya ke Jimin ternyata."
"Bisa kan cari biografinya juga?" katanya memohon pada Kyung-Hu dengan menunjukkan puppy eyes.
"Ini," Kyung-Hu kembali menyodorkan iPadnya kepada Aeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne of The World [REPOST]
FanfictionAku sudah membantumu menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya. Maka kupinta bayaran ku untuk segalanya, tidak akan ku persulit. Percayalah. Tidak peduli siapa dirimu, yang dunia butuhkan hanyalah tentang harta, tahta dan kuasa. Dari siapa engkau dil...