Malam hari saat Jimin tidur dengan nyenyak, Jungkook bangun untuk memeriksa suhu tubuh Jimin.
Jungkook duduk di pinggir kasur sang roommate dan menempelkan telapak tangannya pada kening Jimin. Mengelus keningnya menggunakan ibu jari, sampai yang dielus sedikit membuat pergerakan lucu. Jungkook berhenti mengelus, melihat Jimin yang tidur seperti bayi, tersenyum melihat yang lebih kecil seperti bayi.
Jungkook pergi untuk kembali ke kasurnya, saat itu juga Jimin mengerutkan kening dan terbangun tapi pandangannya kabur. Hanya melihat siluet yang lebih besar baru saja jalan dari arah kasurnya menunu kasur Jungkook.
Pagi hari, Jungkook kembali memeriksa suhu tubuh sang roommate. Dilihatnya si kecil mengerutkan alis.
"Hal yang bagus, demamnya sudah hilang" ucapnya sambil mengelus keningnya.
Jungkook menuju kasurnya untuk mengambil tas. Menyampirkan tas di pundaknya, dan melihat kembali Jimin yang masih tidur.
"Pergilah mandi jika kau sudah bangun, aku tidak mau dekat-dekat dengan penyebar virus yang kotor juga" ujarnya sambil menahan tawa.
Akhirnya ia pergi meninggalkan kamar.
Setelah Jungkook menutup pintu, Jimin bangun terburu-buru dan langsung duduk, menggaruk tengkuknya dan terlihat kesal.
"Ini karena demamku masih tinggi, bukan blushing atau yang lainnya" setelah itu ia kembali mengambil posisi tiduran.
Iya, Jungkook menahan tawa karena wajah Jimin memerah sampai ke telinga.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Jimin sedang berkunjung ke rumah Taehyung, sekarang mereka berdua sedang bermain Play Station.
"Hampir masuk."
"Membuatnya lebih mudah, aku akan bermain satu tangan."
"Dimana Yeonjun?"
Setelah mengatakan itu, yang sedang ditanyakan akhirnya datang.
"Hai Kak Jimin" sambil membawa kantung plastik dan menyelempangkan tas.
"Eeiii!" Jimin berkata saat permainan sudah game over.
"Game over, kamu kalah" ucapnya pada Taehyung.
"Ohiya hai Yeonjun."
Yeonjun duduk di sofa belakang Taehyung dan Jimin.
"Kemana saja kau keluar sejak pagi?" tanya sang kakak, Taehyung.
"Kamu pakai sepeda motorku lagi, kan? Beruntung aku tidak menelfon polisi" katanya sambil menunjuk sang adik.
"Kamu gila ya, Kak? Aku keluar untuk beli snack dari Soobin, dia beli dari Jepang. Kamu mau coba?"
"Beneran?"
"Iya."
"Sini sini kasih ke aku" lalu Taehyung mengambil kantung plastik yang ada di tangan adiknya dan hampir membukanya.
Tiba-tiba Jimin mengambil kantung plastik yang ia bawa dari rumah untuk diberi pada sohibnya.
"Aku hampir lupa" katanya sambil melempar plastik tersebut.
"Hey jangan dilempar! Apa ini?"
"Ayahku membelikannya untukmu."
Taehyung membuka plastik dan mengambil satu dari dua barang yang ada di dalamnya.
"Apa ini?"
"Telur asin. Aku berbicara dengan ayahku di telpon kemarin, saat dia tahu aku sakit dia mengirim itu untukmu sebagai rasa terima kasih sudah merawat anak kesayangannya" jawabnya sambil duduk di sofa dan mulai memainkan smartphone nya.
Taehyung yang hampir menaruh plastik tersebut di meja langsung berhenti bergerak.
"Apa begitu?"
"Iya."
"Dan kenapa memberi padaku? Kenapa tidak memberikannya pada Jungkook?"
"Jungkook? Kenapa memberikan itu padanya? Sia-sia."
"He? Kau tidak tahu kalau orang yang merawatmu itu Jungkook?"
mampus. keceplosan.
Taehyung langsung membuat ekspresi yang tak terbaca.
"Apa yang kau katakan? Itu bukan dirimu?"
"Eh.. Aku tidak melakukannya. Itu.. Jungkook yang merawatmu waktu kau sakit. Dia yang memberimu makan, minum, menyeka, memberimu obat, membantu menurunkan demamnya. Dan.." Taehyung melihat tubuh Jimin.
".. mengganti pakainmu juga, mungkin hehe.."
"Mmm.. Jimin.." Taehyung tertawa renyah, mengelus kaki sang sohib dan melihat ekspresi yang dibuatnya.
"Apa?" Jimin bertanya dengan raut wajah yang tak enak.
"Dengarkan aku.. Jungkook yang kau sebut musuh adalah orang yang benar-benar baik."
"Jimin.. Dia bolos kelas untuk menjagamu. Ngomong-ngomong bagaimana kau tidak menyadarinya orang yang membantumu sembuh adalah orang yang kau benci."
"Dia bilang kau yang merawatku."
"Eiii jelas bukan aku. Seingatku, aku hanya sekali merawatmu saat kau sakit hahaha."
Tak!
Jimin memukul kepala belakang Taehyung.
"Astaga!" Taehyung memegang kepalanya.
"Kau adalah temanku, kenapa tidak merawatku?"
"Iya!!! Aku temanmu, tapi percaya padaku jika aku merawatmu sekarang kau akan berakhir di rumah sakit, tahu! Jungkook adalah orang yang tepat untuk melakukan hal ini."
Jimin terlihat berpikir, lalu akhirnya berdiri.
"Lebih baik aku pergi."
"Pergi kemana?"
"Asrama."
"Aku kira kamu tak mau kembali ke sana."
"Kepo!"
HAIIII HEHE MAAF YAA GAJADI UP, AKU LAGI PH GAISSS HUHU AKU SEKARANG KELAS 12 :) SEMOGA ENJOY YAAA 💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Tharn Type [ KOOKMIN VERSION ]
Fanfiction"Jimin! roommate mu gay!" "apa kata mu?!" Jimin, yang tidak menyukai pria gay harus sekamar dengan Jungkook yang gay. 🔞 [ on going ]