(10) Latihan

10 6 2
                                    

Gadis itu menghela napas panjangnya ketika lagi-lagi ia gagal memasukkan bola kedalam ring.

Kevan tersenyum menampilkan eye smile nya pada gadis itu. Lalu berlari mengambil bola dan memberikannya lagi pada Arisha.

"Ayo coba lagi sa!"

"Ka, kan udah gue bilang! gue engga bisa basket." Keluh gadis itu berjalan kepinggir lapangan untuk duduk.

Sudah setengah jam yang lalu kevan mengajarkan teknik-teknik shooting padanya tapi Arisha tetap tidak bisa melakukannya.

Kevan menatap Arisha sekilas lalu mendribble bola basketnya.

"Kalo bola ini masuk, lo engga boleh nyerah dan gak boleh out dari eskul basket tapi kalo bola ini gagal masuk gue engga bakal lagi maksa lo untuk tetap ikut basket." Ucap kevan dengan pandangan pocus kearah depan lebih tepatnya ke arah ring.

Arisha berdiri dari duduknya dan menatap kevan serius. Sejujurnya, Ia memang tak ingin ikut eskul basket.

Tanpa sadar tangan gadis itu sudah menyatu seperti sedang memohon semoga bolanya tidak masuk.

Dug!

Dug!

Dug!










"Semoga Bolanya meleset"





Brush!


"Lihat! gue engga pernah meleset sa." Seru kevan dengan bangganya lalu sedikit terkekeh Melihat raut wajah Arisha yang kecewa.

Kevan berdehem, berjalan menghampiri gadis yang sedang duduk itu. Wajahnya murung lagi, Apakah Ia terlalu memaksa arisha untuk tetap berada dieskul basket? Sebenarnya ia tak tega melihatnya tapi, Ia hanya tak mau jauh dari gadis itu.

Kevan menjilat bibirnya sekilas, ikut duduk disamping gadis itu. Kevan Tak bisa memaksa lebih jika Arisha memang tak mau ikut eskul.

"Yaudah sa, kalo lo-"

"Ayo, ka. Kali ini gue bakal berusaha keras dan bola itu bakal masuk kedalam ring. kata lo kalo mau slam dunk cukup lompat tinggi terus gapai ringnya dan masukin bola. Gue mau coba." Ucapan kevan terpotong oleh semangat menggebu-gebu gadis itu membuat kevan mengangguk-anggukkan kepalanya bahagia.

"Ayo mulai dari awal lagi." Kevan menarik tangan arisha ketengah lapangan dan memberikkan bolanya pada gadis itu.

"Ingat! kalo mau shoot kedua kaki lo harus sejajar sama bahu dan cara pegang bolanya gini-" Kevan mengarahkan kedua jempol arisha kebawah bola basket. Jantungnya benar-benar berdetak kecang saat berada didekat begini, Apalagi ia bisa melihat wajah gadis yang sangat disukainya itu dari dekat begini.

"Gini, ka?"

Lamunan Kevan buyar saat Arisha menatap balik kevan membuat pemuda itu menjadi salah tingkah lalu segera menjauh dari gadis itu.

"Iya gitu, Terus agak setengah jongkok dan lo lempar kedepan dengan loncat juga gapapa."

Arisha menganguk-angguk mengerti. pandangannya pocus menatap ring didepan.

Apapun yang terjadi Ia sudah bertekad untuk tidak menyerah begitu saja tanpa melakukan sesuatu.

1

2

3

"Shoot sekarang sa."








Brush




"WOAHHH KAN, BISA!" Arisha masih menatap kedua telapak tangannya dengan kagum. Ia bisa memasukkan bola dengan tangan ini?

Boom heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang