(14) Rusuh

8 2 3
                                    

Arisha menghela napasnya samar, Ia menelan ludah. Matanya sesekali melirik samping.

10 menit yang lalu mereka berdua sampai dirumah Arisha Dan Rumahnya sepi karena orang tua Arisha sedang pergi kerumah neneknya yang tengah sakit begitupun dengan kedua adiknya Membuat Arisha menggigit bibir bawahnya gugup.

Dirumahnya sepi dan teman-temannya pun belum datang, Galih dan Renzuan yang mengikuti mereka dari belakang saja tiba-tiba menghilang saat ditengah perjalanan.

Arisha menghembuskan napasnya perlahan, Ia menoleh kesamping. "Kak, mau masuk aja? gue buka pintunya nih." Tanya Arisha membuat kevan tersentak kecil kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

"Dirumah lo sepi, kalo kita masuk berdua nanti dikira ngapain lagi sama tetangga lo." Arisha menepuk jidadnya pelan. Ucapan kevan benar kenapa ia tidak memikirkan kesitu? Apalagi tetangga disekitar rumahnya itu sering julid.

"Oh iya gue lupa. abisnya gue engga enak masa cuman duduk diteras gini." Kevan terkekeh kecil

"Santai aja."

Hening kembali setelah ucapan kevan. Sebenernya Sedari tadi dalam pikiran kevan, pemuda itu sedang berfikir bagaimana caranya agar suasana tidak canggung Karena kevan bukan lah cowok yang pintar mencari topik, Ia tidak seperti galih yang selalu pintar memainkan suasana.

"Emh, Kak kevan mau minum apa? gue ambilin dulu yah?" Tanya Arisha

Gadis itu bangkit dari duduknya Namun kevan mencekal tangannya. Kevan sedikit mendongak karena arisha yang sudah berdiri dari duduknya. "Gausah, duduk aja tunggu yang lain." Mau tak mau Arisha kembali duduk. Niat sebenarnya Ingin menyibukkan diri malah tidak jadi.

Kevan berdehem. Mengasai dirinya kembali dengan wajah ramahnya. "Sa ... gue mau ngomong."

Kevan menatap Arisha dalam hingga gadis itu menelan ludahnya gugup. "Ng-ngomong apa?"

"Gue udah kenal lo dari smp, dulu kita satu smp, kan. lo inget gak pas pertan-"

BRUMMM

BRUMMMM

"WOY KEVAN! MAIN TINGGAL-TINGGALIN AJA LO." Kevan tersentak begitupun dengan Arisha. Kedua Remaja yang tengah duduk diteras itu reflek menjauhkan diri begitu Galih dan Renzuan datang.

Dalam hati kevan menggerutu, kenapa Mereka harus datang disaat yang tidak tepat begini? padahal tadi kevan ingin mengatakan perasaanya yang sudah ada sedari dulu Karena Pemuda itu sudah tak mau menunggu lagi.

"Van, motor lo cepet banget ilang, bangke." Umpat galih kemudian turun dari motornya begitupun dengan Renzuan.

Kedua Perusuh itu duduk ditepi teras. "Oh gue ngerti, Lih! Sikevan sengaja biar bisa berduaan makanya tadi bawa motornya ngebut."

Kevan melotot, Menendang punggung Renzuan pelan."Bukan gue yang kecepetan lo berdua yang bawa motornya kaya kura-kura ninja."

"Wah, ngatain lo? Ayo tanding! gue yakin lo pasti menang." Renzuan melongo tapi setelahnya memukul kepala belakang galih.

Sementara Kevan tersenyum bangga. "Jelas dong gue yang pasti menang."

Renzuan dan Galih kompak mengumpat kasar dengan tatapan jijik kearah kevan. Arisha yang melihatnya hanya tertawa saja.

"Oh iya, kalian mau minum? gue ambilin dulu yah."

"Iya sa, panas nih haus banget gue." Ucap Renzuan

"Gak tau malu lo nzun, Iya sa gue juga haus kalo ada makanan kecil keluarin aja sa."

Kevan mendelik, Kedua temannya ini memang tidak tahu malu.

Boom heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang