(16) Pulang

5 4 2
                                    

Hanin tersenyum menatap kevan dan Arisha yang tengah tertawa bersama dan jangan lupakan Aini yang mengacau ditengah-tengah mereka.

Melihat seorang sahabat bahagia membuatnya juga bahagia. "Liat apa?" Hanin mendongak kemudian menggeser kesamping agar Marcell bisa duduk.

"Kak Kevan, Suka sama Arisha?" Marcell sedikit tersentak. Pemuda itu menatap Hanin lekat. "Lo suka sama Kevan?"

"Lah, Gajelas lo. Gue cuman nanya!" Marcell Tersenyum tipis, sangat tipis bahkan orang pun tak tahu jika ia sedang tersenyum.

"Gue kira lo suka."

"Engga, gue sih belum tertarik
sama pacaran-pacaran gitu."

Marcell menatap Hanin. "Bagus deh."

Baru saja mau membuka mulut membalas ucapan Marcell, Hanin dibuat Terpesona dengan Ketampanan Marcell saat pemuda itu Tersenyum dengan begitu manis.

"Ganteng, kan gue?"

Gadis itu segera menguasai raut wajahnya kemudian mendengus kesal. "Ck. Gantengan juga badut doraemon."

"Eh mana ada badut ganteng."

"Ada, Tuh badutnya." Marcell terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya ketika telunjuk hanin mengarah pada seorang badut berkostum doraemon.

"Gue mau pulang." Hanin bangkit yang segera diikuti Marcell disebelahnya.

Pemuda itu mengulurkan tangan, bermaksud ingin bergandengan tangan tapi hanin segera menepisnya. "Gak usah sok kaya orang pacaran deh lo. Ayo katanya mau nganter gue, kan."

Marcell berdecak pelan. "Buset nin, Galak banget lo. WOYY TUNGGUIN."

Marcell berlari mengejar hanin yang sudah berjalan duluan meninggalkannya.

Renzuan yang melihat itu hanya menggeleng pelan. Bahkan pemuda berbahu kecil itu tidak peduli dia ditinggalkan selama pemuda itu bisa berpoto dengan sepuasnya.

Marcell dan Hanin sudah masuk kedalam mobil namun, Baru saja mobilnya berjalan beberapa menit Hp Marcell Berbunyi hingga pemuda itu meminta Hanin untuk mengangkat.

Hanin mengambil hp di dashboard. "Sang Mantan." Ucap hanin membacakan nama panggilan di layar hp.

Marcell melirik sekilas. "Gak usah diangkat deh, gak penting."  Hanin mengangkat bahu cuek kemudian menaruh kembali hp bercasing hitam itu pada tempat semula.

Namun, tak berapa lama Hpnya kembali berdering dan mereka berdua sama-sama mengabaikannya hingga pada panggilan ke-6 kalinya hanin mengambil hp itu dan mendialnya.

Marcell menghela napas. "Napa sih telpon gue mulu?" Kata marcell ketika hanin mendekatkan hpnya kearahnya dengan diloudspeaker.

Terdengar suara dari sebrang sana. "Yang, aku tadi liat kamu dipasar malam sama cewek itu siapa? aku ada dibelakang kamu loh ngikut-"

"Please deh nes, gue mau jalan sama siapa pun bukan urusan lo lagi! jadi stop ganggu gue, lah. kita udah gak ada hubungan apapun jadi jangan bersikap seolah-olah kita masih pacaran." Ucap Marcell Dingin kemudian menyuruh hanin untuk segera memutuskan panggilan.

Hanin hanya menurut saja. Gadis itu menelan ludah melihat perubahan ekspresi marcell yang terlihat jelas bahwa pemuda itu tengah marah.

Mungkin Seharusnya Ia tak mengangkat panggilan tadi dan membuat suasana didalam mobil itu mencekam. Tapi sekarang gadis itu tau bahwa rumor Marcell balikan sama mantannya itu hoax dan Apakah Arisha tahu hal ini?

"Rumah lo dimana?" Gadis itu tersentak kemudian menoleh sepenuhnya pada marcell dan segera Menyebutkan alamat rumahnya dengan cepat.

Meskipun sedikit terkejut, marcell tetap mengangguk dan mengemudikan mobilnya Pada alamat yang diberitahukan Hanin.

"Nin, Iya kevan suka sama Arisha. Menurut lo Arisha juga suka sama dia?" Ucap Marcell memecah keheningan diantara keduanya.

Hanin tak menoleh, Gadis itu lebih memilih memandang kearah jendela. Sejujurnya Ia tak bisa menjawab, karena ia pun tak tahu Apakah Arisha suka pada kevan? Yang ia tahu bahwa Arisha sangat menyukai Sang ketua osis disampingnya ini.

"Nin?"

"Emh, gue gak tau Arisha belum cerita apa-apa." Marcell mengangguk paham. "Rahasia yah nin, lo jangan kasih tau Arishanya."

"Kak Marcell, kalo seandainya malah Arisha sukanya sama lo gimana?"

Citt!

Marcell terkejut hingga pemuda itu mengerem mendadak membuat hanin melotot karena ikutan terkejut juga. "Bahaya woy ngerem mendadak."

"Lagian ucapan lo bikin gue kaget. Eh, tapi emang Arisha sukanya sama gue?"

Hanin berdecak,"Kan kata gue juga seandainya bukan kenyataan. kalo seandainya gitu lo mau gimana?"

"Yah... gue harap itu engga terjadi karena gue engga mau nyakitin hati kevan." Jawab Marcell santai kemudian segera menjalankan kembali mobilnya.

Hati Hanin entah kenapa menjadi gelisah. Haruskah Ia memberitahukan hal ini pada Arisha? walau gimana pun Marcell ini, kan Cinta Pertamanya Arisha. Masalah Kevan, benar juga pemuda itu pasti akan patah hati jika Arisha tetap menyukai Marcell.

"Kalo seandainya Arisha suka sama gue, gue yakin dia bakal patah hati karena gue udah suka sama seseorang."

"siapa?"

"Kepo deh lo. Tapi perasaan gue sama sicewek yang gue suka juga masih bingung sih gue takutnya ini cuman perasaan kagum bukan suka."

"Gitu?"

"hm"

"Yaudahlah pokus nyentir aja sana jangan banyak ngobrol."

Marcell mendengus pelan.
"Lagian ngapain juga lo sahutin."

Hanin tak menjawab, gadis itu lebih memilih menyalakan Music.

***

Pukuk 21:00 Kevan sampai dirumah Arisha. Pemuda itu mengusap pelan rambut Aini yang tengah terlelap dipangkuan Arisha.

"Kak, kita pulang tanpa ngabarin yang lain gapapa tuh?"
"Gapapa, nanti gue kabarin. lo masuk aja kasian Aini."

Arisha mengangguk. "Kak kevan juga pulang aja udah malem banget. Oh, iya Makasih kak Hari ini gue seneng." Kevan tersenyum membalas senyuman Arisha.

"Gue juga seneng. Udah gih masuk."

"Hati-hati pulangnya." Kevan mengangguk kemudian segera memakai helm dan menaiki motornya. "Besok mau gue jemput?".

"Gausah, gue berangkat bareng hanin." Kevan mengangguk kemudian menyuruh Arisha untuk segera masuk kedalam rumah.

Dibalik Helmnya kevan tersenyum lebar kemudian segera pergi dari rumah Arisha

TBC..











Jadi Gaes.... gitu loh pokoknya.

Boom heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang