Hari itu sedang hujan. Ramalan cuacanya benar benar terjadi. Padahal sejeong baru saja keluar kampus dan sedang mengendarai sepeda motor. Sial motornya mogok tepat di depan gedung tak berpenghuni. Ia tidak takut karena memang dia bisa berinteraksi dengan makhluk halus.
"Sial. Dingin banget bangke" gumamnya pada diri sendiri
Dia menuju rumah kosong itu dan sialnya banyak makhluk yang berkeliaran disana. Efek ditinggal terlalu lama mungkin. Gelap namun ada sorotan cahaya dari luar dan rumah tetangganya. Sejeong menyalakan senter hpnya untuk penerangan.
"Kak"
Sejeong bergidik ngeri saat ada yang memanggilnya. Sosok anak kecil manis tengah tersenyum kepadanya.
"Kak, jinu ngerti kok kakak bisa liat jinu sekarang"
"I-iya Kakak bisa liat kamu"
"Kenapa kakak disini. Kehujanan yah?"
"Iya dek. Kakak abis pulang ngampus"
"Oh ya?. Bagus deh kalo kakak nggak takut sama jinu. Maaf kak, jinu pengen cerita ke kakak. Kakak mau dengerin kan?"
Sejeong antusias dengan sosok yang dia panggil jinu tersebut
"Apaan tuh. Kakak bisa dengerin kok"
"Kak. Nama jinu aslinya tuh Lee jinwoo. Anak tunggal dari papah lee Jinhyuk. Kak, bantu jinu pergi dari dunia ini kak. Jinu masih ada satu urusan dan semoga kakak bisa bantu. Jinu cuma pengen kakak dengerin cerita ini dan jinu akan pergi dari hadapan kakak"
Sejeong melihat manik sosok itu yang terlihat sedih. Seperti yang ditunggu tunggu sudah datang. Kemudian sosok itu tersenyum
"Kak, waktu jinu bayi jinu disayaaang banget sama papah. Suka digendong, tapi jinu nggak pernah liat sosok mama kak. Jinu kalo minum susu ya dari dot gitu. Waktu jinu umur lima tahun papah berubah kak. Papah bilang jinu anak sial. Ternyata Mama meninggal bukan karena sakit. Tapi karena jinu. Mama ngasih satu ginjalnya ke jinu tanpa sepengetahuan papah. Papa jadi benci banget sama jinu kak. Tiap hari jinu dipukul, dimaki, dicekik kak. Sakit sakit banget kak
Isakan dari sosok itu terdengar jelas di telinga sejeong.
Sejeong yang mendengar cerita itu tercekat. Dia tidak habis pikir dengan papah jinu. Diumur yang masih kecil dia mendapat perlakuan kejam dari ayahnya. Sejeong tidak kuasa menahan air mata yang sudah dipelupuk matanya.
Waktu jinu kelas dua SD, papah bawa mama baru buat jinu. Waktu itu jinu seneng karena mama barunya jinu keliatan baik banget. Tapi nggak lama kemudian jinu mulai dicambuk kak. Jinu dipukul habis habisan walaupun jinu enggak tau apa apa. Kalo jinu sakit, mereka enggak bawa jinu ke rumah sakit padahal perut aku rasanya sakit kak. Waktu jinu setengah sadar mereka bekep aku sama bantal kak. Jinu nggak bisa napas sampai akhirnya jinu berada di situasi sekarang"
"Ya Allah dek. Kok bisa. Kakak bisa bantu doa. Dimana letak makam kamu?"
"Jinu enggak tau kak. Jinu dibuang dan enggak tau harus gimana. Makasih ya kak udah mau dengerin cerita jinu. Kakak cukup doain jinu dari sini"
"Kakak pengen peluk jinu huhuhu"
"Sini kak salam terakhir dari jinu"
"Kak jinu pergi yah dah"
"Dahhh"
"Makasih kaaak" ucap jinu sambil melambaikan tangan
"Sama samaaa" jawab sejeong dengan senyum penuh.
"Jangan kangen kak"
"Iya jinuuu"
Kilatan cahaya hilang sekejap mata. Cerita yang dia dengar rasanya seperti nyata atau bisa dibilang seperti ia rasakan sendiri. Sejeong tak kuasa menahan air matanya dan menangis sekencang-kencangnya. Sedih, seperti ditinggal adik terkasihnya pergi untuk selama lamanya. Malam itu menjadi saksi bisu seseorang yang pergi dengan luka batin yang mendalam.
Tbc
"Bikin apa ini. Nggak bisa mikir yang serem serem"
ಥ‿ಥ(╥﹏╥)ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor ~ K-POP
FanfictionPercaya atau tidak mereka memang ada Jika tidak percaya periksalah disekelilingmu One shoot Non baku 15+ (づ ̄ ³ ̄)づ