Chanyeol sedang berkendara entah kemana. Ia sedang tidak ada urusan apapun dan ingin jalan jalan. Nasib jomblo sih, nggak ada yang bisa diajak jalan.
"Aduh pusing pusing. Nyari jodoh susah bet anjing"
'makanya hidup tuh jangan selalu mikir uang. Mampus Lo ditinggal nikah mulu sama temen temen'
"Ya mau gimana, kan gue nyari uang juga buat masa depan gue sama calon istri"
'dih anjir calon istri. Nyari dulu goblok hahaha'
Iya dia sedang menerima telepon dari Sehun. Dia baru saja menghadiri nikahan Chen. Mau pulang males. Nggak ada yang diajak buat mesra mesra an.
"Emang Lo udah punya"
'punya nih vivi'
"Nikah noh sama anjing"
'lah bukan Vivi anjing gue bangsat. Lu ah"
"Beneran?. Emang mau Lo ajak nikah? Bukannya bokapnya galak. Nggak mau sama orang modelan kayak Lo."
'hujat teross. Dah lah males gue'
"Hehe becanda njir. Temenin gue ngobrol doang. Udah malem ini. Takut ah"
'dih dih. Takut Lo. Titid kecil haha'
"Bukan gitu bangsat. Gue cuma nggak mau ngantuk aja"
'yayaya. Gue udah ngantuk matiin ya'
"Jangan dulu anjing. Lo nih bisa bisanya ya"
'yeol udah jam 12 malem. Besok kalo gue telat ke kantor gue bunuh lo'
"Nggak akan. Besok gue bangunin tenang aja"
'udah dimana lo'
"Nggak tau juga. Dari tadi muter mulu disini."
'daerah mana anjir'
"Nggak tau juga. Gue tadi iseng iseng pengen jalan aja. Pulang dari nikahan Chen tadi."
'jangan macem macem Lo. Udah malem ini. Balik sana pulang kerumah. Mandi tidur mimpi basah. Eh mimpi indah'
"Dih anjing haha mimpi basah katanya. Lo kira gue lagi nganu"
'hehe salah ngomong anjir'
Tiba tiba teleponnya mengalami gangguan. Suaranya juga nggak jelas.
Brakk
Chanyeol menoleh ke belakang. Dia seperti menabrak sesuatu yang agak besar. Tapi dia tidak berani turun, sudah malam sekali dan dia takut untuk mengetahui apa yang barusan ditabraknya. Dia melajukan mobil dengan kecepatan penuh.
...
Chanyeol terbangun tergesa-gesa. Rasanya seperti ada yang memukul kepalanya dengan tongkat. Pusing dan bingung dengan keadaan dia sekarang. Pasalnya ia tidak tahu keberadaannya sekarang. Gubuk kecil dengan dipan bambu yang sedang ia tumpangi.
"Den udah bangun?" Ucap ibu ibu sepuh yang berjalan mendekatinya sambil membawakan teh hangat
"Mohon maaf mbah. Saya dimana ya?" Tanya Chanyeol dengan penuh santun.
"Mboten usah dipikir Aden dimana. Monggo diminum dulu teh nya. Keburu dingin"
"Injih Mbah. Matur nuwun" (iya Mbah, terima kasih)
Chanyeol memang pandai berbahasa Jawa. Dulu kakeknya orang Jawa. Makanya walaupun hanya sedikit yang ia bisa"Den Mbah mau kesana dulu. Gak usah keluar njih"
"Kenapa emangnya Mbah?"
"Pokok e Ojo metu den. Ora apik lek ndek njobo" (pokoknya tidak usah keluar. Tidak baik kalo diluar) Chanyeol hanya sedikit mengerti perkataan Simbah.
Sudah 15 menit Chanyeol menunggu Simbah yang tadi, tapi yang ditunggu tidak kunjung datang. Chanyeol sudah tidak bisa menahan kencingnya. Dia harus terpaksa melanggar peraturan Simbah dan lari keluar. Namun yang dia lihat setelah keluar hanyalah sebuah kuburan yang amat panjang disepanjang jalan kecil menuju desa terpencil. Chanyeol jadi merinding sendiri. Ia lari kesebuah pedesaan yang tak jauh dari pemakaman tersebut.
Terlihat orang sedang memikul kayu dipunggungnya. Chanyeol mau tidak mau harus berbicara dengan orang itu
"Pak, mau numpang tanya, ini daerah mana ya?"
"Kowe sopo le?" (Kamu siapa nak?) Tanya bapak yang tadi.
"Saya orang luar kota pak. Kenapa saya bisa disini ya pak?"
"Kowe Iki salah enggon le. Mari nabrak opo Kowe ndek bengi?" (Kamu ini salah tempat nak. Baru nabrak apa kamu kemarin malam)
"Waduh pak. Saya kurang paham bahasa bapak"
"Mrono o ndek omah seng apik kae. Takok o kesalahan opo seng kedadean ndek wingi" (kesanalah di rumah yang bagus itu. Tanyakan kesalahan apa yang terjadi kemarin) jawab bapak tadi sambil menunjuk ke salah satu rumah Yang ada di paling ujung.
"Matur nuwun pak" (terima kasih pak)
Chanyeol berjalan menuju rumah yang dimaksud tadi. Sungguh tidak masuk akal, rumah rumah yang dilewatinya tidak ada seorangpun disana. Bahkan banyak ilalang yang menutupi di sepanjang jalan setapak yang dilewatinya.
Hingga akhirnya Chanyeol tiba dirumah itu. Sedikit wingit atau lebih tepatnya angker. Chanyeol meneguk salivanya secara kasar, namun tetap memberanikan diri untuk tetap masuk.
"Permisi"
"Nggeh"
Chanyeol tersentak, ternyata ada orang yang menyahutinya. Bapak tua yang sudah membawa tongkat di tangan kirinya. Untuk membantunya berjalan.
"Anu pak, saya kok bisa disini ya"
"He he he, ora popo. Mengko lek wes metu ko omah iki, Kowe bisa mbalek ndek alammu. Mengko lek ana bocah cilik seng njaluk i duwet, wenehono. Bocah kui mau bakal ngilangne kutukan ndek rogomu. Amarga Kowe wes nabrak kucing e Simbah." ( Tidak papa. Nanti kalau sudah keluar dari rumah ini, kamu bisa kembali ke alammu. Nanti kalau ada anak kecil yang minta uang, kasihlah. Anak tadi akan menghilangkan kutukan di badanmu. Karena kamu sudah menabrak kucingnya Simbah)
Butuh waktu lama untuk Chanyeol mencerna kata kata itu. Untung saja hp yang tadi hilang tiba tiba kembali sendiri di saku kemejanya. Dia dengan cepat men-translate apa yang dikatakan bapak tadi. Akhirnya Chanyeol mengerti.
"Jadi saya harus ngasih berapa pak?"
"Wenehono sak njaluk e arek e. Tapi Yo ati ati Yen bocah kui Ota teko. Kowe bakal entok malapetaka" (kasihlah berapapun yang dia minta. Tapi ya hati hati jika anak itu tidak datang. Kamu akan dapat malapetaka)
Chanyeol yang mendengar itu langsung merinding. Takut kalau dirinya mendapatkan hal hal yang tidak diharapkan."Oh iya pak. Kalau gitu saya pamit"
"Iyo le. Ati ati. Ndungo o seng akeh" (iya nak. Hati-hati berdoa saja yang banyak)
"I-iya pak"
Chanyeol melangkah keluar rumah itu dan merasakan pusing luar biasa. Setelah sedikit sadar, dia sudah berada di mobil yang ia tumpangi malam itu. Seakan terhipnotis dia bahkan melewati anak kecil yang sedang mengantungkan tangan ke arahnya. Dan
"AAAAAAAAA"
mobil Chanyeol meluncur ke jurang yang sangat curam.
(Tbc)
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor ~ K-POP
FanfictionPercaya atau tidak mereka memang ada Jika tidak percaya periksalah disekelilingmu One shoot Non baku 15+ (づ ̄ ³ ̄)づ