Pergi

12 2 0
                                    


Reconnect song
{ time will tell -
TheOvertunes}



" Bunda titip jovanka ya,mas..
akan ada banyak ujian yang akan
kamu terima untuk dapetin dia,
tapi percayalah bahwa bunda terus
bersama kamu.. bawa kamera ini
selalu,agar nanti jika bertemu
dengan jova,kamu bisa terus mengambil
fotonya.. simpan dalam hati dan pikiran "

Sekala mengangguk sambil meneteskan air matanya. Melihat bundanya yang dipasangi banyak alat medis. Dua jam setelah bunda mengatakan itu,operasinya gagal,bunda pergi. Di usia ke 17 tahunnya,bunda pergi meninggalkannya. Harta paling berharga untuk sekala itu kini telah tiada.

Sempat tidak terima,tapi ia harus bangkit. bunda tidak suka ketika sekala terpuruk terlalu lama,harus bangkit dan memulai hidup baru. Hidupnya hanya seputar monokrom,sebelum akhirnya ia ingat bahwa bunda menitipkan satu mutiara untuknya.

Sekala duduk tepat di sebelah esa. Seperti biasa,mereka bersepuluh selalu berkumpul di cafe milik Arjuna ketika sepulang sekolah. Ia keluarkan sebuah foto lawas dari dalam tas ransel hitamnya.

" Kenzo jovanka einhard? sahabat
masa kecil lu? adiknya juna? "
-esa

" Dua jam sebelum bunda pergi,
dia bilang ke gue,dia titip anak ini
ke gue.. gue harus cinta sama dia
kaya gue cinta ke bunda "

" Dia masih di new york,gue yang
kakaknya sendiri aja ngga tau kapan
dia kesini, dia terlalu nyaman sama
zona nyaman dan hitamnya dia... "
-arjuna

" Lampu hijau di depan mata lu,
mau atau engga itu serah lu.. jangan
salahin dunia kalau nanti elu keduluan "
-aksa

Ada anjim-anjimnya kawan-kawan ku ini oh Tuhan..-- sekala kalau emosi di batin emang kasar..

" Gue mau dapetin dia "

Semua mata kawan-kawannya mendelik hampir keluar ketika mendengar kalimat yang barusan keluar dari mulut sekala. Bocah yang tak pernah serius itu sepertinya kini benar-benar serius.

Bangun babiii udah sore~~~

Alarm annoying milik sekala itu berbunyi. Mimpinya buyar,matanya langsung terbuka. Tangannya meraih handphonenya lalu mematikan alarm yang kedengarannya sangat aneh itu.

Sudah semingguan ini ia tidak mengambil job fotografernya. Waktunya benar-benar ia habiskan untuk jovanka.. baru genap seminggu ia bersama jovanka terus-terusan. Tidak ada kata bosan di hati sekala untuk terus mihat jovanka,yang ada ia malah bosan ketika tidak melihat wajah dingin sekaligus polos milik jovanka.

Ia ambil hoodie merah gelap di lemari besarnya. Memakai sandal hitam selopnya,lalu turun kebawah untuk pergi ke cafe juna seperti biasa. Jogja malam itu cukup ramai,tapi tidak seperti biasa. Rasanya panas,ntah memang udaranya atau hanya badan sekala saja karena tidak mandi?

Sampai di tempat biasa,ia duduk bersila di samping Bagas. Meminum sembarang kopi di depannya,ntah milik siapa, tangannya asal mengambil saja.

" Itu punya gue babi! "
-kelvin

Tangan Kelvin mendarat tepat di kepala sekala,menepaknya sedikit keras yang membuat sekala mengelus kepalanya.

" Kan sohib "

" Sohib mbahmu pitu! Opo
abote to tinggal pesen dewe su "
( Simbahmu tuju! Apa beratnya sih
tinggal pesen sendiri )
-kelvin

Sekala hanya terkekeh mendengar emosi dari seorang Kelvin.

" Eh jun, adimu ketoke saiki
melu balapan Ning kaliurang neh "
-tara

Sang senja {lee taeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang