Recommendation song
{ soal kita - suara kayu }" Hari ini mau kemana? "
" Ke panti yuk.. "
" Okay Bu bos "
Dua manusia itu segera pergi ke panti asuhan. Jovanka peluk pinggang sekala dari belakang. Siang itu langit sedikit mendung,membuat udara menjadi dingin.
Mengobrol berdua,mengacuhkan keramaian lalu lintas yogyakarta. Senyum lebar selalu tampak di wajah jovanka ketika ia bersama manusia hangat dan sopan itu.
Kala gandeng tangan jovanka untuk masuk ke panti asuhan. Para anak-anak kecil itu memeluk sekala dengan ceria. Begitupun sekala yang menerima pelukan mereka dengan begitu hangat dan senyum tulus.
Mencium punggung tangan seorang wanita lanjut usia dengan kerudung putihnya. Disusul jovanka yang juga mencium punggung tangan si wanita.
Duduk di sebuah bangku kayu.
" kamu inget nduk? dulu mama mu
sama bundamu sering ngajak
kamu kesini. main sama anak-anak
disini dan silaturahmi "Tutur ibu itu dengan logat jawanya yang lembut dan hangat. Membuat ingatan jovanka kembali. Bagaimana bahagianya dirinya saat diajak kesini,melompat dan berlari kesana-kemari bersama anak-anak panti dulu.
" Inget bu.. sekarang anak-anak
dulu udah pada pergi ya.. "" Iyaa,sudah pada punya
masa depan dan kesibukan,nduk
Kamu sendiri gimana? "" Jova lanjut nulis sama musik,Bu.."
" ealah wis Akil cah iki "
(Sudah dewasa anak ini)" Sekala.. sering kesini,Bu? "
Tanya jovanka sambil menatap kala yang sedang bermain dengan anak-anak panti.
" Mbendino,nduk.. selalu bawain
makanan,atau cuma sekedar pelukan
buat anak-anak.. dia juga selalu bilang,
Bu,doain juan ya biar bisa dapetin
anak gadisnya bundadari "Ucap ibu bernama sari itu sambil tertawa kecil. Sungguh,sekala benar-benar manusia paling hangat dan ramah yang pernah jovanka kenal dan temui.
Yang selalu membawa aura positif untuk diri jovanka. Perlahan dinginnya jovanka,dan kerasnya jovanka, terluluhkan oleh sekala.
Tatapan mereka bertemu, menghadirkan bulan sabit di bibir masing-masing. Oh Tuhan.. betapa manisnya perempuan itu--sekala.
Siang itu mereka habiskan untuk mengobrol dengan ibu dan juga bermain dengan anak-anak disana. Melihat beberapa foto-foto lawas ibu sari,bunda,dan mama waktu dulu. Ketiganya terlihat sangat cantik dan begitu dekat. Wajah mereka juga tak jauh berbeda.
Suara adzan terdengar jelas di kuping para manusia itu. Pertanda Tuhan memanggil mereka untuk beribadah. Segera menuju musholla untuk sholat ashar.
Jovanka lihat jelas seorang sekala yang baru selesai wudhu itu. Dengan rambut gondrongnya yang sedikit basah,wajahnya yang meneteskan air,dan celana jeans navy yang kala gulung sampai bawah lutut. Mata jovanka tak berkedip. Pipi tembem yang sedikit terjepit mukenah lebih kecil dari wajahnya itu memerah.
Semesta... Tuhan... Apa-apaan ini...
Kenapa jantungku kenceng amat degupannya.. duh.." Mas.. monggo di imami "
Ucap seorang anak lelaki yang usianya sekitaran 12 tahun itu menyuruh sekala untuk menjadi imam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang senja {lee taeyong}
Fanfictionini tentang sebuah takdir, dan perlakuan semesta pada beberapa manusia yang memiliki hati yang tulus. soal rahasia-rahasia semesta yang tidak tertebak.