Chapter 11

8.5K 1.2K 173
                                    

Akhirnya Marco update lagi😭😭 maap lama ya😭😭

Kalau komennya sudah 100, besok aku update lagi ya♥️

#Playlist: Yoon Mirae - Always (Ost Descendants Of The Sun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Playlist: Yoon Mirae - Always (Ost Descendants Of The Sun)

-- BATAS BACA --

Marco tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya kemarin. Lulove tetap kekeuh mengatakan sakit mata. Tidak ada cara lain selain mendatangi tempat yang akan memberinya jawaban. Iya, Marco datang ke kantor Gavin—di mana Kara bekerja sebagai sekretarisnya.

Baru tiba di kantor sepupunya, dia langsung memasang wajah kesal. Tangan besarnya menggebrak meja Kara sampai beberapa pegawai kaget.

"Kara!" Marco memberi penekanan dalam suaranya supaya terdengar serius. "Kenapa kamu bikin nangis Lulove?!"

Kara yang pada saat itu tidak tahu apa-apa mengangkat satu alisnya bingung. Dia baru tahu sahabatnya menangis karena sejak beberapa hari lalu Lulove belum membalas pesannya.

"Maksudnya, Pak?" tanya Kara.

"Jangan pura-pura bego ya. Lulove nangis. Kalian putus?"

Kara ingin menoyor kepala Marco supaya sadar. Tuhan, ternyata Marco lebih tolol daripada yang terlihat. "Pak, tolong jangan—"

"Ada apa sih berisik banget?" Gavin yang baru keluar dari ruangan menginterupsi.

"Ini Gav, sekretaris lo bikin asisten gue nangis," jelas Marco. Melihat Gavin menunjukkan tatapan bingung, dia menambahkan, "Kara sama Lulove pacaran. Duh, lo nggak tahu?"

"Pacaran?" Gavin melihat Kara, tertawa kemudian. "Ha-ha... mana mungkin. Kara punya pac—"

Kara buru-buru menyela, "Maaf, Pak Marco. Saya nggak bermaksud menyakiti Lulu." Dia tidak ingin rencana Lulove berpura-pura rusak. Gavin memang sudah tahu dia berpacaran dengan Waranta. Tak ingin Gavin mengatakan yang sejujurnya, dia memberi kode melalui gelengan pelan dan tatapan memohon agar menutupi soal pacarnya.

"Tadi lo bilang apa, Gav?" tanya Marco ingin tahu.

Gavin membersihkan tenggorokkan mengubah intonasi bicaranya. "Bukan apa-apa. Gue baru tahu Kara punya pacar baru. Sebelumnya bukan sama Lulove."

"Nah, sekarang sama asisten gue. Bilangin dong jangan bikin anak orang nangis sembarangan. Kasihan asisten gue matanya bengap gitu kayak digebukin," cerocos Marco, masih tidak sadar akan petunjuk-petunjuk buatan yang diciptakan Kara dan Lulove.

"Iya, Pak. Maaf. Saya akan berbaikan sama Lulu," kata Kara. Dalam hati dia geram. Pasti ulahnya Ariza sampai Lulove menangis begitu.

"Ingat ya, kalau kamu bikin Lulove nangis lagi saya bikin perhitungan. Awas aja," kecam Marco galak.

My Boss's Problem [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang