Sura... sura... Ayo bangun! Kamu harus bangun sekarang!!! Suara itu perlahan-lahan menghilang bersama dengan senyuman indah yang Sura kenal. Sura berusaha menggapai tangannya namun ia tidak mampu.
Tiba-tiba Sura membuka matanya dan menyadari bahwa perempuan itu tidak ada lagi disisinya. Ia hanya mengingat wajahnya yang sangat cantik namun samar dan sikapnya yang penuh perhatian yang tidak dapat Sura lupakan. Bayangan wajah itu menghilang bersama terbangunnya ia ditengah gelapnya malam, di bawah pohon dengan angin sepoi-sepoi dan cahaya rembulan yang bulat dan indah. Sura memimpikan perempuan itu lagi, dan tanpa sadar air mata menetes dipipinya dengan tangan yang masih menggenggam kalung pemberian darinya.
Sura sangat ingin pergi ketempat dimana perempuan itu berada, meninggalkan dunia yang memilukan ini. Tetapi ia tidak dapat melakukannya, karena ia telah berjanji kepada diri sendiri untuk tetap memegang harapan terakhir perempuan itu. Perempuan itu ingin Sura tetap hidup. Sura masih tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia tidak punya tujuan maupun gairah untuk mengejar sesuatu. Ia menangis berhari-hari dikuburan perempuan itu setelah kematiannya. Sura bergerak seperti orang pada umumnya, namun ia seperti bergerak tanpa jiwa, seperti zombie. Ia berjalan kesana kemari dan berharap hari-harinya segera berakhir.
Tetapi baru-baru ini Sura tinggal bersama dengan sepasang suami istri yang sudah tua dan menolong mereka bertani. Mereka memberikan Sura tempat tinggal dan makanan, dan menganggapnya seperti anaknya sendiri. Ia memiliki sedikit harapan ketika hidup bersama mereka. Sura meninggalkan rumahnya setelah kematian perempuan itu. Sura mengembara kemana-mana dan seringkali mabuk-mabukan dalam usahanya untuk melupakan perempuan itu. Saat Sura sedang mabuk berat dan tergeletak diladang pasangan suami istri itu, mereka membawa Sura kerumahnya. Demikianlah Sura akhirnya tinggal bersama dengan mereka. Mereka menyelamatkan Sura dan menghiburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPEDIHAN SURA
Roman d'amourSetiap orang memiliki masa lalu dan kepahitan hidup, termasuk engkau para pembaca. Beberapa dari kita diikat oleh masa lalu dan kepahitan yang membebani. Demikian pula seorang pria bernama Sura, kehidupannya dikontrol oleh masa lalu yang menyakitkan...