Part 2

17 1 1
                                    

“Akhirnya sampai rumah juga," ucap Gilang saat memasuki gerbang perumahan elit menuju rumahnya.

Apa kalian pikir Gilang orang miskin bekerja sebagai driver? Oh Tidak.
Dia Gilang si pewaris salah satu perusahaan properti di Indonesia.

Dia juga adalah seorang manager di sebuah perusahaan media televisi swasta. Gilang di kenal sebagai si pemburu dolar oleh temannya.

Bagaimana tidak gajinya sudah cukup untuk dia berfoya-foya, tetapi pria itu masih memilih untuk menjadi driver ojek online.

Gilang menjadi driver karena dia merasa jenuh dengan kehidupan mewahnya.

Pria itu merasa lelah dengan para wanita yang bersamanya karen mereka melihat harta. Gilang pikir dengan menjadi driver ojek online dia akan mendapat jodoh dunia akhirat.

Akhirnya Gilang memutuskan untuk bergabung dengan SOJEK (Sobat Ojek) untuk menjadi salah satu driver.

“Mah Aku pulang," ucap Gilang baru saja turun dari mobil dan masuk kedalam rumah yang begitu mewah dan megah.

“Darimana saja baru pulang jam segini?” ucap ibunya yang sangat posesif.

Beliau selalu mengintrogasi putra satu-satunya itu saat pulang terlalu larut malam. Padahal Gilang sudah besar bahkan sangat besar jika diihat dari tubuhnya dengan tinggi 180cm dan berat badan 75kg.

“Tadi dijalan sangat macet, Mah.” Gilang mencium pipi Ibunya.

“Maaf, Mas Gilang, ini ada dompet cewek di dalam mobil, ” ucap pak Udin supir keluarga itu.

Pak udin menemukan dompet itu di saat Gilang memintanya untuk membersihkan mobil yang penuh dengan lumpur karena banjir.

“Dompet?” Gilang terlihat kaget dan mengambil serta membuka dompet tersebut.

Terdapat sebuah kartu tanda penduduk bernama Aprilia Handayani dan foto yang terpasang di kartu itu Gilang merasa mengenalinya.

Foto penumpang wanita yang tadi menangis di mobilnya. Dia ingat sekali dengan wajah itu.

“Dompet siapa itu, Gilang?” tanya ibunya sambil melihat kartu pengenal yang Gilang pegang.

“Inikan dompet wanita tadi?” ujar Gilang perlahan namun, terdengar oleh ibunya.

“Apa, wanita? Apa kamu sudah mulai berkencan dengan  seorang wanita?” tanya ibunya dengan raut wajah yang bersinar.

Jelas saja ibunya itu terlihat bahagia, karena usia Gilang kini sudah hampir dua puluh tujuh tahun namun, dia belum membawa satu wanitapun kerumah.

Bukan dirinya tidak laku atau tidak ada wanita yang mendekati. Tetapi pria itu hanya ingin membawa wanita yang akan dia nikahi untuk bertemu dengan orang tuaku.

Gilang menarik napas pendek. "Itu hanya teman wanitaku, Mah.” Gilang terpasa berbohong karena ibunya tidak tahu kalau dia menjadi driver ojek online.

“Kapan kamu akan memperkenalkannya ke mamah, tiga bulan lagi usiamu sudah menginjak dua puluh tujuh tahun dan kamu belum menikah juga? Apa kamu ingin membuat mamahmu ini mati tanpa menimang cucu?” ucap ibunya dengan gaya yang berlebihan.

Mana mungkin beliau akan meninggal karena putranya itu tidak menikah sedangkan ibunya itu masih terlihat awet muda, cantik dan kuat.

Kadang jika Gilang berjalan dengannya semua orang mengira bahwa ibunya itu adalah tantenya bahkan Gilang pernah di bilang sebagai simpanan tante girang.

“Sudahlah, Mah! jangan bahas itu lagi, Mamah masih terlihat sehat.” Gilang langsung berlari menaiki anak tangga menuju kamar.

Dia membuka pintu kamar dan masuk kedalamnya. Gilang melihat kasur yang nyaman dan empuk memanggil–manggil tubuhnya.

Married by MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang