Part 4

11 1 0
                                    

Suasana kampus saat ini ramai tapi hati Hany tak sermai itu. Rasanya sakit bagai tertusuk belati.

Gadis itu menangis tersedu-sedu di kantin kampus, dia menundukan kepala di atas meja dan lengan sebagai alasnya.

“Sudahlah, Hany, kamu masih saja menangis sejak dua jam yang lalu.” Bela sahabat baik Hany mencoba menenangkannya.

Gadis itu sudah menangis sejak dua jam yang lalu, bisa terbayang betapa sembab matanya itu.

“Aku benar-benar tidak menyangka lelaki itu akan melakukannya kepadaku, bagaimana jika tadi aku tidak bisa lari darinya mungkin saat ini aku.” Hany tidak mampu untuk berbicara lagi, bayanganya masih tertuju pada pria mesum itu.

Kini bagi Hany, Gilang adalah makhluk mesum yang memburu mangsanya. Lelaki itu menjelma sabagai manusia untuk mengelabui buruannya. Pikirannya kacau tak karuan memikirkan pria itu.

“Iya, tetapi sekarang kamu baik-baik saja," ucap Bela dengan mulut penuh makanan "lebih baik kita kembali ke kelas.”

Air mata Hany tidak henti-hentinya mengalir. Jika saja di bawah kaki wanita itu terdapar penampung mungkin satu ember penuh akan terisi air matanya.

Hany mengambil tisu yang ada di atas meja kantin dan membersihkan air matak serta kotoran di hidungnya.

“Pokoknya aku tidak mau pake aplikasi sojek lagi, agar tak bertemu makhluk itu, " ucap Hany memandang ponselnya.

Rasa hatinya ingin menghapus sebuah aplikasi ojek online tersebut namun, masih ada keraguan.

Dia berpikir sejanak bagaimana nasibnya nanti jika dia menghapus aplikasi itu sedangkan ia tak bisa membawa motor atau mobil. Bagaimana jika suatu hari dia dalam keadaan tergesa. Akh semua masalah sepele ini membuatnya menjadi berantakan bagai butiran debu.

“Ya, kalau kamu bertemu lagi dengan pria itu mungkin dia jodohmu.” Bela  merangkul bahu Hany.

Bela yang bertubuh besar sangat berat jika Dia bersandar di bahu Hany, tetapi Bela adalah gadis yang baik dan cantik meski berat badannya melebihi kapasitas tingginya.

Mereka berdua sangat berbeda. Sedangkan Hany gadis yang memiliki tubuh semampai dan mungil. Bisa terbayang  jika mereka berjalan bersaman bagai angka satu dan kosong.

Akhirnya mereka berjalan menuju kelas. Mata pelajaran hari ini sangat membosankan melebihi bosannya saat duduk menunggu batu es mencair di kutub.

Hany seorang mahasiswa di sebuah universitas negeri di Jakarta. Gadis itu mengambil jurusan Jakarta-Bogor untuk angkutan umum yang dia naiki tetapi untuk kuliahnya dia mengambil fakultas pendidikan psikologi dengan program S1 psikologi.

Hany sudah menduduki semester akhir dan akan wisuda, tetapi gadis itu belum memilili rencana setelah lulus ini dia akan menjadi apa. Karena selama ini dia tidak tertarik sama sekali dengan program studynya.

Selama ini dia menyusun skripsi meminta bantuan Jery kekasihnya, dan dia bingung harus bagaimana saat ini. Karena baginya pria itu bukan lagi kekasihnya.

Jerry telah menghianati gadis itu dengan rekan kerjanya. Sungguh itu sangat menyakitkan bagi Hany.
Masih terbayang jelas bagaimana dia melihat kekasihnya itu bermain api di hadapannya sendiri.

Kini dia berharap lelaki itu akan mati dan tidak sembuh dari sakitnya, tetapi jika Jerry mati siapa yang akan membantunya menyusun skripsi lagi.

"HUUUAAAAA…." Hany berteriak di saat jam pelajaran berlangsung dan membuat kegaduhan.

Gadis itu itu tak menyadari kelakuannya, semua mata sudah menatapnya termasuk dosen yang mengajar.

Dia merasa hidupnya sangat menyebalkan dan terlalu sial setelah bertemu dengan Gilang sang makhluk mesum.

Married by MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang