Part 5

10 1 0
                                    



Seminggu sudah sejak kejadian Gilang bertemu dengan Hany, entah kenapa gadis itu selalu hadir di dalam mimpi sehingga membuatnya merasa bersalah. Gilang merasa jika terus begini dia bisa gila karena harus memikirkan gadis itu. Tetapi jika dia harus meminta maaf kepada Hany Gilang merasa itu tidak mungkin, dirinya berpikir untuk apa meminta maaf kepadanya.

"Jessy, saya akan keluar sebentar, jika ada yang mencari bilang saja saya sedang sibuk!" ucap Gilang kepada sekertarisnya yang cantik bernama Jesika. Namun sayang sekali sedikitpun dia tidak tertarik kepadanya.

"Iya, Pak, jam tiga nanti ada meeting di Hotel Indonesia," sahut Jesika sambil melihat agenda Gilang hari ini.

"Bisa kamu batalkan untuk besok pagi saja, hari ini suasana hati saya kurang baik kalau bahasa gaulnya sedang tidak mood." Gilang meminta Jessy untuk membatalkan semua agendanya dan menunjukan wajah yang tidak bersemangat.

"Tapi, Pak, ini tentang agency penerbitan artis baru," ujar Jesika bingung dan gugup.

"Jika saya bilang cancel ya cancel." Gilang dengan nada kesal lalu meninggalkan Jessy.

Dia melajukan mobilnya dan pergi mencari angin sekedar untuk menghilangkan penat dikepalanya. Gilang memarkirkan mobil di sebuah café. Baru saja dia akan turun dari mobilk tiba-tiba ada panggilan dari aplikasi sojek.

"Aiisshhh... aku lupa mematikan aplikasi, ya sudahlah kebetulan tidak jauh dari sini dan lokasi antar juga ke kantorku," ujar Gilang saat melihat ponselnya.

Dia langsung melajukan mobil ke sebuah halte di Unversitas yang tidak jauh dari Café tersebut

Di tempat lain Hany dan Bela sedang berdiri di depan halte kampus, Bela yang terlihat kepanasan mengibas-ngibaskan kipas yang ada di tanggannya. Sedangkan Hany terlihat sangat cemas dan tak sabaran.

"Bela, bagaimana sudah dapat belum socarnya?" tanya Hany kepada Bela.

Gadis itu meminta tolong sahabatnya untuk memesankan socar karena kuota di ponselnya habis. Sedangkan hari ini dia harus buru-buru ke salah satu stasiun televisi untuk mengikuti casting menjadi host di acara travel.

"Sabar, Hany, ini di aplikasi sudah dekat sini kok." Bela melihat ponselnya sambil memantau mobil yang akan Hany tumpangi.

Gadis itu terlihat sangat tak sabar karena dia takut akan terlambat mengikuti casting. Ini kesempatan besar bagi Hany untuk dia mendapatrkan pekerjaa. Sudah lama sekali dia mencari pekerjaan namun, tidak ada satu pun perusahaan yang mau menerimanya.

"Itu mobilnya Hany." Bela menunjuk kearah mobil berwarna biru metalic.

Hany melirik ke arah mobil yang ditunjuk oleh Bela, tetapi dia merasa sedikit trauma dengan mobil berwarna biru metallic karena teringat kejadian minggu lalu. Hany segera menipis jauh-jauh pikiran buruknya itu, lagi pula mobil berwarna seperti itu sangat banyak di ibu kota ini.

Mobil itu berhenti tepat di hadapan Hany dan Bela. Dengan sigap gadis itu segera menghampiri mobilnya dan membuka pintu belakang.

"Ok, Bela, doakan aku ya! Bye... bye...." Hany masuk kedalam mobil sambil melambaikan tangan kepada Bela.

Di dalam mobil Gilang merasa tidak asing mendengar suara gadis itu, dia berpikir apa dirinya benar-benar sudah gila karena terlalu memikirkan gadis itu sehingga suaranya terngiang-ngiang di telinganya

"Mas, lokasi sesuai aplikasi ya!" Gadis itu memberitahukan arahnya kepada sang driver.

Saat Hany duduk di mobil itu dia melihat sekeliling dalam mobil, kini dirinya benar-benar merasa tidak asing dengan mobil yang ia tumpangi saat ini.

Married by MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang