Mata Akmal melebar menatap si pelaku.
"Lia"ucapnya masih tertegun.
"Enak ya pak, yang lain belajar malah bapak enak makan di sini" Lia berbicara sambil berkacak pinggang.
Akmal segera menetralkan raut wajahnya. Lalu ia mengacungkan jempolnya dan melanjutkan kegiatan makanannya.
Pupil mata Lia melebar besar. "ni anak ga ngerti apa maksud gue" batinnya masih tidak percaya.
Lia terlalu geram pada Akmal dan seketika menjewer telinga Akmal dan menariknya menuju ke kelas.
"Waduh sifat gorilanya keluar" rahang Akmal mulai menegang.
Rasa sakit mulai menjalar di bagian telinga akmal. "Akh…..! Sakit telinga gue gorila!" teriaknya yang tidak di hiraukan Lia. Lia tetep menyeretnya menuju kelas.
Sedangkan teman-teman mereka hanya melongo melihat tingkah keduanya.
"Kalian tunggu apa lagi. Cepet ke kelas" tegur Fika dengan santai namun mengandung arti perintah yang harus segera di laksanakan. Mereka akhirnya berjalan dengan santai menuju kelas lain halnya dengan Akmal dan Lia yang terkesan lebih terburu-buru. Sebenarnya sih Akmal ingin sekali santai seperti yang lain tapi melihat Lia seperti ini rasanya tidak mungkin.
*****
'eh si Akmal kenapa tu kok telinganya di tarik si sama lia'
'eh itu pangeran gue kasian banget dah'
'lah Lia kejem bener si'
'lah mentang-mentang di deketin sama Akmal jadi ngesok gitu si Lia'
Lia heran bukannya ini sudah jam pelajaran di mulai tetapi mengapa kelas yang di lewati Lia emalah tidak ada gurunya dan lebih parah lagi mereka malah keluar melihat Lia dan akmal.
"Lah ini ngapa pada ngeliatin mana ngebacot pula" batin Seorang Athalia Rahmatiani. Ekspresinya mengeras mendengar perkataan para siswi yang alay itu. Lalu Lia melepaskan jeweran di telinga Akmal sekaligus menghentikan langkahnya dan teman-temannya yang di belakang ikut berhenti.
"Akhirnya di lepas juga jewerannya bisa putus telinga gue kalo terus di terik sama lo gorila" cecar Akmal sambil mengelus-elus telinganya yang merah itu.
"Makannya jadi anak tu jangan bandel ginikan jadinya!" seluruh wajah Lia menyala yang membuat rasa takut terlukis di wajah Akmal.
"Udah sana lo jalan duluan. Nanti kalo kita terus deketan gini dan masih jewer telinga lo bisa diamuk gue sama fans lo itu," tegasnya yang kesal pada para siswi itu.
"Iya Mak. Dari tadi juga udah jalan" jawab Akmal yang membuat erosi eh maksudnya emosi Lia semakin memuncak,
Akmalpun langsung mempercepat langkahnya menuju kelas karena melihat ekspresi Lia yang sangat menyeramkan.
"Wah kayaknya gorilanya makin ngamuk nih. Cepetan mal, jalannya di cepetan lagi" batin Akmal di sela-sela langkahnya yang melihat Lia semakin dekat dengannya.
*****
Sampailah mereka (Lia, Fika, Sintia, Belinda, Akmal, Yardan, Ferdi, dan Rangga) di depan kelas yang ternyata Bu Ita sudah berada di dalamnya.
"Gimana woy masuk ga?" tanya Sintia bingung.
"Masuk aja tapi ucapin salam dulu" saran Lia.
"Beneran nih?" Tanya Sintia masih ragu.
"Iya masuk aja Sintia" jawab Belinda.
Lalu Sintia melangkahkan satu kakinya. "Beneran masuk nih?" Tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKMALIA
Teen FictionSeorang pria yang bertubuh tinggi, pintar, dan tampan tentunya yang bernama Akmal Atharrayhan (panggil saja Akmal) bertemu dengan seorang gadis yang cantik nan pinter Bernama Athalia Rahmatiani (panggil saja Lia). Di pertemukan di depan gerbang SMA...