(7) Ribut

366 80 31
                                    

Kantin sekolah sudah ramai sejak bel istirahat berbunyi. Dan seperti biasa, Yasmin duduk bersama pasangan-pasangan legendaris sekolah.  Temen-temen Yasmin, maksudnya.

Yasmin duduk manis diantara Juli sama Shasha. Diem aja karena bener-bener hampir semua yang duduk bareng sama Yasmin udah punya gandengan. Yasmin khusyu aja minum susu pisang, nggak banyak komentar. Sesekali minta makanan Hanan.

"Yas, nanti gue balik langsung ke kelas dance. Ada assessment terakhir sebelum gue cuti. Lo mau balik gimana?" Tanya Hanan, melirik kearah adik kembarnya. Yasmin menoleh.

"Hah? Lo langsung ke akademi?" Yasmin malah balik tanya. Dia lagi melamun, makanya agak buffering pas Hanan tiba-tiba ajak dia ngobrol.

"Iya.., Tadi gue nanya Ian juga dia ada latihan sama rapat. Mau balik gimana?" tanya Hanan lagi. Yasmin mengedikkan bahu tanda dia nggak tau. Yasmin masih kepikiran soal omongan Naya deh, serius.

"Balik bareng Sadam ya? Lagi sering hujan. Lo nggak bawa payung kan?" Kali ini Hanan memberi penawaran ke Yasmin, tapi Yasmin masih diem aja.

"Yass??" Juli menggoyangkan telapak tangannya di depan muka Yasmin. Yasmin masih sibuk sama susu pisangnya yang sepertinya sudah habis.

"Yasmin! Astaga...,!" Hanan akhirnya menjulurkan tangannya untuk menarik rambut Yasmin dari belakang. Wajah Yasmin mengerut sebal.

"IYA! Terserah yang penting gue balik!" jawab Yasmin akhirnya. 

"Santai kali Yass.., bikin orang semeja jantungan lo!" Protes Rendy. Ah, Yasmin lupa, penyihir galak pacarnya Shasha cuma duduk berjarak satu orang dari dia. Yasmin bodo amat. Biasanya juga Rendy emang suka protes.

"Udah ah. Gue balik duluan.. Babay." Yasmin berdiri, pergi dari kantin. Pikirannya suntuk banget. Harus di refresh sebentar sebelum masuk kelas lagi. Seperti biasa Yasmin melangkah ke taman belakang sekolah, markas favoritnya kalo lagi pengen sendirian aja.

Tapi langkahnya terhenti waktu matanya mendapati sosok Kinar dan Ian yang duduk bareng di bawah pohon besar kesukaan Yasmin. Yasmin langsung diam, mematung. Pemandangan di depannya, cuma bikin Yasmin makin suntuk.

"Hufft..." Yasmin membuang napas pelan-pelan, sebelum berbalik dan kembali ke kelasnya.

"What a bad day.." lirihnya dengan suara sarat akan kekesalan.

👫

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 sore, berarti harusnya anak basket udah selesai latihan, kecuali beberapa pentolan tim basket yang bakal rapat buat menentukan strategi.

Yasmin berjalan ke lapangan indoor buat nyamperin Sadam. Sadam juga anak tim basket, tapi bukan termasuk pentolan alias orang penting. Ah, di lapangan indoor juga ada anak Cheerleader yang juga latihan karena mereka juga bakal ada lomba.

Orang pertama yang Yasmin lihat adalah..., Ian. Dia sedang melambaikan tangan ke arah Yasmin yang berdiri di dekat pintu masuk. Tahu-tahu, Ian udah lari mendekat.

"Kok kesini?" tanya Ian begitu sampai dihadapan Yasmin. Yasmin yang masih dongkol sehabis lihat pemandangan tadi siang, berusaha senyum. Biar nggak kelihatan lagi dongkol.

"Iya, cari Sadam, gue balik bareng dia." Jawab Yasmin disertai senyum tipis. Ian mengangguk.

"Mau gue panggilin?" tawar Ian. Yasmin mengangguk. "Boleh.."

Ian nyengir lebar. "Sorry ya, gue nggak bisa nganter lo balik. Masih ada rapat." ujar Ian sambil mengacak rambut Yasmin.

"It's okay.., lagipula lo balik sama cewek lo juga kan?" Kata Yasmin. Ian cuma ketawa pelan, menjawil pipi Yasmin kemudian berlari kearah ruang ganti.

You Belong with Me [✔️] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang