Sabtu pagi, Yasmin yang biasanya masih molor hari libur begini.., malah udah rapi duduk manis di meja makan menghadap segelas jus jambu dan roti isi. Mama Gita yang baru selesai merapikan halaman belakang menatap anak gadisnya heran.
"Ih, ini anak gadis tumben jam segini udah rapi begini. Mau kemana nak?" tanya Mama Gita. Yasmin menelan potongan terakhir roti isinya,
"Mau main dong. Masa libur begini ngendep di rumah? Jadi lumut entar Yayas." Jawabnya jenaka. Mama Gita tertawa.
"Pergi sama siapa emang? Ian?" Tanya Mama lagi. Yasmin mengangguk.
"Siapa lagi yang suka ngajak Yasmim ngelayap kalo bukan si sipit Ma..," Hanan menyahut dengan mata masih setengah tertutup, berjalan menuruni tangga.
Yasmin mendengus kecil melihat kakak kembarnya. "Dih! Mandi sono.! Kucel lo!" semprot Yasmin. Hanan menyentil dahi adiknya itu pelan.
"Santai ngapa sih? Masih pagi neng!" Hanan menjawab santai, kemudian merebut gelas berisi jus jambu milik Yasmin. Diteguknya jus jambu itu sampe nggak ada sisa satu tetes pun.
Yasmim melongo. "KEBIASAAN.... HANAN!" teriak Yasmin.
"Heh... Ribut aja teruuss.. Nih, Ian nya udah dateng! Sampe nggak tau kan kalo ada yang pencet bel rumah.. Berisik kalian." Mama Gita datang bersama Ian yang berjalan sok malu-malu kucing disampingnya.
"Yuk Yas." Ajak Ian. Yasmin buru-buru berdiri. "Ma, aku pamit ya.. Pamitin ke papa nanti. Dah Mama..." Yasmin berpamitan cepat, kemudian menyeret Ian pergi.
"Dih, ngapain diseret-seret.., gue bisa jalan sendiri kali sayang.." kata Ian tertawa kecil.
Yasmin menjitak kepala Ian. "Sayang sayang, pala lo peyang!" Dengus Yasmin."Dah ah, silakan masuk tuan putri.." Ian mempersilahkan Yasmin memasuki bangku penumpang bagian depan. Yasmi. tersenyum kecil. Sejujurnya dia suka kalo Ian lagi manis begini.
Ian berputar, kemudian masuk ke bagian kemudi. "Seat belt nya udah?" tanya Ian memastikan. Yasmin mengangguk.
"Okay.., here we go.." Ian mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Lagu dari flashdisk yang tertancap, memutar playlist milik Ian.
"Kinar kemana? Tumbenan lo ngajak gue keluar gini." Yasmi membuka pembicaraan.
"Kan dia liburan sama keluarganya. Daripada gue bosen.., gue culik lo aja deh. Biar gue nggak kelihatan jomblo gitu.. Lagian gue nyulik lo juga ngga ada yang protes kecuali Om Janu." kata Iam sambil menjawil dagu Yasmin jahil. Yasmi. merengut, menepis tangan Iam yang kembali mendekat.
"Seenak jidat sukanya ya! Awas besok gue punya pacar.., mampus lo gabisa culik gue lagi!" Sungut Yasmin. Ian tertawa.
"Emang ada yang mau jadi pacar lo? Ajis aja nggak berani, berakhir dia jadian sama Cheri si adek kelas." Ian mulai menggoda Yasmin. Yasmin yang sebal akhirnya memilih diam.
Ian terkekeh pelan. "Makanya neng, jadi orang mah jangan galak-galak."
Yasmin cuma melirik dengan ekor matanya. Malas menanggapi.
👫
"Jadi.., lo ngajak gue ke toko alat musik?" Tanya Yasmin saat mereka berdua berdiri di depan sebuah toko alat musik. Ian mengangguk.
"Gitar gue patah. Mau beli yang baru." Jawab Ian, lalu menarik tangan Yasmin. "Yuk masuk."
Yasmin bengong liatin banyak alat musik ketika masuk ke dalam. Dia masih ngekorin Ian yang sekarang lagi liatin gitar-gitar. Tahu-tahu, Ian narik satu gitar sample, terus duduk di kursi deket situ.
"Yas, sini deh." Ian meminta dia buat duduk di deket Ian. Yasmin nurut aja. Masih takjub sekaligus cengoh.
Ian mulai genjreng gitarnya.
"I'm lucky I'm in love with my best friend..
Lucky to have been where I have been..
Lucky to coming home again..Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed..
Lucky to be coming home someday.."Ian tiba-tiba nyanyiin sepenggal lagunya Jason Mraz yang judulnya Lucky.
Yasmin bengong, bingung, deg-degan juga. Ian kesambet apa tiba-tiba nyanyi lagu ini? Dia nggak punya maksud terselubung ataupun bikin confession, kan?
Ian berhenti memainkan gitar dipangkuannya, kemudian tersenyum manis menatap Yasmin.
"Enak kali ya Ji, kalo gue suka sama lo. Gue nggak usah susah-susah cari orang yang bisa ngertiin gue. Nggak perlu bertengkar tiap minggu karena saling curiga.., nggak perlu sembunyiin rahasia gue.., dan yang pasti, kalo gue pacaran sama lo.., gue tau kemana gue harus pulang." celetuk Ian sambil menggenggam sebelah tangan Yasmin.
Ian nggak tahu nih, kalo Yasmin udah mati-matian nahan biar nggak kegeeran. Biar dia ngga salah tingkah di depan Ian.
Yasmin menghembuskan napas pelan, kemudian tersenyum getir.
"Yeah.., I wish that really happen one day." bisik Yasmin pelan banget. Kurang ajar emang Adrian yang satu ini.
Annyeonghaseyoooo yorobun...
Huaaaaahh setelah sekian hari nggak memperbarui apa-apa.., akhirnya aku mendatangkan chapter selingan ini..Huhuhu..
So sorry aku belum bisa update ceritanya.., karena lagi sibuk menyesuaikan jadwal kuliah lagi setelah dua bulan rebahan terus... :") Iya gais.. aku emang hobi banget rebahan...Hope you all enjoy chapter selingan ini ya.., Soon, aku bakal update chapter 9 :)
And.., maaf kalo chapter ini agak aneh.. soalnya ketik langsung publish... HwhwhwhwhwMasih banyak acara kepanitiaan yang belum selesai.., dan tugas kuliah menambah hectic-nya keadaan.. ueueueueu.. jadi curhat..
Udahlah.., selamat membaca.., jangan lupa ramein komennya, sama pencet bintang kecil di pojok kiri bawah ya.. :)
Nggak perlu ke langit kok ini bintangnya.. huehehehe.. :))Banyak Cinta...💙💙💙,
Blue 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong with Me [✔️] REVISI
Fiksi PenggemarA story inspired by 'You Belong With Me- Taylor Swift' AU x lokal Semi baku Short series "Can't you see that I'm the one who understand you, been here all along, so why can't you see? You belong with me" -Melisha Yasmin- BlueGiggle2020 All pictures...