22. Tabir Rahasia

2.1K 265 30
                                    

Gaes, ternyata kepanjangan kalau dibikin satu part, kaya gak tuntas endingnya. Jadi, aku bikin 23 part ya. Part depan betulan ending. Nanti aku kasih juga cerita tokoh lain kaya Kala, Ferrel bahkan Kevin.

Menurut kalian gimana dengan kisah cinta mereka?

Oya aku put OST buat part ini Reflection by Christina Aguilera (Mulan OST). Gak tau nyambung gak tapi lagunya bagus wkwk....

Happy reading ya ^^

**
Look at me
You may think you see
Who I really am
But you'll never know me
Every day
It's as if I play a part
Now I see
If I wear a mask
I can fool the world
But I cannot fool my heart

**

Melupakan luka adalah mustahil. Tapi berdamai dengan luka itu adalah keharusan. Terima kasih karena sudah menerima diri sendiri. Apa adanya.

**

"Hai... Adriana... dan Narendra."
Pria itu.. Darrel Adhitama, berdiri dengan senyum lebar yang nyaris merobek bibirnya.

"Duduk, Pak. Kebetulan kami sedang sarapan." Rendra mempersilahkan dengan sopan. Tapi belum juga Darrel mencapai meja makan, Adriana berdiri.

 Tapi belum juga Darrel mencapai meja makan, Adriana berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya nggak mau sarapan sama Anda."

"Adriana..." Darrel nampak menghembuskan napas dengan kasar. "Saya kemarin nggak bisa datang di pernikahan kamu. Sekarang, saya cuma mau mengucapkan selamat."

"Saya nggak minta."

"Saya tahu. Kamu juga nggak butuh apa-apa dari saya."

Rendra menghampiri Adriana, meminta istrinya duduk. Lagipula jika Darrel macam-macam ada dia yang bisa melindungi. Rendra sendiri tak paham sampai seburuk apa hubungan ayah tiri dan puterinya ini. Dia hanya bertemu Darrel sekali, dan terlalu picik jika dia menilai orang dalam satu kali pertemuan. Walaupun sebenarnya dia punya alasan amat kuat buat membenci Darrel, tapi dia lebih memilih berdamai dengan dirinya sendiri. Membenci orang betulan sangat melelahkan. Dia menekan amarahnya pada titik terendah, bersikap tak pernah ada hal serius yang Darrel lakukan untuk menyakitinya.

"Kita ngobrol baik-baik ya. Papa kamu-"

"Dia bukan papaku." Adriana mengucapkan dengan nada bicara paling sinis, matanya bahkan menunjuk penuh penghakiman.

"Oke." Rendra menyetujui dengan segera. Tidak ada gunanya berdebat dengan Adriana dalam situasi seperti sekarang.
"Pak Darrel mungkin ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Adriana, kamu tenang dulu, ya?"

"Narendra.. kamu nggak inget dia siapa?" Adriana berbicara dengan suara cukup keras, meyakinkan kalau Darrel bisa mendengarnya. "Dia yang buat Papa kamu dipecat secara nggak hormat. Dia biang kekacauan di keluarga kamu." Wanita itu membasahi bibirnya, menjeda. "Juga di hidupku. Aku harap kamu nggak lupa."

Catching The Throne (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang