Chapter 06 | Survey

25.3K 2.1K 67
                                    



***

HAPPY READING!

***

6. Survey

"Onti dandanlah, kan mau interview kerja," ujar Dara yang menatap Lea sedang bersiap-siap untuk berangkat ke rumah anak sahabat Anata—Kayla.

"Nggak usah cakep-cakep, lagian juga palingan anaknya tante Kayla galak," Lea yang trauma menghadapi Duda.

"Tau dari mana?"

"Nebak aja."

"Berarti su'udzon dong?"

"Nggak, udah kamu tiktokan lagi sana!"

"Dih, ngusir!"

"Iya, emang kenapa?"

"Backsound Rossa mode on," ucap Dara yang mendramatisir keadaan, "Kumenangissss.. membayangkan, betapa kejamnyaaaa dirimu atas dirikuuuu," lanjut Dara yang bernyanyi lagu yang sering di FTV.

"BERISIK DARA!"

Melihat Lea mulai ngamuk buru-buru Dara kabur sambil tertawa-tawa senang sebab dia telah membuat jengkel bibinya itu. Lea siap dengan gaun selutut berwarna emerald, sangat kontras dengan warna kulit Lea yang putih.

"Bunda, Lea berangkat, yah!" pamit Lea.

"Hati-hati!" ucap Anata sambil menyuapi Dara dan Acira. "Oh iya, kamu perhatikan baik-baik anak dan cucunya. Apalagi Anaknya tante Kayla, lihat dan perhatikan. Mana kali cocok di hatimu."

"Cie, Onti mau kencan nih, ye!" goda Dara.

"Diem tuh mulut, udah fokus aja sama tiktok!" sarkas Lea.

"Ra, lihat tuh! Onti mau ketemuan sama cowok. Semangatin Onti, tuh!" ujar Dara pada Acira.

"Semangat, Onti. cari om buat Acira yang ganteng, yah! Kayak papa dan kakek," balas Acira.

"Tuh dengerin keponakan kamu, gebet terus anaknya tante Kayla. Biarin duda, yang penting baik dan sayang sama kamu," sahut Anata.

"Ih apaan sih, Bun. Lea belum liat cowoknya, kayak udah pasti aja Lea suka orang itu."

"Yaudah Lea berangkat, dah," pamit Lea yang mencium tangan Anata lalu mengusap kepala kedua keponakannya itu.

***

Lea memencet bel rumah yang cukup besar itu. Lea menunggu pintu dibuka sambil menatap sekeliling halaman rumah yang tampak biasa saja, tidak ada bunga hanya ada pohon besar yang tampak terurus.

"Ih, kemana sih yang punya rumah! Sebel deh, budek kali, yah?!" gerutu Lea, dia kembali memencet bel berulang-ulang kali. Kalau dilihat dari garasi mobil rumah ini yang terisi oleh mobil Fortuner hitam.

"Kayak pernah lihat itu mobil."

"Ih fix ini yang punya rumah budeknya udah akut!" rutuk Lea. Dia memencet tombol bel kian brutal saking kesalnya.

"Kalau depresi mending jangan lampiaskan ke tombol bel saya, bikin rusak tau nggak?" Suara baritone yang akhir-akhir ini Lea kagumi tiba-tiba saja muncul di telinganya.

Di belakang Lea kini berdiri seorang pria dengan kaus hitam dan celana training panjang sambil menenteng sebuah kantong plastik, Pria itu menjulurkan tangannya melewati Lea untuk membuka pintu.

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang