Epilog

37.4K 1.7K 56
                                    

Epilog

Beberapa bulan kemudian..

Selang beberapa bulan seusai semeninggalnya Youra, Lea dan Aarav menikah. Lea sudah paham akan alasan Youra pergi kembali kepada Tuhan, dia juga sudah ikhlas akan hal itu dan mencoba menatap kebahagiaan keluarga barunya. Lea yang awalnya tak mau terburu-buru menikah karena masih dalam keadaan berduka akhirnya luluh karena bujukan Aleya.

Kini usia pernikahan Lea sudah masuk delapan bulan yang berarti usia kandungan Lea sudah masuk hampir delapan bulan pula.

Kok bisa secepat itu Lea hamil?

Jawabannya karena Aarav tak mau menunda kehamilan anak keduanya, dia gercep dan rajin berkonsultasi bahkan sehari setelah resepsi Aarav langsung berkonsultasi ke dokter langganan keluarganya.

Hasilnya Lea bisa hamil secepat ini dengan jarak seminggu seusai pernikahan.

"Mas Aarav," teriak Lea memanggil sang suami dengan berjalan tertatih-tatih sambil mengelus perutnya yang membuncit.

Dia sudah mencari disetiap ruangan rumah mereka. Namun, Lea tak menemukan sosok pria itu, Lea mulai kelelahan dia memilih duduk di sofa depan televisi sambil mendumel.

Tak lama Aarav muncul dengan Aleya yang berada di gendongannya sambil memakan sebuah es krim loli.

Aarav menurunkan putri sulungnya itu dan menyuruhnya duduk di sebelah Lea, dia pun juga duduk di sisi Lea yang menatap binar es krim milik Aleya.

"Aya, mom boleh icip es krimnya?" tanya Lea.

"Ndak!" tolak Aleya. Seketika wajah Lea berubah cemberut, semenjak dia hamil mood-nya mudah berubah-ubah, bahkan hanya masalah kecil saja Lea bisa menangis kejer!

Aarav terkekeh melihat perubahan wajah istrinya itu, lalu dia menyuruh Aleya pergi ke kamar dengan dalih menyuruh putrinya mengerjakan tugas sekolah.

Sekarang hanya ada Lea dan Aarav, Lea dengan wajah sebalnya beralih duduk di atas paha Aarav dan menyelinap di celah leher Aarav.

"Ada apa? Kamu tadi nyariin aku?" tanya Aarav yang peka.

"Iya, kok kamu nggak bilang kalau mau pergi sama Aya? Kok nggak ngajak aku, sih?" protes Lea.

Aarav tersenyum, dia menyelipkan poni Lea yang sempat menghalangi wajah gembul istrinya itu. Dia mencium pipi kiri Lea yang memerah karena kesal.

"Maaf, tadi aku nggak mau bangunin kamu. Soalnya kamu baru bisa tidur, semalam kamu nggak bisa tidur, 'kan?" ujar Aarav. Lea mengangguk.

"Kok bisa kebangun? Kamu laper?" tanya Aarav.

"Iya, mau makan pecel lele yang di deket rumah bunda," balas Lea.

"Yaudah aku beliin dulu," ujar Aarav yang bergegas pergi, tetapi tertahan oleh Lea yang masih berada di pangkuannya.

"Sayang turun dulu dong," pinta Aarav. Lea menggeleng.

"Terus gimana aku belinya?"

"Nggak jadi pecel Lele deh, maunya salmon asam pedas buatan Mas Aarav aja." Lea merubah keinginannya.

"Astaga, sayang itu susah banget!"

"Ck! Masa buat anak sendiri nggak mau usaha. Ayo cepet aku jadi tambah pengen!" rengek Lea.

Ya Allah cobaan hidup berat amat, batin Aarav.

***

Lea menatap Aarav yang sedang prepare masak Salmon asam pedas keinginannya di bangku depan kitchen set minimalis dengan menopang dagu.

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang