Chapter 11 | Mom (2)

23.8K 2.1K 67
                                    



***

HAPPY READING!

***

11. Mom (2)

Aarav merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan penat yang mengumpul di kepalanya. Hari ini Aarav memang tak bekerja secara fisik. Namun, untuk sementara Aarav di oper ke bagian kantor markas. Melelahkan otaknya karena sudah lama sekali Aarav tak bermain dengan otak kanannya.

Belum lagi rasa nyeri di tangannya yang tak kunjung reda, tetapi untung saja selama Kayla pergi ada yang mengurus Aleya putrinya dikala kondisinya yang kesulitan seperti ini.

Lea gadis itu baru saja memandikan Aleya dan saat ini putri tunggal Aarav ini sedang asyik memainkan puzzle pemberian teman-teman Lea yang datang berkunjung tanpa di undang. Siapa lagi kalau bukan Dewi dan Ghea. Mereka selama di sini berhasil mengobrak-abrik isi rumah Aarav, tetapi untung saja Lea dapat mengamankan kamar Aarav, kalau tidak bisa-bisa Lea di amuk!

"Duh capek amat roman-nya," cibir Lea.

"Aya mana?"

"Lagi main di kamar."

"Hm."

Lea masuk kedapur dan keluar membawa obat P3K dan segelas air infused lemon yang dia bawa dari rumah. Niatnya ingin dia simpan dan dia minum saat sudah santai mengajar Aleya. Namun, setelah melihat wajah penat Aarav membuat Lea kasihan, jadilah dia merelakan sebotol infused lemon untuk Aarav.

Nggak ada salahnya kan berbagi sama calon suami.

"Kata dokter tangan kamu udah bisa bebas dari gips, tapi masih harus di kurangi mengangkat barang berat," ujar Lea yang membuka gips tangan Aarav.

Berbeda dari awal pertama kali mereka bertemu, kali ini Aarav nampak legowo di perlakukan apapun oleh Lea. Seperti udah ikhlas dan redo kalau Lea macem-macem juga.

Lea mengolesi minyak di lengan Aarav dan mengurutnya pelan-pelan hingga ke jari-jari besar pria itu. Disela-sela itu Lea sempat membandingkan besar jarinya dengan jari Aarav.

"Jarinya gede banget, kayak bapak komplek raksasa," gumam Lea. Aarav terkekeh saking, gemasnya dia dengan sikap polos Lea, dia sampai tak sadar jika dia mengacak-acak rambut Lea selayaknya seorang kekasih pada gadisnya.

Lea jelas langsung tertegun. Dia menatap pada Aarav mengode dengan menaikan kedua alisnya pada tangan Aarav yang masih berada di sela-sela rambutnya.

"Apa?" Tanyanya. "Oh sorry." Sadarnya yang menarik kembali tangannya. Lea tertawa terbahak-bahak membuat Aarav salting.

"Ih sumpah, ya. Mukanya Mas Aarav kayak ABG lagi ketahuan abis uwu-uwuan sama pacarnya!" ucap Lea.

"Hah?"

"Eh, maksudnya ... mukanya lucu, gitu."

Suasana kembali hening.

"Lea!" panggil Aarav.

"Apa?"

"Kamu enggak ada niat buat nikah?"

"Hah?"

***

Lea masuk ke dalam kamar Aleya dengan wajah kesal. Beberapa menit lalu dia benar-benar di ajak bermain roller coaster oleh Aarav, bedanya wahananya bukan roller coaster, tetapi hati Lea!

"Bisa-bisanya dia nawarin temennya ke gue!" kesal Lea.

"Mom, kenapa?" tanya Aleya.

"Aya, emang ya papa kamu itu nyebelin dan nggak peka banget!"

"Papa malah-malah lagi?"

"Enggak, cuma ini lebih parah!"

"Apa?"

"Papa kamu—" Belum sempat Lea selesai bicara tiba-tiba saja pintu terbuka.

"Papa," panggil Aleya yang terdengar terkejut kedatangan Aarav di kamarnya. Pria itu sudah mengganti pakaiannya dengan kaos hitam dan celana jeans Levis.

"Ngapain?" ketus Lea.

"Aya, mau ke Pasar malam?" tawar Aarav.

"Mom ikut?" tanya Aleya pada Lea.

"Ya, mom ikut," sahut Aarav.

Mom? batin Lea yang kaget.

***

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang