*tentang awal yang menjadi akhir*

14 4 3
                                    

Berawal dari netra
Lalu tumbuh rasa suka
Dipertemuan kedua,
Dan aku mulai jatuh cinta

Rasa ingin memiliki
Bergejolak dalam hati
1 kali, 2 kali, 3 kali
Mata bertemu mata lalu turun kehati

Sejenak hilang dalam ingatan
Terpuruk, terpojok sendirian
Lalu, cahaya terang menyinari kegelapan
Dan kau kembali kedalam pelukan

Waktu berputar terlalu cepat
Tak sempat, untuk bertemu pada kali keempat
Rintik hujan turun dengan segan
Datang menjemput untuk kembali kepada Tuhan

******

Masih dalam suasana bahagia karena setelah lama tak berjumpa kini dapat menghabiskan waktu bersama, Nadin dan Galang menghabiskan waktu dipuncak.

"I LOVE YOU." ucap keduanya secara berbarengan lalu diakhiri dengan sedikit tawa dari keduanya.

Sejenak hening sampai Nadin membuka suara untuk menanyakan sesuatu pada Galang.

"Galang, boleh aku menanyakan sesuatu?"

"Tentu, katakanlah!" Jawab Galang.

"Apakah kamu menyayangiku?" Tanya Nadin

"Ya, aku selalu menyayangimu." Jawabnya lagi.

"Apa yang membuatmu menyayangiku?"

"Aku menyayangimu karena hatiku memilihmu untuk aku sayangi, kau tau? Tak butuh alasan untuk mencintai dan menyayangi, mencintai dan menyayangi merupakan sebuah keharusan ketika menemukan sosok yang memang pantas untuk dicintai dan disayangi, dan aku menyayangi setiap jengkal dari tubuhmu, batinmu dan aku menyayangi setiap detik dari waktumu, lalu aku menyayangi setiap jiwa yang hidup disampingmu."

"Lalu, sampai kapan kau akan menyayangiku?" Tanyanya lagi.

"Sampai besok," jawab Galang

"Kau akan menyayangiku sampai besok?"

"Ya, aku akan menyayangimu sampai besok, jika besok kamu bertanya lagi sampai kapan aku menyayangimu, akan kujawab lagi sampai besok, dan jika esoknya kamu bertanya kembali, akan ku jawab dengan jawaban yang sama, sampai tidak ada lagi hari untuk aku menjawab pertanyaanmu."

Nadin tersenyum dan memeluk Galang seraya membisikkan seuntai kata kepadanya.

"I love you, I hope you are right, I will always love you until I can no longer open my mouth to say it. Terimakasih telah lahir kedunia."

Galang membalas pelukan Nadin dengan menepuk-nepuk punggungnya.

Dibawah langit malam disaksikan ribuan bintang Galang mencium bibir Nadin dan Nadin pun membalasnya.

Waktu menunjukkan pukul 22.00, sudah saatnya mereka untuk pulang. Galangpun melajukan mobilnya untuk mengantarkan Nadin pulang kerumahnya.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai dirumah Nadin, mereka turun dari mobil dan membuka pintu rumah. Terdapat mbak Ratih tengah menunggu mereka diruang depan dengan secangkir kopi dan satu toples keripik singkong tersaji diatas meja.

"Yaampun Neng, pulang malam kok gak ngabarin mbak." Tanya mbak Ratih

"Hehe, maaf mbak. Aku lupa. Yauda mbak, mbak Ratih tidur aja udah malem!"

Nadin Putri DaniastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang