"Masih butuh jawaban juga?"Jeno mengangguk antusias menatap gadis didepannya. Yang ditatap hanya menghela napas berat.
"No," jawab gadis itu tegas.
"Kenapa?"
"Astaga, Jeno, hampir setiap hari kamu selalu nanya aku dengan pertanyaan yang sama dan jawaban aku akan selalu sama." Gadis itu menutup catatannya dan beranjak dari hadapan Jeno.
"Yura! Tunggu!" seru Jeno menyusul gadis yang bernama Yura itu, "Kapan kamu mau nerima aku? Aku ditolak terus." Jeno masih belum menyerah.
Yura menghentikan langkahnya, menatap Jeno sebal. "Kamu itu teman terbaikku dan akan selalu seperti itu. Ngerti?"
"Nggak," ujar Jeno memamerkan senyum andalannya, sepasang matanya menyipit membentuk bulan sabit, meraih tangan kanan Yura dan menggengamnya lembut.
Yura membiarkan Jeno menggandeng tangannya. Tidak peduli semua mata menatap Jeno yang sudah terkenal sekali mengejar cinta Yura tanpa menyerah. Di lingkungan kampus sudah sangat terkenal Jeno begitu memuja Yura, teman sekelasnya yang tidak pernah mau menerima cintanya. Semua orang tahu bagaimana Jeno tidak ingin jauh dari Yura. Jeno selalu ada untuk Yura, begitupun Yura selalu ada untuk Jeno. Tapi, tetap... Yura tidak ingin lebih dari sekedar teman. Yura punya alasan sendiri yang tidak pernah dijelaskan pada Jeno.
"Jeno!" panggil seseorang dari arah belakang Yura.
Jeno melihat beberapa teman sekelasnya menghampirinya. Jeno bukan orang yang memiliki banyak teman di kampus, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan Yura. Oleh karena itu, Jeno heran melihat beberapa teman sekelasnya memanggilnya.
"Ngg... lagi sama Yura, ya?" tanya salah satu diantara teman sekelas Jeno.
Jeno hanya tersenyum sambil melirik Yura yang ada disebelahnya, "Ada apa?"
"Ini jatuh tadi didepan pintu kelas," ujar Mark, kalau Jeno tidak salah ingat namanya, menyerahkan gantungan yang berbentuk sekumpulan bintang, dilengkapi huruf J dan A.
"Ini punya kamu, kan?" tanya Jeno pada Yura yang langsung mengambil gantungan itu.
"Oke deh, kita balik duluan ya," sela Mark pamit. Jeno pun mengangguk dan mengucapkan terimakasih.
"Huruf J dan A itu singkatan dari apa?" selidik Jeno melihat Yura sedang mengaitkan gantungan tadi di ranselnya.
Sebenarnya sudah lama Jeno penasaran dengan gantungan tas kesayangan Yura itu. Hanya saja ia selalu lupa menanyakannya, dirinya terlalu sibuk melakukan seribu satu cara menjadikan Yura kekasihnya.
"Masa kamu nggak tau dua huruf ini singkatan dari apa?"
Jeno menggeleng.
"Huruf J dan A ini singkatan dari Jeno-nya Aku," jelas Yura yang membuat kening Jeno berkerut kebingungan.
"Ih, masa nggak ngerti? Jeno-nya Aku artinya Jeno-nya Yura."
"Pfft! Astaga, Yura." Jeno tertawa sambill mengacak-acak rambut Yura, "Kamu nggak usah ikut gombal, cukup aku aja."
Yura menggembungkan pipinya protes Jeno mengacak rambut sepundaknya dan diledek gombal pula.
"Jadi, jawaban jujurnya apa?" Jeno yang masih menahan tawanya ternyata masih penasaran dengan arti sebenarnya dari huruf J dan A.